05. Night Changes

132 25 12
                                    

Sudah seminggu sejak terakhir kali aku berurusan dengan Rendra juga Kayla. Aku sudah tidak pernah lagi bertemu mereka.

Aku menolak untuk menjemput Aya. Aku menghindar dari kantin di kantor karena takut akan ada Rendra disana yang tengah menyesap tehnya. Menjadi sering terkejut ketika ada panggilan dan pengumuman karena takut akan kembali dipanggil ke ruangan pak Wiryawan. Seperti kemarin.

Seharusnya, hidupku menjadi tenang tapi ternyata hatiku menjadi gundah dan pikiranku sering memikirkan hal - hal tentang apa yang sedang dilakukan oleh Kayla dan Rendra sekarang ini.

Aku berusaha untuk menyibukkan diri tetapi pikiranku sibuk dengan Kayla dan Rendra. Kurang dari 2 hari berurusan dengan mereka sudah bisa membuatku jadi terus - terusan kepikiran.

Harusnya aku tidak begini. Aku tidak mau berada di dalam kehidupan Rendra lebih jauh lagi. Tapi, wajah teduh Kayla saat tidur di pangkuanku kemarin membuatku ingin bertemu gadis kecil itu lagi.

Jam pulang sudah lewat 5 menit yang lalu. Kini, waktu sudah menunjukkan jam 19.05. Pekerjaanku hari ini memang agak banyak dan mengharuskan aku untuk berada lebih lama di kantor.

Aku membereskan barang - barangku dan pulang ke kontrakan dengan menggunakan bis. Menyenangkan rasanya bisa menggunakan kendaraan umum. Yah, walaupun harus berdesak - desakan dengan manusia lain yang penuh keringat dan mengumpat tak jelas.

Sesampainya di kontrakan, aku langsung membersihkan badan dan memasak makan malam untuk diriku sendiri.

Ayam yang sudah aku bumbui dan disimpan di kulkas, aku keluarkan dan langsung aku goreng hingga garing. Sayur sop ala - ala dan sambel terasi sachet.

Mungkin inilah yang menyebabkan aku belum menikah hingga saat ini. Kemampuan memasakku sangat standar. Tapi, setidaknya aku bisa memasak masakan rumahan untuk suamiku nanti.

Setelah makan, tidak banyak yang aku lakukan. Aku langsung masuk ke kamar dan berselancar di media sosial. Mengamati kehidupan teman - temanku yang sebagian besar sudah berkeluarga bahkan ada yang sudah menambah momongan.

Daripada membandingkan hidup sendiri dengan orang lain aku memutuskan untuk tidur saat waktu sudah menunjukkan jam 22.35. Waktu yang pas untuk bergumul di kasurku dan pergi ke alam mimpi.

---

Aku terbangun dengan bermandikan keringat. Rasanya dunia bergoncang hebat. Aku mengerjab beberapa kali untuk menormalkan pandanganku. Aku bermimpi buruk.

Di mimpiku, terekam jelas bahwa terjadi kecelakaan mobil yang menimpa Rendra dan Kayla. Teriakan Kayla yang memanggil 'Papa' dan 'Mama' bahkan sampai terdengar oleh telingaku dan memacu cepat detak jantungku.

Aku melihat jam di hpku dan waktu telah menunjukkan jam 1 malam. Tak lama, aku mendengar suara mobil yang sepertinya berhenti tepat di depan kontrakanku.

Aku mengintip dari jendela kamarku yang langsung mengarah ke teras. Sayangnya, kontrakanku ini dipasang pagar keliling sehingga menghalangi pandanganku untuk melihat mobil siapa yang sebenarnya berhenti tengah malam begini.

Seseorang membuka pagar dengan tidak sabaran. Aku terkejut karena ternyata Rendra masuk ke pekarangan rumahku dengan setelan piyama dan jubah tidurnya ditambah sandal olahraga berwarna hitam dengan logo terkenal yang mulai terlihat kala tersorot oleh lampu di terasku.

Tok..tok..tok

Aku bergegas meraih jubah tidurku untuk menutupi gaun malam tipis tanpa lengan yang aku kenakan dan membuka pintu depan.

"Ayna, tolong saya!"

Aku melihat Rendra sangat panik bahkan seperti orang sedang ditagih hutang atau malah dikejar anjing?

𝑼𝒏𝒆𝒙𝒑𝒆𝒄𝒕𝒆𝒅 𝑪𝒉𝒂𝒏𝒈𝒆𝒔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang