Malvaras-14

3.2K 343 140
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca ❤

***

Ara tak bisa menyembunyikan rasa malunya. Bagaimana bisa semalam dia menunjukan sisi lainnya kepada Alvin. Mungkin, kini Alvin menganggapnya sebagai gadis aneh—pikirnya.

Jam sudah menunjukan pukul enam pagi, namun Ara belum bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Ara masih mencari buku-bukunya, terutama buku tugasnya. Mungkin ini semua karna ulahnya semalam, membuat semua buku-bukunya berserakan dimana-mana.

Baru saja Ara senang saat melihat buku tugasnya ketemu, senyum gadis itu mendadak hilang saat mendapati coretan-coretan pada semua tugasnya. Hingga tulisan disana tak terlihat lagi. Ara sudah mempersiapkan tugas itu dari dua minggu yang lalu, dan kini tugasnya hancur begitu saja.

"Alvin!"

Alvin yang namanya dipanggil langsung masuk kedalam kamar Ara. Sebenarnya, Alvin sudah berada di depan kamar gadis itu sejak sepuluh menit yang lalu. Hanya saja, Alvin tidak memilih masuk karena tidak ingin membuat Ara tidak nyaman.

"Apa?"

"Buku aku kenapa banyak coretannya gini? Kamu ya yang coret-coret?"

Tuduhan yang sangat konyol. Mana mungkin, Alvin kurang kerjaan merusak buku Ara.

"Bukan," jawab Alvin.

"Ya terus siapa? Dirumah ini kan cuma ada aku sama kamu doang. Ga mungkin dong aku rusakin buku aku sendiri."

"Mungkin,"

Pikiran Ara kembali berputar. Alvin benar, mungkin saja ini karena ulahnya. Bukan mungkin lagi, melainkan sudah pasti.

Sebenarnya, kemarin saat Ara menjadi sisi lainnya—gadis itu bermain dengan barang-barangnya sendiri. Bukan hanya bermain, namun merusak juga. Termasuk mencoret-coret tugasnya sendiri.

Ara langsung terkulai lemas ditempat duduknya. Bukan karnya shock dengan perilakunya, melainkan khawatir dengan tugas yang harus dia kumpulkan hari ini. Tugas fisika itu sangat sulit, butuh waktu berhari-hari untuk Ara menyelesaikannya. Apalagi setiap siswa mendapatkan soal yang berbeda-beda, membuat Ara tidak bisa mengcopy-paste jawaban milik temannya.

"Udah jam segini mana mungkin ngerjain ulang. Tapi kalau ga ngumpulin bakal kena hukuman," ucap Ara yang terlihat frustasi.

"Kamu mandi dulu aja, biar aku yang ngerjain tugas kamu. Jadi, kamu nanti tinggal nyalin."

Ara mendongak dengan mata berbinar. Meskipun Ara masih sebal dengan mantan pacarnya ini. Tapi, jika mendapat tawaran menyenangkan seperti ini—mana mungkin Ara tolak. Apalagi Alvin adalah siswa yang berprestasi. Mengerjakan soal seperti ini saja hanya butuh hitungan menit langsung selesai.

"Beneran?"

Alvin mengangguk.

Ara langsung menyambar handuk dan berlari ke kamar manding. Sedangkan Alvin, menarik kursi untuk duduk mengerjakan tugas Ara. Untung saja hanya jawabannya yang tercoret-coret, sedangkan soalnya masih bisa terbaca.

Dan benar, hanya dalam hitungan menit, Alvin selesai mengerjakan soal tersebut. Berbeda sekali dengan Ara yang memerlukan waktu berhari-hari.

Beberapa menit kemudian Ara keluar dari kamar mandi. Dengan kaos putih dan celana training hitam.

"Udah selesai?"

Alvin menggangguk, "tinggal kamu salin. Aku kebawah dulu, buatin sarapan."

"Gak us—"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MalvarasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang