8

4.6K 432 12
                                    

Setelah kejadian itu eren tidak mengatakan apapun hingga jam pulang kantor, hanji yang memang memperhatikan eren menjadi khawatir dengan keadaan temannya itu.

"Jaegar, kenapa kau hanya diam dari tadi siang?"

Eren menoleh sesaat ketika ia di ajak bicara oleh hanji, ia lalu kembali menatap ke depan, saat ini mereka sedang berada di lift untuk ke basement mengambil kendaraan masing-masing.

"Oh, memangnya apa yang harus ku katakan?"

Hanji terdiam, ia membenarkan perkataan eren barusan, kemudian keadaan menjadi hening karena keduanya memilih untuk menyibukan diri sendiri hingga hanji kembali membuka suaranya.

"Oh eren, apakah kau yakin tidak ingin mengetahui identitas revaille itu?"

Eren menoleh sekilas, ia lalu memejamkan mata sambil menghela nafasnya.

"Ntahlah, aku sendiri tak yakin siapa ia, coba kau selidiki tempatnya tinggal dahulu, pastikan ia tinggal bersama siapa."

Hanji menatap eren sambil memicingkan matanya, ia benar benar tidak mengetahui jalan pikiran eren.

"Bukannya tadi kau terlihat tidak tertarik dengannya? Kenapa sekarang kau jadi banyak mengatur?"

Eren memutar bola matanya malas, ia kemudian menyentil dahi hanji pelan dan langsung keluar dari lift untuk menuju mobilnya.

Eren langsung merebahkan tubuhnya begitu sampai di mansion besar miliknya, ia menjadikan lengannya sebagai bantalannya, matanya lurus menatap ke langit langit, pikirannya menerawang ke banyak hal yang terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eren langsung merebahkan tubuhnya begitu sampai di mansion besar miliknya, ia menjadikan lengannya sebagai bantalannya, matanya lurus menatap ke langit langit, pikirannya menerawang ke banyak hal yang terjadi.

Ia lalu memiringkan tubuhnya dan menatap ke arah nakas.

Sebuah bingkai foto,

Di dalam bingkai itu terdapat Foto dirinya yang sedang menggendong levi, foto itu di ambil 10 tahun yang lalu oleh ibunya saat keluarga ackerman sedang berkunjung ke tempat keluarga jaegar.

Eren mengambil bingkai itu dan menatapnya dalam, pikirannya menjelajah ke masa lalu dimana ia masih dapat bertemu dengan levi.

Flashback On

"Levi kemari!" Eren melambaikan tangan kanannya kepada levi yang baru datang itu.

Levi yang melihatnya tersenyum sangat lebar dan membalas lambaian tangan eren, ia lalu berlari dan memeluk eren yang sudah merentangkan tangannya itu.

"Kak eren!"

Seru bocah berambut hitam pekat itu sambil tersenyum.

Eren membalasnya dengan senyum yang tak kalah lebar, kemudian ia melepaskan pelukannya dan beralih membawa levi ke gendongannya, levi sontak memeluk leher eren, nyonya jaegar yang saat itu sedang memegang kamera sontak langsung memotret kejadian menggemaskan itu.

"Ingin membantuku?"

"Um! Apapun!!"

"Hahahahaha, baiklah kita akan memetik buah strawberry di kebun milik ibu, kau mau levi?"

Levi mengangguk semangat dan mengeratkan pelukannya pada leher eren dan menyamankan dirinya di dalam gendongan pria berumur 20 tahun itu, keduanya langsung pergi menuju kebun milik keluarga jaegar di ikuti dengan ny.Jaegar dan ny.Ackerman di belakang mereka.

Flashback Off

Eren mengelus permukaan foto itu di bagian wajah levi, ia kentara sekali sangat merindukan sosok omega kecil itu.

"Hey, benarkah jika kau sudah tiada?"

"Benarkah jika kau tidak selamat saat itu?"

"Benarkah jika... Kau-"

Eren menggantungkan kalimatnya, ia menarik nafas dalam demi menahan air matanya yang akan menetes.

"Benarkah jika kau pergi?"

Gagal.

Ia gagal menahan air matanya sendiri, lelehan bening itu dengan kurang ajar mengalir dan membasahi wajahnya itu.

Dan malam itu eren benar benar seperti kehilangan segala alasan untuknya terus berjalan ke depan.

Hari ini eren datang sedikit terlambat ke kantornya itu di karenakan kepalanya yang merasa sakit karena menangis semalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini eren datang sedikit terlambat ke kantornya itu di karenakan kepalanya yang merasa sakit karena menangis semalam.

Penampilannya saat ini masih tetaplah seperti CEO jaegar yang biasanya, wajah yang selalu terlihat tampan, pakaian yang bersih, tatanan rambut yang senantiasa rapih, sepatu yang mengkilap, sekilas ia memang terlihat seperti baik baik saja, bahkan sangat baik, namun jika kalian melihat matanya dan mendalaminya maka kalian tahu jika ia sedang tidak dalam keadaan baik, ia lelah.

Semua orang di kantor yang bertemu dengannya memberikan hormat, eren sama sekali tidak menggubris orang orang itu, matanya tetap menatap ke depan.

Tiba-tiba saja seseorang menarik lengan jasnya dan itu sontak membuat eren menghentikan langkahnya, ia menoleh kebelakang dengan sorot mata yang tajam, matanya menatap seorang pegawai wanita yang ketakutan menatapnya.

"Katakan apa keperluan mu?"

"A... Anu tuan jaegar... S-saya ingin meminta tanda tangan anda untuk berkas ini."

Sang pegawai memberikan sebuah berkas dengan takut-takut, eren menerimanya dan langsung menandatanganinya kemudian segera mengembalikannya kepada sang pegawai.

"Terima kasih tuan, saya permisi."

Setelah membungkuk hormat pegawai itu langsung pergi dengan terburu buru karena takut dengan eren.

•To Be Continued•

my little omega {EreRi} [Eren x Levi] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang