"𝘾𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙞𝙩𝙪 𝙪𝙣𝙞𝙠.
𝙏𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙢𝙚𝙢𝙗𝙪𝙩𝙪𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙧𝙪𝙢𝙪𝙨 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙢𝙚𝙢𝙚𝙘𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖.
𝘾𝙪𝙠𝙪𝙥 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙞𝙣𝙨𝙩𝙪𝙞𝙨𝙞 𝙙𝙖𝙣 𝙠𝙚𝙥𝙚𝙠𝙖𝙖𝙣 𝙝𝙖𝙩𝙞."●♡。♥●♡。♥●♡[-_-]╠♥
Violet melangkahkan kaki menuju meja rias, dan mengambil sheet mask yang sudah dia buka segelannya. Lalu menempelkan masker––yang berbentuk lembaran dan terbuat dari serat alami itu ke wajah. Siap untuk melakukan perawatan diri, agar dia bisa tambah anom.
(Anom; muda)
Sembari mengoleskan lip scrub ke bibir. Ekor mata Violet tidak sengaja menangkap buku paket Biologi yang letaknya kini sudah berganti di atas ranjang.
Violet melangkah malas, untuk mengambil buku paket Biologi di sana. Dia memerlukan waktu untuk berpikir, sebelum membuka buku keramat tersebut.
"Ngerjain tugas, enggak. Ngerjain, enggak. Ngerjain, enggak. Ngerjain––" Violet melakukan perhitungan dengan jarinya. Tepat di jari ke sepuluh, Violet mengantukkan kepala ke dinding. Memberikan bekas––seperti dari air––hingga Violet sadar, kalau dirinya masih menggunakan sheet mask.
Merasa jika bentuk sheet mask nya––yang dia pakai di wajah––tidak beraturan lagi. Violet melepaskan masker, lalu meratakan serum ke seluruh bagian wajah, dengan jari tengahnya.
"Ah, elah. Kalau gue ngerjain, dipikir taubat sama Ibu Tutik Astuti. Terus gosip kalau bad girl jadi good girl soal gue nyebar ke mana-mana," ujar Violet, sambil memberikan pijatan lembut di wajah.
Setelah memutuskan untuk rebahan, daripada meringkas isi bab buku––yang merupakan hukumannya dari guru Biologi––Violet mengambil ponselnya di dalam laci, dekat tempat tidurnya. Tujuannya membuka ponsel, hanya satu. Yaitu, menuntaskan tontonan drama Korea, yang tersisa dua episode lagi.
Di menit ke dua belas. Violet menekan simbol back di layar ponsel. Dan mulai berselancar ke mesin pencarian, Google. Gadis itu teringat dengan kata-kata Leo. Dan mulai mencari tahu maksud dari kalimat panjang Leo.
Violet melotot. Apa-apaan mbah Google ini? Dia, kan, tidak sedang mencari kata-kata galau!
"Idih! Apaan, sih. Katanya, Google pinter, tapi jawab pertanyaan Leo aja malah kayak 'Jaka Sembung' nyanyi di karaokean."
Violet mengomel, kesal. Merasa sudah tidak ada lagi cara. Gadis itu memilih tidur, sebelum malaikat merasuki pikirannya, dan menyuruhnya untuk mengerjakan tugas di luar dari keinginannya.
"Oh, iya. Arsen, kan, nulis catatan buat gue." Violet ingat dengan satu cogannya yang lain. Lantas, bangkit dari rebahannya.
Cukup sudah. Sepertinya Malaikat dibantu oleh cogan untuk menyuruh dia mengerjakan tugas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghae, Cogan!
Ficção AdolescenteSaranghae, Cogan! "Kamu adalah alasan hatiku berdetak." *** Violetta Marissa--layaknya gadis normal sebayanya, Violet akan berteriak histeris saat melihat laki-laki tampan yang mendekati paras sempurna. Violet yang memiliki karakter bak seorang '...