Lo kenapa si?!

161 22 2
                                    

Habis istirahat anak IPA XII 2 ada mapel PJOK jadi mereka langsung ganti baju OR terus duduk-duduk di pinggir lapangan.

"Ren, berarti Lo ga ikut OR?" tanya Cyra.

"Ya kalo cuma lari-lari doang mah gapapa kali, kaki gua masih bisa dipakek."

"Oke, gua jaga lo sekarang ye. Jangan macem-macem ongghey. Tetap di samping ku ya bebski." kata Cyra alay.

Renja yang liat itu ngeri sendiri. Mikir, dulu kenapa bisa sahabatan sama modelan anak kek gini. Tapi gapapa sih, seru juga.

"Ayok anak-anak baris sekarang, lakuin pemanasan habis tu lari keliling lapangan 3 kali yang cewe 5 kali yang cowo." ujar Pak Pjok.

"Ih gilak apa, 3 kali?! Dipikir kita kuda lumping, klo Cyra kuat lah kan dia 11/12 sama kuda lumping." kata Jeje

"Je, jangan mulai ya lo!"

"AHHAHAHAA, CANDA RA!"

Ngelawak mulu mereka tuh tapi klo ga ada mereka juga sepi. Udahnya pemanasan lari-lari yakan. Ngos-ngosan mana bau keringet AHAHAHA.

"Hari ini materinya bola voli ya, satu tim isi empat anak."

"Yah, kita ga bisa dong berempat." keluh Cyra.

"Maaf, ya." ujar Renja.

"APAAN SI LO REN?! BUKAN SALAH LO!" bantah Cyra.

"Sini gua anterin izin." ucap Jeje sambil merangkul pundak Renja.

"Pak, tangannya Renja luka gara-gara tadi mapel kimia." kata Jeje.

"Oh, iya duduk aja. Temennya yang praktik dilihat ya." jawab Pak Guru.

Renja cuma ngangguk abis tu duduk di pinggir lapangan.

"Ey, enak banget bolos OR!" Ni anak hobi banget bikin orang jantungan. Siapa lagi klo bukan Angkasa. Setan emang.

"Apasi, Sa! Ngagetin tau ga?!" bentak Renja.

"Ya maap, tangannya masih sakit?" tanya Angkasa sambil duduk di samping Renja.

"Masih. Lo kenapa malah duduk? Ini pelajaran, Sa."

"Bolos lah, males banget MTK."

"Bolos mulu, ntar rank lo turun."

"Cieee peduli."

"Lo temen gua."

Dam . . .

Apa tuh? APA TUH?! Angkasa cuma bisa fake smile.

"Anjing, temen doang." batin Angkasa.

"Yaudah si biar turun. Lagian udah bosen rank satu mulu. Gantian dong sekali-kali lo yang rank 1 jangan nomer 2 mulu. Ga soal rank, cinta, semuanya aja Lo nomer dua." ucap Angkasa.

Okay, gantian Renja yang tertampar, terjungkal, terombang-ambing, pingsan.

"Jangan keras-keras setan! Lo bocor ih gua ga demen."

"Ntar juga demen sendiri. Gua ke kantin dulu, mau nitip?" tawar Angkasa.

"Es teh manis, deh." jawab Renja

"Okay tuan putri."

Angkasa langsung jalan ke kantin. Sebenernya dari tadi Rafka tu ngeliatin Renja sama Angkasa. Abis Angkasa ngilang ke kantin Rafka nyamperin Renja.

"Lo kenapa ga ikut or, Ren?" tanya Rafka.

"Tangan gua masih sakit, Raf." jawab Renja.

"Gitu doang? Lo sehat kan? Cuma ketumpahan cairan kek tadi?"

"Sabar Ren sabar." batin Renja.

"Hm, sakit. Lo cobain aja klo ga percaya."

"Ogah, lo drama banget. Gua ga nyangka lo akrab juga sama Angkasa." ujar Rafka.

Plis deh, Rafka. MATI AJA LO!

"Lo kenapa si Raf?! Kok kayaknya lo ga suka banget sama gua?!" tanya Renja sambil ngegas.

"Baperan lo Ren." jawab Rafka.

Sumpil ini Renja dah kek mo ngilang aja deh daripada kudu ngeladenin Rafka.

"Liat tuh Verra cocok juga sama Haikal." ucap Renja manas-manasin Rafka.

Rafka langsung noleh lihat Verra lagi diajarin main voli sama Haikal. Renja cuma senyum miring sambil membuang pandangannya.

"Panas lo Raf? Cowo kan? Kapan official in Verra? Lo cuma berani deketin doang ga berani conffes." ucap Renja sambil jalan nyusul Angkasa.

Sampek di kantin Renja Angkasa lagi duduk nunggu pesenannya.

"Sa, udah lo pesenin?"

"Hah? Oh lo Ren. Udah gua pesenin kok. Duduk sini."

Renja duduk di bangku hadapannya Angkasa.

"Sa . . ."

"Hm?"

"Rafka kayaknya ga suka sama gua." ucap Renja.

Angkasa ngelirik Renja yang lagi mainin jarinya sambik cemberut.

"Lo tuh ya, kalo dia ga suka ya jangan deketin. Jangan cari penyakit."

"Tapi gua suka sama Rafka, Sa!" bentak Renja.

Udah berkaca-kaca aja matanya.

"Lo jangan batu Ren! Gua bilang jangan ya jangan! Terserah lo mau dengerin atau ga gua capek sama lo!" bentak Angkasa ga kalah keras.

Renja yang dibentak kayak gitu langsung nangis. Cengeng banget, emang. Renja anak tunggal men, jarang dibentak sama Mama Papa nya. Sekali pun kalau Renja udah bener-bener keterlaluan.

"Aish, lo tu!" bentak Angkasa tertahan.

"Udah dong jangan nangis lagi, lo ga capek nangis terus?" ucap Angkasa.

Angkasa pindah ke samping Renja terus ngerangkul pundak Renja sambil nepuk-nepuk pundaknya.

"Udah ya jangan nangis lagi, cup cup cup."

"Lo jahat banget, bentak-bentak gua!" ujar Renja sambil mukul dada Angkasa.

"Iya maaf tadi ga sengaja, abis lo batu banget. Udah ya jangan nangis? Inget lo jelek kalau nangis." ucap Angkasa dibalas pukulan lagi di dadanya

~~

Hai hai(✿^‿^)! Gimana kabarnya? Oh ya, maaf ya ga update 3 hari. Aku lagi refreshing gitu dan sempet hilang alur sama alur cerita yang mau aku bikin ini(╥﹏╥). Tapi bersyukur udah balik yey! Oh ya, kalian udah nentuin mau tim siapa? Aku sih tim Verra Haikal saja, atau ga Jeje Alaska? AHAHAHAHAA! Btw makasih buat kalian yang udh mau baca dn aktif komen + vote ini cerita. Dengan kalian komen aku jadi ngerasa kalian nyata ga cuma baca aja. Love u guys(◕ᴗ◕✿)!

Oh, ya! Cover nya baru nih! Kalian suka tidak? Setelah aku pikir-pikir pakek uniform aja, soalnya kalau pakaian terlalu terbuka kesannya agak fulgar buat tema SMA( ◜‿◝ ).

Oh, ya! Cover nya baru nih! Kalian suka tidak? Setelah aku pikir-pikir pakek uniform aja, soalnya kalau pakaian terlalu terbuka kesannya agak fulgar buat tema SMA( ◜‿◝ )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
An Outlet For Love | Na Jaemin & Lee Jeno ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang