Malvaras-12

3.1K 390 51
                                    

Yuk, vote dulu sebelum membaca ❤

Jangan jadi sider ya, hargai karya penulis.

***

Akibat dari pindahan yang begitu mendadak, Ara harus kembali kerumahnya untuk mengambil barang-barang penting yang tertinggal. Ara tak mengerti, apa yang telah di pikirkan kedua orang tuanya. Tega-teganya mereka menjebak Ara dengan laki-laki seperti Alvin.

Apalagi saat ini sikap Alvin mendadak berubah. Laki-laki itu menjadi lebih manis kepadanya. Entah Alvin menyesal atau apa, Ara tidak tau. Mungkin Alvin sedang ada pada siklus dimana penyesalan datang saat orang yang kita sayang pergi. Ara tidak peduli, egonya masih terluka. Tak bisa Ara pungkiri, Ara menyukai sikap manis Alvin. Tapi, untuk membuka hatinya lagi, Ara belum bisa.

Ara mengemasi barang-barangnya dan hendak keluar. Bersamaan dengan itu, terdengar suara yang memanggil namanya.

"Ara! Kamu ada di dalam kan? Ara, buka pintunya!"

Tubuh Ara menegang, meskipun sudah lama tidak bertemu Ara tidak pernah lupa dengan suara itu.

Ara melangkahkan kakinya untuk mengintip lewat jendela. Dan benar, wanita itu ada di depan rumahnya. Tubuh merosot, Ara tidak ingin bertemu dengan wanita itu. Ara menutup telinganya saat suara wanita itu terus terdengar di telinganya. Air mata Ara meluruh. Ara ketakutan.

Ara harus meminta bantuan. Ara harus menyelamatkan hidupnya sendiri.

Ara mengambil ponselnya. Dihubunginya salah satu nomor yang tertera disana.

"Hallo."

"Kesini sekarang, Alvin!"

"Kamu kenapa?"

"Cepetan!"

Ara memutuskan sambungan teleponnya. Ara kembali terisak. Suara wanita itu tidak lagi terdengar. Mungkin dia mengira Ara tidak ada disini. Tapi, itu tak membuat rasa takut Ara berkurang. Ara kembali mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu. Dimana wanita itu melukai fisik dan mentalnya.

***

Kini Alvin sudah tiba dirumah Ara. Pintu rumahnya terkunci. Jadi, Alvin terpaksa mendobraknya. Alvin tidak ingin terjadi apa-apa kepada gadis itu. Alvin masih mengingat dengan jelas saat Ara menelfonnya sambil menangis. Pasti, ada hal besar yang menimpa gadis itu.

Alvin melihat kondisi rumah Ara yang sangat kacau. Barang-barang berserakan, dan beberapa vas bunga pecah.

Alvin mengedarkan pandangannya. Matanya tertuju pada gadis yang meringkuk di bawah meja.

"Ara.." Alvin menepuk pelan punggung Ara dari belakang.

"Kakak siapa?" Tanya gadis itu dengan tatapan polosnya.

Alvin menaikan sebelah alisnya. Dia tak mengerti dengan maksud Ara. Untuk apa Ara pura-pura tidak mengenalnya dan kakak-kenapa Ara memanggilnya seperti itu?

"Jangan main-main, Ara."

Alvin merasa di permainnya. Tidak lucu jika Ara membohonginya seperti ini.

"Kenapa Kakak tau nama aku? Kakak mau bantuin aku lepas dari Ibu?

"Ibu?"

Ara mengangguk, "tadi Ibu kesini. Ara takut, Kak. Makanya Ara sembunyi dibawah meja."

Alvin terdiam. Ara tidak sedang beracting. Alvin mulai menebak-nebak. Tapi dia juga tidak yakin dengan apa yang ada di otaknya sekarang.

"Kalau boleh tau, berapa umur kamu?"

MalvarasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang