Pamit

128 26 3
                                    

Orang tua Renja berlari menyusuri lorong rumah sakit sampai menemukan pemuda yang membawa Renja kemari.

"Angkasa, Renja dimana?" tanya Mama Renja tak tenang.

"Di dalem, Te." jawab Angkasa.

"Kenapa bisa gitu?!" tanya Papa Renja.

"Angkasa ga tau, Om. Angkasa sampek di ruang seni Renja udah kayak gitu." jawab Angkasa

Orang tua Renja duduk lemas di kursi rumah sakit.

"Maafin Angkasa, Angkasa ga bisa jagain Renja." ucap Angkasa penuh penyesalan.

"Bukan salah kamu, nak." balas Mama Renja.

Tak lama dokter yang menangani Renja keluar dari ruang penanganan.

"Gimana dok keadaan putri saya?" tanya Papa.

"Keadaannya baik, hanya dalam pengaruh bius akibat luka robek dibagian tangan kanannya. Ada beberapa luka lebam akibat benturan pada benda keras. Keluarga pasien boleh menuju ruang inap karena pasien sudah dipindahkan." jawab dokter.

Dokter kembali menangani pasien-pasien lain sedangkan orang tua Renja dan Angkasa berjalan menuju ruang inap Renja.

Orang tua Renja telah dulu ke ruang inap Renja sedangkan Angkasa mengikutinya dengan langkah sangat lambat.

"Angkasa."

Angkasa yang merasa terpanggil mencari sumber suara itu. Ia menemukan seorang wanita dan pria di seberangnya.

"Ayo pulang." ucap wanita itu.

"Kenapa? Angkasa mau lihat Renja, Bun." jawab Angkasa.

Iya, itu adalah orang tua Angkasa. Bapak dan ibu Agnibrata.

"Kita harus pergi." ucap Ayah Angkasa.

"Kemana? Angkasa ga mau. Angkasa cuma mau sama Renja." ucap Angkasa.

"Angkasa . . ."

"Ayo pulang nak, Renja udah sama orang tuanya kan? Kita harus pergi." ucap Bunda Angkasa lembut.

"Ayo Angkasa, kita bicarakan di rumah." ucap Ayah Angkasa meninggalkan nya di lorong rumah sakit.

Angkasa pulang dengan perasaan tak tenang. Ia belum bertemu pujaan hatinya.

Sampai di rumah Angkasa duduk di sofa ruang keluarganya.

"Ayah harus ngurus kerjaan di kota lain. Besok kita berangkat." ucap Ayah Angkasa.

"Besok?! Angkasa bahkan belum ketemu Renja, yah!"

"Kamu bisa temui Renja nanti malam. Tapi kemasi barangmu sekarang." ucap Ayah Angkasa.

"Kenapa? Kenapa ga ayah aja yang pindah? Angkasa udah nyaman di sini. Angkasa punya temen di sini, Angkasa punya Rafka, Renja, Hyunjin, Angkasa punya segalanya di sini. Bahkan kasih sayang yang Ayah ga pernah kasih ke Angkasa pun ada di sini. Kenapa, yah?!" teriak Angkasa frustasi.

"JAGA OMONGAN KAMU ANGKASA!" bentak Ayah Angkasa.

"KENAPA?! BENER KAN?! SELAMA INI AYAH CUMA PEDULIIN KERJAAN AYAH! AYAH GA TAU RASANYA JADI ANGKASA! ANGKASA HARUS MENYESUAIKAN SEGALA HAL BARU SEDANGKAN ANGKASA GA SUKA YAH!" bentak Angkasa.

Air matanya tak terbendung lagi. Ia tumpahkan segala keluh kesah yang ia pendam sendiri.

"ANGKASA!"

"Yah, Angkasa cuma mau bahagia. Angkasa salah apa? Kenapa Angkasa ga pernah ayah beri kebahagiaan? Apa kehadiran Angakasa kayak kutukan buat ayah? ANGKASA SALAH APA YAH?!"

An Outlet For Love | Na Jaemin & Lee Jeno ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang