Sahabat kata lo?

156 23 0
                                    

"Lo jahat banget, bentak-bentak gua!" ujar Renja sambil mukul dada Angkasa.

"Iya maaf tadi ga sengaja, abis lo batu banget. Udah ya jangan nangis? Inget lo jelek kalau nangis." ucap Angkasa sambil ngelus pelan rambut Renja.

"Sini-sini gua liat muka jelek lo." kata Angkasa sambil nangkup pipi gembul Renja.

"Jelek banget." kata Angkasa.

Renja yang moodnya udah jelek langsung nyubit perut Angkasa.

"Gua cantik ya." ujar Renja.

"Iya-iya lo cantik tapi ga usah nyubit juga anjing!" umpat Angkasa.

"Bodo amat." kata Renja.

"Ini dek pesenannya." ucap ibu kantin.

"Iya, Bu makasih." jawab Renja sambil senyum.

Renja sama Angkasa minum tu pesanan mereka. Es teh manis doang, menu andalan. Biar duit sisanya bisa dibeliin printilan KPop.

"Ren, lo masa ga mau ngelupain Rafka? Seenggaknya ga terlalu berharap sama dia. Pasti ada kok orang lain yang lebih sayang ke lo."

"Ga tau, sa."

"Ayolah, Ren! Lo pasti bisa! Lo jadian aja kagak sok-sokan move on."

"HEH MULUT LO! UDAH AH GUA GA MAU DEKET-DEKET LO! CAPEK DITAMPAR SAMA OMONGAN LU!"

"AHAHAHA mangkanya jangan berharap-harap sama Rafka, udah tau Rafka modelan kek gimana." ujar Angkasa sambil nyeruput es jeruk nya.

Eh, tiba-tiba muncul deh orang dari tadi ngusik idup Renja.

"Katanya cuma temen, tapi peluk-pelukan gitu?"

Angkasa sama Renja dongakin kepala ngeliat siapa orangnya.

"Lo kenapa si, Raf? Kok kayaknya lo cemburu gua deket sama Renja? Lo suka sama Renja?" tanya Angkasa.

"Lo kali Sa yang gebet Renja. Ngebet banget miliki Renja." ucap Rafka nyolot.

Angkasa udh naik pitam. Dia langsung berdiri dari tempat duduknya memang kerah baju Rafka dan melayangkan satu pukulan ke rahang Rafka.

"ANGKASA!" teriak Renja.

Anak-anak kelas yang tadinya mau beli minum di kantin kaget semua.

"Udah-udah, biarin gapapa. Jangan diladenin, ayok duduk dulu." lerai Renja.

"Brengsek lo Raf, kalo lo suka sama Renja bilang sama gua! Jangan cuma berani nyindir mulu, buktiin anjing!" umpat Angkasa.

Kesabaran Angkasa udah habis buat cowo satu ini sedangkan Renja berniat bantu Rafka buat berdiri. Oh, men, bibirnya berdarah.

Renja baru mau nyamperin Rafka tapi pergelangan tangannya ditahan sama Angkasa.

"Sa, gua mau bantuin Rafka." ucap Renja.

"Ga usah, ngapain lo bantu cowo yang udah bikin lo nangis?!" Tanya Angkasa sambil natap Renja tajam.

"Tapi Sa, dia sahabat lo!"

"Ha? Sahabat kata lo? Mana ada sahabat yang mau nikung gebetan sahabatnya sendiri?"

Rafka berdiri sambil memegang bibirnya yang berdarah.

"Jadi sekarang kita udah ga sahabat lagi?" tanya Rafka.

"Ga." jawab Angkasa singkat.

"Sa, biarin gua obatin Rafka bentar aja. Beneran sebentar habis itu gua balik kelas." ucap Renja.

"Tapi-"

"Sa . . . ."

"Yaudah, obatin aja tu cowo ga tau diri." ucap Angkasa setelahnya ia langsung meninggalkan kantin.

Anak lain hanya diam melihat drama tadi. Ceritanya lagi nonton sinetron gratis.

"Ayok ke UKS gua obatin." ucap Renja.

Rafka hanya nurutin Renja yang menuntun dia ke UKS.

"Raf, lo kenapa jadi brengsek banget si sekarang? Apa susahnya buat milih antara Renja atau Verra? Kenapa lo biarin rasa cinta lo ngerubah diri lo jadi kek gini?!" batin Rafka.

Sampai di UKS Renja ngambil obat-obat yang diperluin dan langsung duduk di depan Rafka.

"Nunduk dikit." ucap Renja.

Rafka langsung nundukin kepalanya sejajar sama Renja. Renja langsung bersihin luka Rafka.

"Lo kenapa si sama Angkasa? Kenapa lo jadi kek gini?" tanya Renja.

"Ga tau." jawab Rafka.

"Raf, jujur aja. Lo ada apa sama Angkasa? Dari kecil kalian ga pernah berantem sampek kayak gini."

"Ga tau, lo tanya aja sama Angkasa."

"Jangan melempar pertanyaan ke orang lain Raf. Ini bukan acara talk show."

"Lo masih bisa lawak juga ya, Ren."

"Gua emang masih suka ngelawak, gua ga berubah. Lo aja kali yang udah males sama gua."

Rafka cuma bisa senyum paksa.

"Segitunya gue udah ngelupain lo, Ren?" batin Rafka.

"Ya maaf." ucap Rafka.

"Gapapa. Sini deketan, gua olesin obatnya." ucap Renja.

Rafka majuan dikit biar Renja bisa ngobatin bibirnya. Angkasa kuat juga ya, sekali pukul jadi kek gini.

"Lo cantik, Ren." ucap Rafka.

"Emang, baru sadar lo?" jawab Renja.

"Ya enggak, sih."

"Udah selesai, ganti baju lo abis itu balik ke kelas." ucap Renja.

"Bentar." tahan Rafka sambil pegang tangan Renja.

"Akh!" Renja langsung narik paksa tangannya yang dipegang Rafka.

"Sorry-sorry, gua lupa klo tangan lo luka." ucap Rafka.

Renja meringis, lukanya emang ga seberapa tapi gimanapun kalau dipegang juga tetep sakit.

"Gapapa." jawab Renja.

"Ren, gua minta maaf." ujar Rafka.

"Kenapa?"

"Gua gatau kenapa ga suka lihat lo sama Angkasa deket." ujar Rafka.

"Lah, kenapa? Gua liat lo sama cewe lain aja gapapa?" Jawa Renja.

"Ren, ngertiin dong!" bentak Rafka.

Renja jalan ke arah Rafka dan berdiri tepat di hadapannya.

"Raf, lo minta gua ngertiin lo sedangkan lo? Kapan lo bisa ngertiin gua?" ujar Renja langsung keluar ruang UKS buat ganti seragam dan kembali ke kelas.

"Raf, lo minta gua ngertiin lo sedangkan lo? Kapan lo bisa ngertiin gua?" ujar Renja langsung keluar ruang UKS buat ganti seragam dan kembali ke kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
An Outlet For Love | Na Jaemin & Lee Jeno ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang