Malvaras-01

17.2K 799 51
                                    

Tolong baca author note untuk menentukan kelanjutan dari cerita ini ❤

***

Sampai detik ini, Ara masih tak menyangka jika dirinya berstatus sebagai kekasih Alvin. Laki-laki yang dikagumi oleh semua siswi disini. Bagi Ara, menjadi kekasih Alvin adalah kebahagiaan. Kehadiran laki-laki itu mampu merubah hidup Ara. Meskipun Ara tau, sikap Alvin tidak seperti kekasih pada umumnya.

Kini adalah tahun ke dua dimana mereka berpacaran. Ara masih ingat betul saat Alvin memintanya sebagai kekasih. Hanya dengan kalimat aku mau kamu jadi pacar aku, ga ada penolakan. Hal itu membuat Ara mulai detik itu resmi menjadi kekasih Alvin.

Semenjak dirinya menjadi kekasih dari seorang Gafaro Malvin Rafardan, Ara menjadi bahan perbincangan disekolahnya. Meskipun Ara adalah gadis yang cantik dan cerdas, awalnya jarang orang yang mengenalnya. Namun, saat dirinya manjadi kekasih Alvin namanya kian melejit. Tak sedikit yang mendukung hubungan mereka, karena bagi mereka Ara pantas untuk bersanding dengan Alvin. Tapi, banyak juga yang tidak menyukai hubungan mereka, karena iri dengam posisi Ara. Siapa yang tak ingin menjalin hubungan dengan anak seorang pemilik sekolah.

Ara berjalan menelusuri koridor sambil membawa kotak makan yang akan dia berikan kepada Alvin. Ini sudah menjadi rutinitas Ara semenjak menjadi kekasih Alvin. Meskipun Alvin kadang menerima dengan perlakuan buruk hingga menolak, hal itu tak membuat Ara berhenti membuatkan makanan untuk Alvin.

Saat Ara sampai di depan ruang OSIS, Ara bertemu dengan Kezio. Kezio adalah satu-satunya teman Alvin yang sekaligus menyandang sebagai saudara Alvin. Alvin memang tak memiliki banyak teman, karena memang Alvin tidak suka berhubungan dengan banyak orang.

"Aduh, Ra. Lo ngapain sih kesini? Kan Alvin udah bilang dia ga mau di ganggu."

"Kasihan Alvin belum makan. Zio minggir deh mending!" Ara mencoba menyingkarkan tubuh Zio yang menghadang pintu masuk, tapi sayang Ara tidak berhasil.

"Gue aja tadi masuk kena semprot, apalagi lo!"

"Zio berisik. Minggir, aku mau masuk!" Ara memukuli lengan Zio secara bertubi-tubi dengan sebelah tangannya. Karena tangan yang satunya membawa kotak makan.

Zio menghela nafasnya kasar. Ara memang keras kepala, persis seperti Alvin. Akhirnya, Zio memilih menyerah. Dia menggeser tubuhnya untuk memberi Ara jalan.

"Tapi kalo ada apa-apa gue ga tanggung jawab ya."

"Iya, Zio."

Setelah mendapatkan jalan, Ara segera masuk kedalam ruang OSIS. Disana Ara melihat Alvin yang sibuk dengan buku-buku di hadapannya.

Saat tau jika ada kehadiran seseorang, aktivitas Alvin terhenti. Kepalanya mendongak, matanya tepat menatap mata Ara.

"Kamu ngapain sih ke sini?!"

Ara terlonjak mendapat bentakan dari Alvin. Namun sedetik kemudian dia kembali tersenyum. Sudah biasa Ara menerima perlakuan seperti ini dari Alvin.

"Aku cuma mau kasih makanan buat kamu. Kamu belum sarapan kan dari pagi?"

"Kan aku udah bilang, untuk hari ini jangan ganggu aku! Kenapa kamu malah kesini?!"

Ara menghampiri Alvin, kemudian menarik kursi untuk duduk di samping laki-laki itu.

"Aku cuma mau kamu makan."

Ara membuka kotak makan yang di buatnya. Kemudian menyendokan makanan tersebut dan menyuapkannya kepada Alvin.

"Aku ga laper!"

"Paling ga kamu makan sesuap aja, aku udah bikinnya susah-susah loh."

"Emangnya aku minta?!"

MalvarasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang