𝐍𝐢𝐠𝐡𝐭, 𝐏𝐚𝐫𝐢𝐬

621 92 43
                                    

𝒯𝒶𝓀𝓊𝓉 𝒿𝒶𝓉𝓊𝒽 𝒸𝒾𝓃𝓉𝒶
.
.
.

Kini Sohyun bisa menyaksikan sebuah keluarga kecil yang begitu harmonis tengah menghabiskan waktu bersama disebuah ruangan bersantai. Ketiganya tak luput dari canda dan tawa. Manis sekali, fikir Sohyun.

Dan pada sosok Jaera, Sohyun sangat menyesal telah berfikir yang tidak-tidak. Lagi kenapa Sohyun bisa berfikir sejauh itu.

Jelas, disana ada sosok pria yang memperkenalkan diri padanya bernama Soekjin sudah begitu sempurna. Pria itu menyebutkan dirinya Kakak kepada Sohyun, karena memang Kim Soekjin adalah anak tertua di keluarganya yang tak lain adalah Kakak dari pria yang dicintainya.

Sohyun tidak tahu tentu saja, lagi dulu 'kan dirinya begitu kontras menolak perjodohan. Jadi, belum sempat saling mengenal keluarga satu sama lain Sohyun sudah kabur menghilang entah kemana. Yang beruntungnya Taehyung temukan di Paris ternyata.

"Aku malu kenapa begitu saja waktu itu langsung menyimpulkan bahwa Chaera adalah anakmu dan Kak Jae adalah istrimu." Sohyun mengehal nafas atas kebodohannya. Sedangkan Taehyung hanya tersenyum disamping Sohyun.

"Lagi Kak Jae sangat cantik, fikiranku jadi kemana-mana."

"Kau juga sangat cantik." Sohyun menoleh, sedikit memicing pada Taehyung.

"Kau selalu bisa membuatku merasa lebih baik. Merasa paling cantik tanpa perlu membandingkan diriku dengan orang lain."

Taehyung melingkarkan kedua tangannya dipinggang Sohyun. "Tentu. Memujamu adalah tugasku."






"Chaera sudah tidur?" tanya Taehyung kala kedua pasang suami istri disana melangkah bersama mendekati dirinya dan Sohyun diruang tamu.

Keduanya duduk, kompak sekali fikir Taehyung. Nanti mungkin dirinya dengan Sohyun pun begitu.

"Kenapa tidak langsung istirahat? Kau baru datang omong-omong." kini Taehyung menanyai sang kakak yang duduk disampingnya dengan selalu merangkul sang istri disana. Romantis sekali, membuat iri saja. Batin Taehyung.

"Disini hanya ada dua kamar omong-omong." celetuk Soekjin, dimana itu malah membuat Taehyung mengerutkan keningnya. Juga Sohyun yang langsung berhenti dari aktivitas minumnya.

"Lalu?"

Kini Jaera yang mulai menatap Sohyun dengan senyum anehnya. "Sohyun, kau tinggal sendirian 'kan?"

Sohyun tentu langsung mengangguk membenarkan pertanyaan sang Kakak, tapi kenapa mendadak menanyakan hal itu?

"Untuk malam ini saja, bisa 'kan kau tampung Taehyung dulu."

Taehyung seketika melotot menatap iparnya itu, gila fikirnya. Kenapa jadi Taehyung harus ditampung segala.

"Aku pinjam kamarmu malam ini." kata Soekjin lagi seolah tanpa beban.

"Kalian 'kan bisa tidur bertiga. Memang ranjangnya sekecil apa sampai tidak bisa menampung kalian bertiga?"

Soekjin menggeleng lagi dengan mata terpejam. Ada sedikit senyum aneh disana dan itu cukup mencurigakan bagi Sohyun. Tapi bagi Taehyung itu beda lagi, dia tahu tentang apa yang tengah ada didalam otak sang Kakak.

Sialan memang. Apa benar-benar tidak bisa ditunda begitu saat dirinya sedang pergi kerja misalnya.

"Chaera tidak bisa bergabung dengan kami malam ini. Dia sangat kelelahan aku kasiahan."

Demi dewi bulan. Apa hubungannya. Memang sumpah ya kakaknya ini, lagi disini ada Sohyun ditengah-tengah mereka. Memang tidak tahu malu.

"Aku akan ke hotel." bersamaan dengan itu Sohyun tiba-tiba menyela. "Ada kamar kosong ditempatku."

𝐀𝐟𝐫𝐚𝐢𝐝 𝐭𝐨 𝐟𝐚𝐥𝐥 𝐢𝐧 𝐥𝐨𝐯𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang