Akhir.

332 22 3
                                    


"Gua ga mau kita LDR." jawab Rafka.

"Maksud, lo?!" Renja kaget dengan perkataan yang Rafka ucapkan.

"Gua mau jujur, selama ini gua suka sama Verra, only Verra. Gua ga ada rasa sama lo." ucap Rafka.

"Maksud lo apaan si, Raf?!" seru Renja.

"I haven't love for you and you are just my outlet. Gua ga ada cinta buat lo dan lo cuma pelampiasan gua." ucap Rafka.

Renja mematung, ia seakan tulis dengan apa yang Rafka ucapkan.

"Lo tau gua cuma suka sama Verra dan lo tau lo juga sahabat gua. Waktu itu gua lihat Haikal conffes ke Verra and Verra terima itu. Gua ga mau nyalahin Haikal atau pun Verra. Haikal ga salah dan gua ga bakal bisa marah ke Verra." ucap Rafka.

"Dan harus gua?" tanya Renja.

"Ga ada orang lain selain lo, Ren! Gua ga tau harus kayak gimana, gua emosi sama diri gua sendiri." jawab Rafka.

"Harus sampai selama ini? Gua kira lo tulus, gua kira lo beneran mau sama gua, gua kira lo beneran jagain gua, gua kira lo beneran cinta sama gua tapi?"

"Ren, gua minta maaf. Gua tau ga mudah maafin hal ini tapi gua harap gua bisa dimaafkan." ucap Rafka.

"Dari mana bisa dimaafin Rafka?!" bentak Renja.

"Ren, gua ga sengaja!" ucap Rafka.

"Lo ga sengaja tapi lo ga berusaha mengakhiri sampai satu tahun lo buat gua jatuh sama semua sikap manis lo?! Gua tau lo pinter, Raf." ucap Renja.

"Ren, gua ga mau lo menghindar dari gua aja. Gua ga mau kehilangan lo!" ucap Rafka.

"Lo ga mau kehilangan gua tapi lo bilang semua ini, Rafka! Lo pikir gua ga sakit hati?! Lo tau selama ini gua suka sama lo! Kenapa harus sahabat gua sendiri?!" tanya Renja.

"Ya karena emang ga ada yang lain, Ren! Cinta itu ga bisa dipaksain!" jawab Rafka.

"Tapi cinta juga ga bisa dilampiaskan sama orang yang ga tau apa-apa, Raf! Kenapa lo bikin gua benci sama sahabat gua sendiri?! WHY?!" tanya Renja.

"Gua minta maaf." ucap Rafka.

Rafka beranjak dari tempat duduknya.

"Gua harap lo baik-baik aja, gua pergi." ucap Rafka dan meninggalkan Renja sendirian di meja makannya.

Renja masih duduk di bangkunya dengan pandangan kosong. Ia masih ga sangka selama ini dia cuma dijadikan pelampiasan.

Renja keluar dari restoran. Ia berjalan ntah kemana tak ada tujuan. Mungkin raganya masih ada tapi nyawanya seakaan hilang dibawa ntah siapa.

Suara gemuruh langit mulai terdengar disusul rintikan air hujan. Semarang tak hanya pipinya yang basah melainkan sekujur tubuhnya yang terguyur air hujan. Ia masuk ke satu taman dekat mall tadi. Ia berteriak seakan melepaskan segala beban yang ia terima atas pengakuan Rafka.

"KENALA GUA?! KENAPA HARUS GUA?! GUA INI SALAH APA?!" teriak Renja di hujan besar malam ini.

"Gua bahkan ga berencana buat misahin mereka tapi kenapa gua yang kena? Gua ga jahat sama mereka, gua ga berusaha buat benci sama mereka tapi kenapa gua yang sakit hati?!"

Renja duduk di tanah tanpa alas. Diguyur dinginnya air hujan dan terpaan angin malam.

"Gua salah apa? KENAPA HARUS GUA YANG LO JADIIN PELAMPIASAN LO RAFKA?!" teriak Renja.

"Kenapa harus gue yang jadi pelampiasan lo, sih?!" ucap Renja lemah.

"Kenapa lo ngomong kayak gitu sama gua?! Kenapa?! Gua kira selama ini lo tulus gua! Gua udah buang jauh-jauh pikiran itu dari otak gua tapi kenapa lo ngabulin pemikiran buruk itu?!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

An Outlet For Love | Na Jaemin & Lee Jeno ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang