-Chapter 10-

950 84 18
                                    

Don't forget Vote and commen't
Happy reading all♡










Levi kini tengah berjalan memasuki kelasnya baru saja ia menginjakkan kaki memasuki kelas dan dirinya sudah disuguhi teriakan super kencang dari teman sintingnya, Hanji.

"Oi Levii~" teriak Hanji yang berada didalam kelas sambil berlari menuju Levi.

"...." Levi hanya diam tak memperdulikan teman sintingnya itu.

"Hei apa berhasil?!" Hanji bertanya kepada Levi dengan wajah berbinar dan jangan lupakan senyuman tak jelas yang terukir diwajahnya itu.

"Apa maksudmu?!" Tanya Levi sambil mengerutkan keningnya tanda ia tak mengerti dengan apa yang Hanji tanyakan.

"Kau dan Mik--" ucapan Hanji terpotong dengan bekapan tangan kekar milik Levi.

"Jangan katakan hal ini kepada siapapun!" Ucap Levi mengancam kepada teman sintingnya, jika saja orang ini bukan orang yang memberinya nomor Mikasa mungkin dirinya sudah membunuh wanita sinting itu dari dulu, dan bersyukurlah jika Hanji adalah teman Levi jadi Levi tak akan bersedia membunuh wanita sinting yang selalu mengusik kehidupan tenangnya.

"B-baiklah" ucap Hanji saat mulutnya terlepas dari bekapan tangan kekar milik Levi.

Petra kini memperhatikan Levi dan Hanji, dan apa tadi? Levi membekap mulut Hanji saat Hanji mengucapkan mik? Apa itu Mikasa? Lalu apa yang dimaksud berhasil?. Pikiran Petra saat ini dipenuhi dengan berbagai tanda tanya yang membuatnya ingin tau jawaban dari dalam pikirannya yang itu muncul entah darimana.

Levi berjalan meninggalkan Hanji yang masih tercengang, ia mendudukkan tubuhnya pada bangku damping jendela sambil meletakkan tasnya.

Baru saja Levi meninggalkan teman sintingnya itu tapi Hanji kini kembali menempel ke Levi. Wa

"Hei Levi"

"Kau tidak lupa kan?!" Tanya Hanji dengan wajah berbinar yang sering ia tampakkan dihadapan Levi dan itu membuat Levi muak.

"Apa?!" Tanya Levi singkat dengan mengerutkan keningnya tanda ia tak mengerti atau lebih tepatnya lupa.

"Haaa!! Jadi kau lupa?!" Teriak Hanji histeris yang harus membuat Levi menutup rapat kedua telinganya supaya aman dari teriakan kencang milik Hanji. Tapi para penghuni kelas hanya diam tak memperhatikan karena mereka sudah hapal betul bagaimana seorang Hanji itu.

"Jangan basa basi kuso magane!" Ucap Levi seraya menurunkan kedua tangannya yang baru saja ia gunakan untuk melindungi telinganya dari serangan berbahaya milik Hanji.

"Kau sudah berjanji padaku bukan!! Jika kau akan mentraktirku selama seminggu ini!!" Ucap Hanji dengan wajah penuh amarah karena teman cebolnya yang sangat pelupa padahal ia masih muda. Sangat disayangkan.

"Sial aku lupa"

"Apa!!" Levi kembali menutup rapat telinganya karena teriakan super kencang dari Hanji. Perhatian Petra kini tertuju pada bangku didepannya, bangku dimana Levi dan Hanji berada.

"Baiklah, kau akan ku traktir" Ucap Levi dengan santai yang membuat teman sintingnya itu kegirangan.

"Yeahhh" teriak Hanji kegirangan saat Levi menyetujui untuk mentraktirnya makan siang selama seminggu, kini dirinya tak perlu khawatir dengan uang sakunya karena dengan adanya traktiran milik Levi selama seminggu, ia bisa menggunakan uang sakunya untuk bersenang senang.

The Beginning Of It All [RivaMika]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang