"𝙈𝙚𝙡𝙖𝙠𝙪𝙠𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙚𝙧𝙗𝙖𝙞𝙠, 𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙢𝙪𝙡𝙖𝙞 𝙢𝙚𝙣𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙖𝙞𝙠."
●♡。♥●♡。♥●♡[-_-]╠♥
Setiap keputusan, selalu ada risiko yang harus diambil.
Seperti yang dilakukan oleh Violet pagi ini di sekolahnya. Tampak sedang menabur senyum kepada setiap warga SMA Someday. Tak ketinggalan, siswi asing yang tidak dia kenal pun juga dia sapa dan diberikan senyum 'selamat pagi'.
Kegiatan Violet yang terkesan aneh dan berlebihan tidak disambut positif dari beberapa siswi yang berjalan melewati Violet. Beberapa dari mereka berbisik secara terang-terangan di hadapan Violet. Dan sebagiannya lagi membalas senyum, walau batin mereka menyerukan ketakutan.
"Susah banget, jadi anak baik," keluh Violet seketika, setelah menabur senyum. Hingga pandangan Violet tertuju pada sekumpulan anak perempuan yang tertawa riang, membentuk beberapa kubu. Muncul perasaan iri terhadap mereka, yang dapat tertawa dengan lepasnya, tanpa merasa canggung satu sama lain.
Dan hal tersebut mengingatkan Violet pada teman-temannya; Nadhira, Zalfa, dan Jihan. Kalau diingat-ingat lagi. Memang hanya mereka bertiga yang bisa menerima Violet apa adanya.
Tidak minder, meskipun tahu kalau Violet adalah anak dari pemilik rumah sakit ternama. Juga tidak ambil pusing dengan semua sikap Violet yang tidak suka diberikan nasihat.
Teringat pula, pada kejadian dirinya bermimpi di ruang musik. Ketiga temannya turut membantu Violet mencari jalan keluar dari masalah tersebut, dengan memberikan beberapa hipotesis, agar dirinya tidak terlalu terbawa perasaan.
Persahabatan mereka pun sangat sederhana.
Kenal melalui perdebatan panjang di ruang BK. Kemudian menjadi dekat, setelah tragedi pencopetan di stasiun Gajah Mada. Korbannya sendiri adalah Zalfa, sedang pahlawannya adalah Nadhira dan dibantu oleh Violet. Dua gadis yang masih berusia 16 tahun itu melawan preman yang usianya 20 tahun lebih tua dari mereka.
Singkat cerita. Mereka bertiga menjadi teman. Nadhira yang memiliki perilaku serampangan, tidak jauh berbeda dari Violet. Zalfa yang loading lama, kelihatan membutuhkan perlindungan.
Tidak butuh lama, sampai mereka dipertemukan oleh Jihan. Anak baru, pindahan dari SMA swasta, di daerah Depok.
Senyum terukir lagi di bibir mungil Violet. Dalam hati, dia mengucapkan akad, "Demi Dewa Heracles, anak dari Dewa Pemimpin. Akan gue bledik, sampai dapat!"
Maksud dari perkataan Violet, yakni untuk mengubah perspektif teman-teman sekolahnya terhadap dia. Setiap orang, memiliki hak untuk berubah. Terlepas dia adalah seorang pemabuk, pencuri, pembunuh, bahkan seorang penjudi sekalipun.
"Violet?" Panggilan dari seseorang di belakangnya, lantas membuat Violet memutar badan, guna melihat seseorang yang berbicara dengannya.
Masih setia dengan senyum simpulnya. Orang tersebut mengerutkan kening tipis, heran dengan sikap Violet yang kelihatan berbeda dari biasanya.
●♡。♥●♡。♥●♡[-_-]╠♥
'Thank's for reading! See you in the next chapter, guys!'
And, don't forget to leave a vote and comment.
Warm Hug,
ELEANOR JEUNE
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghae, Cogan!
Teen FictionSaranghae, Cogan! "Kamu adalah alasan hatiku berdetak." *** Violetta Marissa--layaknya gadis normal sebayanya, Violet akan berteriak histeris saat melihat laki-laki tampan yang mendekati paras sempurna. Violet yang memiliki karakter bak seorang '...