“Hyung! Gue keluar bentar ya, cari angin!” teriak Jisung yang sudah bersiap-siap menggunakan jaket tebal miliknya. Changbin yang merasa di pamiti pun menoleh cepat saat pemuda itu sedang asyik menonton drama yng di tampilkan di tv sambil memakan cemilan.
“Mau kemana? Di luar dingin lho!”
“Sungai Han,” Changbin hanya mengangguk dan kembali fokus pada drama nya karena percuma melarang Jisung jika pemuda itu pada akhirnya akan tetap pergi.
Jisung menggunakan sepeda untuk menuju ke Sungai yang menurutnya banyak kenangan bersama Chaeyeon itu. Entahlah, kenapa hari ini ia ingin sekali melihat sungai itu padahal ia sehabis pulang dari latihan dan harusnya ikut istirahat bersama Changbin.
Udara dingin menyelimuti dirinya, maklum masih musim dingin jadi tak heran jika udara begitu dingin. Jisung mengayuh sepedanya, ia tak lupa menggunakan masker dan tudung kepala agar tak di kenali para fans nya.
Ia ingin sendirian dulu, memikirkan bagaimana ia bisa menemukan gadis yang begitu ia cintai. Kalian boleh menggatakan jika Jisung adalah sosok yang bucin dan tak bisa mengikhlaskan, namun bagi Jisung ... Chaeyeon adalah gadis satu-satunya di dunia ini. Tak ada yang lain yang bisa menggantikan Chaeyeon di posisi hati Jisung.
“Hosh ... hosh ...” terenggah-enggah karena sudah lama sekali Jisung tak mengayuh sepeda miliknya ini. Jisung menyenderkan sepedanya tepat di pinggir penghalang. Ia mulai berjalan dan menatap lurus sungai Han yang begitu luas serta panjang.
“AAAAAAAAAA!!!!” teriak Jisung begitu lepas, ia harap ia dapat lega dan rasa rindunya selama ini pada Chaeyeon bisa berkurang.
“H-han Jisung?” Jisung menoleh cepat ke asal suara yang ia rindukan beberapa tahun ini. Jisung tersnyum tipis, “Lagi-lagi aku merindukan mu sampai halu kamu ada di depanku, Yeon.”
Chaeyeon menggeleng kukuh, ia terlihat menangis tanpa terisak. Air mata yang jatuh tanpa di minta, tapi tubuh nya tak bisa bergerak padahal ia ingin memeluk pemuda di hadapannya ini. Jisung menghela nafas pendek, menunduk sebentar lalu menatap Chaeyeon yang ia kira bayangannya sendiri.
“Terimakasih sudah datang, tapi bukannya mengobati rasa rinduku ... kamu menambah aku merindukan Chaeyeon yang asli, sampai jumpa.” Jisung berbalik dan hendak menggambil sepedanya.
“HAN JISUNG! NEOMU BOGOSHIPO!” jeritan Chaeyeon membuat Jisung terteguh dan berbalik cepat.
“Ini aku, Lee Chaeyeon. Kamu kira siapa? Hiks ...” Chaeyeon menangis, terisak sampai dadanya terasa sesak. Iya, Lee Chaeyeon juga merindukannya. Jadi, selama ini mereka tak merindu sendiri.
***
Brak!
“Ugh! Capek!” keluh Chaeryong sambil menghempaskan dirinya di kasur. Mereka telah tiba di rumah baru mereka, karena rumah lama telah di jual jadi keluarga Lee memutuskan untuk membeli rumah baru.
Chaeyeon juga sudah masuk kamarnya sendiri, cukup rapi karena pemiliknya untungnya orang yang menyukai kebersihan. Chaeyeon tak langsung menata pakaiannya yang ada di koper untuk di pindahkan ke lemari.
Gadis itu juga rebahan dahulu, ia menatap langit-langit kamar nya sendiri. “Kak! Kamar kita sebelahan lagi lho!” ujar Chaeryong yang tiba-tiba muncul di ambang pintu. Gadis manis itu masuk ke dalam dan ikut rebahan bersama sang kakak.
“Udah di tata barang-barangnya?” tanya Chaeyeon.
“Belum, nanti aja masih capek,” Chaeyeon bangkit dan mendekat ke jendela kamarnya.
Sraak
Suara tirai yang terbuka oleh Chaeyeon, cahaya masuk kedalam dan Chaeyeon baru menyadari bahwa sekitar 50 meter dari rumah yang mereka tinggali di depan sana ada sungai Han yang membentang luas.
Chaeyeon mengigit bibir bawahnya, cemas dan gelisah, itu yang ia rasakan tapi ia juga ingin ke Sungai Han saat ini. Gadis itu berbaik dan membuka koper dengan tak sabar, lalu mencari coat coklat panjang lantas mengenakannya.
“Mau kemana kak? Kan kita baru sampai!” tanya Chaeryong yang gelagapan.
“A...kakak pengen cari udara segar, nanti balik cepet kok. Tolong bilangin eomma ya,” kata Chaeyeon yang kemudian pergi begitu saja sambil memencet beberapa digit nomor ponsel untuk memesan taxi.
“Tapi kan ... kak di luar dingin!” perkataan Chaeryong tak di gubris, percuma. Chaeyeon gadis keras kepala dan ia sudah pergi naik taxi sekarang. Chaeryong bingung harus bagaimana, ia segera mengambil handphone dan menghubungi Yoshi.
“Halo kak!”
***
Chaeyeon segera memberikan uang untuk membayar taxi yang ia tumpangi tadi, lantas keluar dari taxi di sambut dengan udara dingin menusuk kuliat. Chaeyeon merapatkan coat coklat miliknya dan untung lah ia tak lupa membawa syal tebal hingga menutupi sebagian wajahnya.
Setiap bernafas, kepulan asap putih itu terlihat di sekitar wajahnya. Terlihat sekali jika udara begitu dingin, Chaeyeon juga memasukkan tangannya ke dalam saku coat. Ia berjalan-jalan di sekitar sungai Han.
Tersenyum tipis meski bibirnya sekarang ini tak terlihat akibat ketutupan syal. Ia mengingat kembali masa-masa dulu, ada kalanya ia merasa senang dan membuat hatinya menghangat tapi kala ada ingatan buruk yang melintas, dada Chaeyeon langsung sesak dan nafasnya memburu. Ia merasa sakit.
“AAAAAAA”
Teriakan itu membuat Chaeyeon menoleh cepat, dengan langkah yang tertatih-tatih namun Chaeyeon berusaha untuk tetap tegap ia mendekat pada sosok pemuda yang baru saja berteriak.
Siapa sangka jika pemuda itu adalah Han Jisung? Mata Chaeyeon langsung berkaca-kaca, ia tak akan pernah menyangka jika di pertemukan di tempat ini.
“H-han Jisung?” lirihnya pelan. Jisung meoleh cepat. Terlihat Jisung tersenyum tipis padanya, “Lagi-lagi aku merindukan mu sampai halu kamu ada di depanku, Yeon.”
Chaeyeon menggeleng kukuh. Air mata yang jatuh tanpa di minta, tapi tubuh nya tak bisa bergerak padahal ia ingin memeluk pemuda di hadapannya ini. Jisung menghela nafas pendek, menunduk sebentar lalu menatap Chaeyeon.
“Terimakasih sudah datang, tapi bukannya mengobati rasa rinduku ... kamu menambah aku merindukan Chaeyeon yang asli, sampai jumpa.” Jisung berbalik dan hendak menggambil sepedanya.
“HAN JISUNG! NEOMU BOGOSHIPO!” jerit Chaeyeon membuat Jisung terteguh dan berbalik cepat.
“Ini aku, Lee Chaeyeon. Kamu kira siapa? Hiks ...” Chaeyeon menangis, terisak sampai dadanya terasa sesak. Iya, Lee Chaeyeon juga merindukannya. Jadi, selama ini mereka tak merindu sendiri.
Jisung langsung menghampiri gadis itu, memeluk nya erat seakan tak ingin kehilangan, kalian boleh mengatakan Jisung cengeng karena sekarang ia tengah menangis seperti anak kecil sambil mendekap tubuh Chaeyeon erat, “Ini gak mimpi kan?” katanya sambil terisak pelan.
Chaeyeon tak mampu berkata-kata lagi, ia hanya menjawab dengan gelengan. Sementara itu, di radius 10 meter dari mereka berpelukan ada Yoshi dan Chaeryong yang tengah memperhatikan keduanya.
Yoshi mengepalkan tangannya kuat-kuat, “Kak...” panggil Chaeryong pelan, namun Yoshi memilih untuk berbalik dan pergi. ketara sekali jika hati pemuda itu sedang kecewa dan tentu saja ia cemburu, namun entah mengapa ia merasa tak punya hak untuk memisahkan pelukan sepasang insan yang tengah di landa kerinduan berat.
***
Hueeeeee maaf baru update (༎ຶ ෴ ༎ຶ)
Tiba-tiba gak mood nulis sama ide ilang entah kemana ಥ_ಥ
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Leave Me Again! • Han Ft. Chaeyeon [✓]
FanfictionJangan pergi lagi dan membuat hati ini terasa kosong kembali. disarankan baca dulu Close - 한 지성🐿️ ft. 이채연🕊️