-Chapter 3-

1.2K 104 7
                                    

°Jangan lupa tinggalkan jejak°
°Berupa vote and comment⭐°

[Happy Reading All♡]







Terlihat seorang gadis menangis didepan mayat kedua orang tuanya yang tergeletak dengan darah yang bercucuran disekitar tubuhnya.

Mikasa, ia menangisi mayat kedua orang tuanya yang sudah tak bernyawa. Mikasa menangis dan memeluk tubuh ibunya.

"Ka-chan jangan tinggalkan aku hiks"

"Aku mohon jangan tinggalkan aku sendirian"

"Maafkan aku, aku tau aku banyak salah kepada ka-chan

"Tapi kumohon jangan tinggalkan aku hiks"

Mikasa beralih memeluk tubuh ayahnya yang sudah tak bernyawa dengan air mata yang membanjiri mata indahnya.

"Tou-chan jangan tinggalkan aku"

"Kau tau aku selalu menunggumu pulang"

"Lalu kenapa kau malah meninggalkanku selamanya"

"Kau sudah berjanji untuk datang di acara kelulusanku kan??"

"Lalu dimana janji itu??"

"Tou-chan hiks"

Mikasa menangis sejadi jadinya dikala kedua orang tuanya pergi meninggalkannya selamanya memenuhi panggilan kami-sama. Mikasa kini adalah seorang gadis yang rapuh, ia tak setegar yang orang lain pikirkan. Mikasa juga memiliki hati dikala ia ditinggalkan oleh orang tersayangnya.

Terdengar suara langkah kaki dari luar kediaman Ackerman tersebut, Mikasa tak perduli dengan apapun, ia masih tersiak atas kepergian kedua orangtuanya.

Suara langkah kaki tersebut makin terdengar keras. Tapi Mikasa masih berada ditempat mayat kedua orangtuanya tergeletak.

Kreekk......

Terdengar suara seseorang yang membuka pintu kediaman Mikasa, nampak orang itu kaget dengan apa yang ada dihadapannya.

"Mikasa!!"

Flashback On

Mikasa berpamitan pulang dari rumah Eren setelah mengerjakan tugas kerja kelompok dari pak pixis.

Hari sudah sore, sang surya mulai berpamitan pergi untuk digantikan tugas oleh sang rembulan.
Mikasa pulang sendirian, ia menolak tawaran dari teman temanya untuk diantar pulang.

Mikasa merasa ada sesuatu yang buruk yang akan menimpa dirinya kala itu.

Mikasa berjalan menyusuri jalan setapak dengan banyak pikiran yang membuatnya gelisah.

Setelah sampai di rumah Mikasa melihat pintu rumah yang terbuka, tidak biasanya orangtuanya membuka pintu saat sore hari.

Mikasa merasa ada sesuatu yang aneh, ia melangkahkan kakinya menuju halaman rumah, entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang janggal.

Betapa terkejutnya Mikasa saat melihat kedua mayat orangtuanya tergeletak dengan pisau yang menancap perut ibunya, dan luka tembak pada kepala ayah tercintanya.

Mikasa berlari menghampiri kedua orangtuanya dengan perasaan yang sedih. Ia merasa jika hatinya ditusuk oleh ribuan jarum.

Mikasa menangis sejadi jadinya dan mengguman dengan butiran air bening yang tak lepas dari mata indahnya.

Eren Pov

Aku menawarkan Mikasa untuk pulang bersama denganku, tapi ia menolaknya dan entah kenapa aku melihat wajahnya menjadi pucat.

Saat aku ingin pergi dari rumah Connie aku melihat hp Mikasa yang tertinggal dimeja.

Aku memutuskan untuk pergi ke rumah Mikasa untuk mengembalikan hp nya yang tertinggal.

Aku berjalan melewati halaman rumah Mikasa yang kala itu terlihat sedikit berantakan?? Tidak biasanya rumah Mikasa berantakan. Dan aku merasa ada sesuatu yang janggal, aku melihat pintu rumah yang sedikit terbuka dan aku mendengar suara tangisan seorang gadis.

Dan tunggu, aku mengenal suara itu. Itu suara Mikasa, apa yang terjadi dengan Mikasa.

Aku masuk ke rumah Mikasa dan betapa terkejutnya diriku saat melihat mayat kedua orangtua Mikasa yang tergeletak dengan banyak darah yang bercucuran.

Aku melihat Mikasa yang menangis dengan keadaan merangkul mayat kedua orang yang sangat ia sayangi.

"Mikasa!!"

Flashback Off

Mikasa kini hidup dengan keluarga Eren mengingat ayah Mikasa adalah sahabat Grisha Jaeger, ayah eren.

Setelah cukup lama Mikasa hidup bersama Eren dan keluarganya, Mikasa kini mulai bisa mengikhlaskan kepergian orang tercintanya. Mikasa mengikhlaskan bukan berarti melupakan kedua orangtuanya.

Mikasa hidup bahagia dan mendapat kasih sayang yang cukup dari ibu angkatnya, Carla Jaeger. Mikasa bersyukur masih diberi kesempatan oleh kami-sama untuk merasakan hangatnya keluarga.




 Mikasa bersyukur masih diberi kesempatan oleh kami-sama untuk merasakan hangatnya keluarga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Thanks For Reading♡

✓Jangan lupa beri vote and comment

The Beginning Of It All [RivaMika]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang