07. Kak Serena

187 29 12
                                    

Aku sudah selesai mandi dan mengganti bajuku dengan baju pemberian kak Serena, kakaknya Rendra.

Untuk kedua kalinya, aku memakai dress tanpa lengan dengan tali kecil. Motif bunga - bunga mendominasi dress ini namun kesan yang dibawa lebih gelap dan tidak seterang dress yang pernah aku pakai.

Sepertinya, dress itu memang milik kak Serena jika dilihat dari selera berpakaian kak Serena dan pakaian yang dia berikan padaku.

Aku sedang berbincang dengan kak Serena di ruang tv. Kayla sedang pergi ke luar bersama Rendra untuk membeli es krim dan makan siang untuk dimakan bersama.

"Jadi? Gimana sama Rendra?"

"Rendra? Emang kenapa kak?"

"Itu anak tuh lempeng banget hidupnya. Kerja sama Kayla doang yang diurusin. Makanya, pas gue tau dia ada deket sama cewek. Gue kaget lah tapi gue dukung banget sih. Dia itu adek gue satu - satunya mana hidupnya berat banget lagi. Jadi, apapun yang dia lakuin gue akan selalu jadi pendukung nomor satunya dia."

Tentang hidup Rendra yang berat, aku rasa belum waktunya untuk bertanya lebih lanjut pada kak Serena.

"Emang Rendra ada deket sama cewek?"

"Lo lah, Ayna sayang. Ada sih cewek lain. Temen kecilnya dia namanya Lena. Lena itu sekarang jadi kaya traveller gitu sering jalan - jalan. Iya jalan - jalan sambil kerja sih kayaknya. Cuma keluarga gue ngga terlalu suka sama dia. Gue ya so - so lah, suka ngga suka. Soalnya, gaya hidupnya dia bebas gitu kaya gue pas muda jadi suka cerita - cerita. Tapi, menurut gue dia udah terlalu bebas udah over lah pokoknya."

"Oh gitu. Tapi, kok aku sih kak. Aku tuh lebih kaya pengasuhnya Kayla lagi."

"Yeu, dibilangin juga. Lo tau ngga? Rendra tuh anti banget sama peluk - pelukan. Gue aja jarang dipeluk. Lah, lo tadi dipeluk dengan mudah gitu sama Rendra ngga merasa aneh gitu? Ntar juga lama - lama lo jadi pengasuhnya Rendra."

"Hah?"

"Kasian banget Rendra. Sekalinya deket sama cewek eh ceweknya ngga peka."

Kak Serena tertawa aku hanya geleng - geleng kepala melihat tingkah kakaknya Rendra satu ini.

Dia mudah akrab. Aku saja sudah merasa dekat dengan kak Serena. Pembawaannya sangat santai tidak seperti Rendra yang sangat kaku.

Kak Serena ini sudah menikah. Ternyata kemeja dan celana bahan di lemari kamar tamu yang aku temukan waktu itu milik suaminya kak Serena.

Suami kak Serena bernama Abun. Fakta menariknya adalah kak Abun ini adalah teman dekatnya Rendra yang juga seumuran dengannya. Jadi, kak Serena lebih tua daripada suaminya. Apa rasanya tidak seperti menikahi adik sendiri ya?

Sebenarnya, bukan sebuah masalah karena pernikahan tidak harus dijalani oleh dua orang dengan umur yang sama.

Kak Serena sudah memiliki 2 anak. Anak pertama bernama Ares dan anaknya yang kedua bernama Anna. Hidup wanita di hadapanku ini sudah sempurna.

"Ngga mau nikah aja sama Rendra? Rendra pasti mau kok nikahin lo?"

"Hah?"

Aku hanya menggeleng pelan.

"Kalo Kayla seneng apa aja bakal dilakuin Rendra. Kalo Kayla seneng karena ada lo pasti Rendra akan dengan senang hati buat lo tetep ada di sisinya Kayla. Ati - ati aja ntar kalo lo ngga mau malah dikejar - kejar Rendra loh."

"Ya kali kak. Ngga mungkin banget."

"Emang Rendra kenapa? Ada yang ngga sreg ya sifatnya? Padahal kalian berdua cocok banget loh. Kaya kelinci sama beruang. Jomplang sih tapi lucu aja gitu."

𝑼𝒏𝒆𝒙𝒑𝒆𝒄𝒕𝒆𝒅 𝑪𝒉𝒂𝒏𝒈𝒆𝒔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang