𝐒𝐢𝐝𝐚𝐧𝐠

510 93 13
                                    

𝒯𝒶𝓀𝓊𝓉 𝒿𝒶𝓉𝓊𝒽 𝒸𝒾𝓃𝓉𝒶
.
.
.

Nyatanya tanpa Taehyung harus membuka mulut sebagaimana ancaman halusnya kemarin. Hari ini Sohyun harus tetap kembali berhadapan dengan kedua orang tuanya. Ternyata setelah Taehyung datang, salah satu security juga datang dan Taehyung yang tadinya hanya berniat mengertak pun tak bisa apa-apa. Mereka dibayar oleh kedua orang tua Sohyun omong-omong.

Tepat diruang tengah kediaman keluarga Kim, kini Sohyun tengah menjalani sidangnya. Tampak disana sang Ayah Kim Donghae tak habis fikir, mengapa putrinya yang sangat patuh padanya itu tiba-tiba menjadi sangat pembangkang. Hanya karena pria Jeon itu, Donghae sampai bingung harus berkata apa lagi. Yang jelas dia hanya mendengar alasan dari putrinya yang terus menegaskan bahwa dirinya lah yang tak pengertian disini.

Padahal jelas, Donghae sebagai salah satu keturunan Kim hanyalah mencoba menjaga apa yang sudah seharusnya keluarga mereka jaga selama ini. Bukan tanpa alasan, semua sudah ada asal muasalnya.

"Jika memang pemahaman mu pada perkataan Ayah adalah begitu. Ayah tidak akan memaksa lagi, tapi jangan sampai kau menyesal. Karena sampai kapanpun Ayah takan pernah memberi restu padamu dan si Jeon itu." ujar Ayah Sohyun dengan nada begitu tegas. Tanpa perduli Sohyun akan terima atau kembali tidak terima seperti yang sudah-sudah.

"Aku tidak bermaksud jadi anak pembangkang, Ayah. Hanya saja, harus kah kita benar-benar mematuhi kata leluhur itu? Tidakkah keluarga kita terlalu kolot?" jawab Sohyun percaya diri. "Ayah.. Kami saling mencintai, tidakkah kalian mengerti?" Donghae bangkit dan mulai menatap putrinya tajam. "Kau bilang tidak bermaksud jadi anak pembangkang? Sadarlah putriku, dengan kau mengatakan sedemikian rupa tentang keluarga kita. Secara tidak langsung kau juga menghina Ayah." Sohyun tercengang.

Disana Sora sudah begitu takut. Takut jika suaminya akan bertindak diluar batas, lagi belum pernah Kim Donghae terlihat semarah ini. Maka dengan inisiatifnya Sora ikut berdiri dan mulai mengusap lengan sang suami penuh kesabaran. "Sayang.. Sudah, kita biarkan dulu saja. Biarkan Sohyun merenunginya, akan sampai kapan dia seperti ini. Ayo.." Sora membawa pergi suaminya dari hadapan Sohyun. Meninggalkan sang putri tanpa sepatah kata membuat Sohyun semakin kalut. Disisi lain Sohyun marah dan kecewa namun disisi lain juga Sohyun menyesal sempat berkata seperti tadi pada kedua orang tuanya. Dirinya sadar tadi itu memang sangatlah keterlaluan.

Ini kali pertama Sohyun ditentang, dimarahi dan didiami dalam hidupnya oleh Sora dan Donghae. Membuat Sohyun berfikir, apa memang dirinyalah yang tidak pengertian disini?

...

"Datanglah ke alamat yang tertera disana." Donghae tampak meletakan secarik kertas dihadapan Sohyun. "Ayah sudah mengatur pertemuanmu dengan Taehyung."

Sohyun membuang nafas jengah. "Ayah .."

"Kali ini apa lagi yang menjadi alasanmu? Kau bahkan sudah berakhir dengan putra keluarga Jeon itu."

Sohyun diam. Sebegitu semangatkah Ayahnya tentang perjodohan ini? Seiyanya Sohyun sempat luluh dan merasa bersalah tadi. Tapi melihat sikap Ayahnya yang seolah memaksakan dirinya seperti ini. Sohyun pun jadi kesal. "Bisakah Ayah juga fikirkan perasaanku?" Sohyun berdiri dan menatap sinis ke arah kertas yang sempat diberikan oleh Ayahnya tadi. "Setidaknya beri aku ruang untuk bernafas. Ayah kira perasaan adalah hal yang sesepele itu? Kami bukan lagi anak remaja yang labil. Hubungan kami serius!" Sohyun berteriak diakhir kalimatnya, rasanya saat ini emosinya seperti sudah terkumpul pada satu tempat dan benar-benar siap meledak kapan saja. "Tentu sebelum keluarga Kim dan Jeon yang begitu patuh terhadap leluhur ini menentang."

Sebulir cairan bening tak bisa lagi Sohyun bendung. Ia sadar betapa egois dirinya jika terus menentang sang Ayah. Namun Sohyun pun memiliki harapan ada timbal balik yang baik setelah ia memilih untuk menerima dan merelakan.

𝐀𝐟𝐫𝐚𝐢𝐝 𝐭𝐨 𝐟𝐚𝐥𝐥 𝐢𝐧 𝐥𝐨𝐯𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang