✨1✨

287 78 74
                                    

✨ Selamat Membaca✨

"Ciaa... Tungguin gue." Teriak Beby.

Cia yang merasa namanya terpanggil menengok kebelakang dan mendapati Beby yang berlari mendekati nya.
"Beby, kenapa Lo lari-larian dah?" Bingung Cia.

"Itu..hah..apa ituu..hah, bentar bentar" Ucap Beby dengan nafas terengah-engah.

"Nafas dulu beb. Ayo tarik nafasnya buu dan ya, ya, sedikit lagi jangan dibuang nafasnya bu, pertahankan saja karena mempertahankan lebih sulit daripada mendapatkan." Dramatis Cia.

Tanpa sadar Beby mengikuti arahan dari Cia. "Hah... Dasar oon mati gue kalo harus tahan nafas." Kesal Beby dengan nafas yang masih terengah-engah.

"Emang kenapa sih lo masih pagi udah lari-larian. Dikejar setan ya Lo?"

"Iya bener Ci, Lo cenayang ya?"

"Haha.. iya gue titisan cenayang." Bangga Cia. Mereka pun tertawa.

"Eh, bener deh beb Lo kenapa lari-larian?" Tanya Cia, dia masih heran kenapa Beby harus berlari di pagi hari seperti ini?

"Si Ubed ngejar gue." Jelas Beby.

"Lah, kenapa tuh bocah?"

"Biasalah dia kan nge-fans sama gue." Sombong Beby. Mereka kembali tertawa.

Beby Amalia, si gadis sederhana dengan wajah yang amat cantik dan otak yang cerdas membuatnya terkenal di SMA Harapan, gadis itu sangat menyukai musik. Dan jangan lupakan sahabat Beby dari jabang bayi katanya sih gitu, Cia Antika gadis cantik dan pengertian tentunya dan sedikit cerewet. Cia mengetahui semua rahasia tentang Beby dan Cia lah yang selalu ada untuk Beby. Di mana pun ada Beby sudah di pastikan ada Cia di sana.

"Beby, Cia." Panggil seseorang.

"Eh Lo del?"

"Iya gue Adel siapa lagi coba?" Seseorang itu adalah Adelia, teman Beby dan Cia ketika mereka bertemu semasa MOS dan akhirnya menjalin pertemanan.

"Gue kira titisan roh jahat." Ejek Beby.

"Anjir ya Lo beb." Cia dan Beby tertawa tak habis-habisnya, sedangkan Adel mendengus kesal.

"Udahlah, ke kelas yuk." Ajak Beby mengakhiri tawanya.

"Hayukkk." Balas serempak.

~~~~~~

"Assalamualaikum eperbadeh." Teriak Beby membuat penghuni kelas terlonjak kaget.

"Waalaikumsalam." Jawab penghuni kelas serempak.

"Biasa aja kali beb." Kesal Asep. Teman sekelas Beby.

"Yudah sih sensian amat lo Maemunah, lagi Pms ya Lo?" Tanya Beby ngawur. Asep hanya memutar bola matanya malas dan melanjutkan aktivitasnya yang tak lain bermain game.

"Beb, duduk di mana nih?" Tanya Cia bingung memilih bangku mana yang akan dia tempati.

"Tuh di situ aja deh, di paling pojok." Jawab Beby dengan menunjuk arah bangku paling pojok sebelah kanan.

"Eh tunggu dulu, terus gue di mana beb, Ci?" Tanya Adel. Mereka sampai lupa kalau ada Adel di antara mereka, dasar teman laknat.

"Eh iya, gue lupa sama Lo del." Tawa Beby dan Cia.

"Lo duduk di depan gue sama Cia aja atau sama si Maemunah tuh."

"Dih ogah gue duduk sama si Asep, gue di depan Lo aja deh." Putus Adel.

"Gue juga ogah kali kalo harus duduk sama Lo." Sambar Asep yang masih pokus dengan gamenya itu.

Merekapun duduk ditempat masing-masing. "Eh kalian tau nggak?" Tanya Adel memutar kursi yang dia duduki menghadap Beby dan Cia.

MR.SBKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang