[7]Nerd

10.1K 680 208
                                    

Pair : Draco Malfoy x Harry Potter

=> Draco tidak percaya diri jika disandingkan dengan Harry.

---

Draco tentunya tidak pernah berharap bisa berdiri dengan jantan di hadapan Harry Potter, meskipun ia sebenarnya sudah memimpikan ini berulang kali dalam tidurnya.

Ini semua salah Pansy, gadis itu melihat buku hariannya, dan memberinya tantangan yang dapat membuat Draco di permalukan sampai akhir ajalnya. Dan tentu saja, ia akan menjadi bahan lelucon para cucunya saat ia sudah tiada. Hei nak, kakekmu dulu seorang kutu buku yang ditolak karena masih perjaka. Kemudian para keturunannya akan menertawakannya, menjadikan ia sebagai contoh pelajaran agar tidak perjaka di usia yang sudah mumpuni.

"Apa kau mau jadi pacarku?" Draco mencicit, dan ia yakin Harry akan segera menertawakannya.

Semua orang menatap ke arahnya. Bisikan tajam dan senyuman mengejek mulai mengembang di mana-mana. Bahkan Cedric yang tadinya sedang berbincang-bincang dengan Oliver Wood, jelas terkekeh geli dengan antusias. Bukannya ingin mengejek, hanya saja suara Cedric seperti unggas yang sedang tercekik.

Kaki Draco terasa lemas.

Ia merasa mual.

Ya tuhan, seharusnya ia memukul kelapa Pansy di perpustakaan.

Saat ia hendak berbalik, Harry menepuk bahunya dengan perlahan. "Ya, aku mau."

Untuk sejenak, Draco yakin ia tidak bisa bernafas. Ini Harry, Harry Potter! Siswa tampan dengan mata emerald yang diinginkan seluruh wanita cantik dan pria seksi di seluruh sekolah, bahkan Neville Longbottom yang otaknya terlalu rendahan untuk berpikir tentang hal yang bersifat romantisme. Ia menatap Harry, mencoba mencari kebohongan di balik mata emerald tersebut.

"Apa kau serius?" Draco bertanya dengan hati-hati, mencoba memberi pilihan agar Harry dapat menolaknya sebelum terlambat. Draco perjaka, dan ia yakin Harry akan merasa bosan dengan gaya seks yang canggung. Yah, kecuali jika Harry memang menyukai pria perjaka, dan meninggalkannya setelah ia puas.

Harry menatapnya, alis menukik, kemudian tersenyum geli. "Tentu saja."

"Wow, itu keren. Maksudku, ini sangat tidak terduga." Draco menggaruk lehernya dengan canggung. Ia bahkan tidak berani menatap wajah Harry yang ada di depannya.

Ketika bel sekolah berbunyi, Harry berdehem dan merapikan semua bukunya. "Aku tidak ingin mengatakan ini, tapi kita harus berpisah, bukan begitu?" Kata Harry. "Sampai jumpa saat makan siang, Draco."

Untuk sejenak, Draco masih tidak percaya dengan Harry yang begitu mudahnya menerima ungkapan cinta darinya. Lidahnya kelu, dan tangannya mulai berkeringat dingin karena rasa kaget yang jelas membuat jantungnya otomatis seperti melompat keras di atas trampolin. Draco menyentuh dadanya, merasakan degupan jantung yang membuatnya ingin pingsan.

"Kau keren, bung. Cedric bahkan tidak bisa mengajaknya kencan." Oliver menepuk bahunya, hingga ia sedikit tersungkur karena tepukan Oliver yang tidak main-main. Draco mungkin percaya jika lelaki tersebut berniat ingin membunuhnya dengan cara membuatnya tersedak.

"Harry hanya memanfaatkanmu. Jangan terlalu banyak berharap." Cedric mendengus, kemudian menyeret Oliver pergi ke dalam kelas.

Apa yang dikatakan Cedric mungkin ada benarnya. Ia hanya seorang kutu buku. Harry mungkin hanya ingin memanfaatkannya seperti smartphone berjalan. Pada suatu Hari, ketika mereka sudah lulus dari sekolah, Harry akan mendorongnya ke dalam bak sampah, sebelum mengotori pakaiannya dengan setumpuk kotoran. Kemudian, Ha! Dasar perjaka, kau pikir kau bisa mendapatkan bokong seksiku?

Harry Potter (Bottom) || OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang