Malvaras-04

9.3K 709 94
                                    

Ternyata putus dari Alvin tidak semudah yang Ara bayangkan. Sudah dua jam Ara menyandang status singel, dan sudah dua jam pula Ara menangisi laki-laki itu. Untungnya hari ini mata pelajaran pertama kosong, jasi Ara bisa meluapkan tangisnya di kantin bersama kedua orang temannya.

Untungnya tak banyak orang di kantin, karena memang ini belum waktunya jam istirahat. Mereka juga memilih tempat di pojokan, agar Ara tidak terlalu terlihat menangis.

"Udah dong, Ra. Jangan nangis terus."

Tsana mengusap punggung Ara, untuk menenangkan sahabatnya itu. Ara sudah menceritakan semuanya, Tsana paham betapa sakitnya hati Ara selama ini.

"Iya, Ara jangan nangis terus. Emang Ara anak kecil apa nangis terus."

"Zela diem! Berisik!"

Zela mengerucutkan bibirnya. Kenapa sih dia salah mulu, padahal kan pekataannya bener. Masa udah SMA masih nangis aja.

"Btw, Ara kenapa sih nangis kayak gini?"

Ara mendongak, kini tangisnya sudah terhenti. Ara menatap lurus kearah Zela. Mimpi apa Ara punya sahabat kayak gini.

Tidak hanya Ara, kini Tsana juga mengalihkan pandangannya kepada Zela. Tsana menatap tajam kearah Zela.

"Jadi dari tadi kamu ga tau Ara nangis kenapa?" Tsana memicingkan matanya.

Zela menggeleng polos.

"Ara putus sama Alvin!"

"What?! Putus?!"

"Zelaaa, aku kan tadi udah cerita sama kamu. Emangnya kamu ga dengerin?"

"Dengerin kok, tapi gak paham."

Ara mencebik, namun kemudian tersenyum. Bukannya jengkel, Ara malah terasa terhibur dengan sifat lola Zela. Berbeda dengan Tsana yang ingin memakan Zela hidup-hidup.

Zela kalo lola emang ga tau waktu.

Ara menatap kedua sahabatnya secara bergantian. Mereka orang-orang yang selalu ada sisinya saat dirinya bersedih. Ara mengusap bekas air matanya dengan punggung tangannya. Sudah cukup dirinya menangis untuk saat ini. Tidak tau kalau nanti.

"Gitu dong, Ra. Jangan nangis lagi." Ucap Tsana.

"Pasti ini gara-gara Zela kan?"

Ara mengangguk, menanggapi ucapan Zela.

"Sekarang Ara makan ya, tadi Zela sama Tsana udah pesenin bakso loh."

Ara melihat ketiga mangkuk bakso yang masih utuh ada di hadapannya. Ternyata tadi kedua sahabatnya belum memakan bakso yang mereka pesan. Ini pasti terlalu sibuk menemaninya.

"Makasih ya, kalian udah baik banget sama aku."

"Sama-sama Ara." Ucap Zela dan Tsana serempak.

Mereka bertiga berpelukan. Rasanya Ara sangat bersyukur memiliki sahabat seperti mereka.

Saat mereka sedang memakan makanannya, pandangan mereka tertuju kepada laki-laki yang kini berjalan menghampiri mereka.

Tsana memutar bola matanya malas. Benar-benar merusak mood makan.

"Selamat pagi wanita-wanita Bumi."

Ara mengehala nafas lega. Setidaknya Zio kemari tidak bersama dengan Alvin. Sebenarnya Ara tidak terganggu dengan kehadiran Zio. Tapi, sepertinya Tsana yang lebih terganggu.

"Pagi, Zio." Hanya Zela lah yang menjawab ucapan Zio.

"Zela cantik banget sih hari ini. Mirip banget kayak jodoh gue."

MalvarasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang