𝐏𝐫𝐨𝐥𝐨𝐠𝐮𝐞

1.6K 153 34
                                    

𝒯𝒶𝓀𝓊𝓉 𝒿𝒶𝓉𝓊𝒽 𝒸𝒾𝓃𝓉𝒶

.
.
.

Tolong katakan pada Sohyun bahwa ini hanyalah mimpi. Bagian dari bunga tidur yang akan berakhir kapan saja. Benar-benar akan berakhir saat ia membuka kedua matanya.

Perjodohan?

Apa Sohyun terlihat tidak mampu? Tidak mampu untuk mendapatkan pasangan yang sesuai dengan keinginananya. Apa setidak mampu itu Sohyun walau hanya untuk sekedar menentukan sendiri kebahagiaannya.

Dan tentang pasangan hidup, apa kah ini tidak terlalu bercanda? Maksudnya adalah, selain cocok, bukankah dasar sebuah rasa cinta juga perlu?

Sohyun bahkan begitu yakin jika sekarang dirinya itu hidup diera yang segalanya serba mudah, serba cepat dan saking mudahnya mungkin sudah tidak ada lagi hal yang tidak mungkin. Ini zaman modern, dimana orang-orang sudah bebas mengespresikan segalanya sesuai keinginan. Pergaulan yang serba tidak terbatas termasuk hubungan yang akan merujuk pada pernikahan, semua anak muda dizaman modern sangatlah setuju jika pernikahan haruslah berdasar karena rasa cinta, minimal suka.

Wanita bukan lagi menjadi alasan untuk menjadi terbatas. Mereka tercipta bukan untuk menunggu atau apalah itu sebutannya. Tapi mereka ada karena mereka kuat, melebihi batu karang yang ada dilautan.

Dan jelas, sejauh ini Sohyun masih mencoba mencerna rencana dari kedua orang tuanya tentang perjodohan dirinya dengan salah satu putra rekan kerja sang Ayah.

Mereka keluarga terpandang, Ayahnya bilang jelas mereka sepadan. Tapi bukan itu masalahnya. Sohyun sedikit tersinggung kala sang Ayah tidak mendiskusikannya dulu dengan dirinya sebelum keluarga dari si pria datang.

Jika sudah begini Sohyun harus apa? Walaupun jelas ingin protes dan tidak setuju, Sohyun masih punya tata krama. Bunuh diri jika terang-terangan menolak, mau ditaruh dimana nama baik sang Ayah.

Sejauh itu padahal Sohyun memikirkan sang Ayah. Tapi kenapa Ayahnya malah seolah tak memikirkan sedikitpun tentang perasaannya. Bukan apa-apa, Sohyun mungkin baik-baik saja saat dirinya single.

Ya, Sohyun keberatan sebab ia memiliki Jeon Jungkook. Pria yang telah menjalin hubungan dengannya selama kurang lebih tiga tahun ini. Dan lebih mengherankannya lagi, padahal Sohyun sering membawa Jungkook datang kerumahnya. Tapi mengapa hari ini malah terjadi.

"Sohyun ingin kebelakang sebentar." gadis itu berdiri dan sedikit menunduk, lalu setelahnya ia benar-benar berlalu.

Selepas kepergian Sohyun. Kedua keluarga besar yang masih menikmati perbincangan ditengah ruangan itu tampak kembali melanjutkan perbincangan yang sempat terputus karena kepergian Sohyun tadi.

"Aku senang, akhirnya hari ini kita bisa mempertemukan putra putri kita, Kim. Putri mu Sohyun sangat cantik. Kemarin saat putraku melihat sekilas wajahnya, dia langsung berkata tertarik." kata Kim Yujin, membuat sang putra tampan disampingnya kian tersenyum lebar. Pria itu juga tampak sedikit malu, mungkin belum terbiasa bergurau dengan calon Ayah mertua begitu. Lagi, Ayahnya jahil sekali. Sepertinya sang Ayah memang sengaja ingin membuka aib nya disini.

"Suamiku benar, putraku bahkan hampir setiap hari menanyakan tentang Sohyun pada kami sebelum ini." wanita bermarga Kim yang diyakini Istri dari Kim Yujin itu juga ikut menimpali atau menambahkan mungkin, agar sang putra tampannya itu semakin malu.

"Bisakah kita hentikan? Ayah dan Ibu sungguh membuatku gugup." kata Kim Taehyung, dengan suara dalam khasnya.

Jika kalian berfikir pria itu tengah menahan malu dengan terus menunduk layaknya anak remaja labil. Tentu kalian salah, disaat orang tuanya membicarakan dirinya didepan calon mertuanya, pria itu justru hanya tersenyum. Iya, malu. Tapi bayangkan malu yang dewasa. Walau hati sudah ingin mencuat keluar, pembawaan pria itu tetaplah tenang. Tenang sekali, sampai membuat Kim Sora dan Kim Donghae tak lain Ibu dan Ayah Sohyun, semakin terkagum-kagum. Sudah tampan, sopan, tak banyak tingkah dan yah.. Entah mengapa Sora merasa, Kim Taehyung ini adalah pilihan terbaik untuk putri bungsunya itu.

Iya, Sohyun adalah putri kedua dari Kim Sora dan Kim Donghae, si bungsu yang menjadi satu-satunya yang menemani mereka di Korea. Sebab sang putra pertama Kim Namjoon nyatanya juga telah berkeluarga dan menetap diluar negeri dengan istri dan anaknya.

Diiringi suara tawa diruangan tengah, Taehyung masih saja sempat memperhatikan tempat duduk disampingnya yang masih kosong ditinggalkan sang pemilik lima menit yang lalu. Sesekali juga Taehyung tampak melirik kearah belakang dimana terakhir kali Sohyun mengatakan ia perlu kesana sebentar.

Taehyung tahu sejak awal pertemuan keduanya, semua dari gelagat Sohyun tampak aneh. Tak menampik Taehyung juga khawatir, bagaimana jika Sohyun memang ada niat tak ingin melanjutkan ini dengannya?

Kecewa juga sebab, Sohyun begitu langka memberinya senyum. Padahal yang ia tahu dan yang pernah ia lihat, Sohyun itu manis sekali saat tersenyum.

Lalu tiba-tiba terbesit dalam fikiran Taehyung ingin menyusul Sohyun. "Sepertinya, aku juga ingin kebelakang. Sebentar."

Tak ada alasan lain selain ingin cepat bertemu Sohyun. Taehyung penasaran, apa yang membuat gadis itu begitu lama. Iya lima menit tentu sangat lama untuk seseorang yang sedang jatuh cinta, bukan?

...

"Aku tidak bisa pergi, mengertilah.."

Itu Sohyun, sepertinya gadis itu tengah berbicara dengan seseorang dalam panggilan. Taehyung sengaja tak ingin memanggil, takut itu penting. Jadi pria itu putuskan untuk diam dulu dan menunggu sampai Sohyun selesai dengan urusannya.

"Maaf.."

"Iya, aku janji besok kita bertemu."

"Jangan! Jangan datang menjemput, kita bertemu saja disana.. Oke?"

"Hmm.. Aku juga menyayangimu."

Deg!

Siapa? Haruskah Taehyung mendengarnya dihari ini? Dihari yang sangat membahagiakan untuknya ini.

Sohyun mematikan ponselnya lalu berbalik. Dan saat itulah, Sohyun memekik kaget. Iya, hanya Sohyun yang kaget, sebab gadis itu sama sekali belum tahu tentang keberadaan orang lain disana.

Lalu? Sejak kapan pria ini ada disini fikir Sohyun. Ah, tidak! tidak! Yang lebih pentingnya adalah, adakah pria ini mendengar percakapannya tadi?

Saat beberapa menit keheningan menyelimuti keduanya. Tiba-tiba saja, Taehyung tersenyum teduh. Sangat teduh, bahkan saking teduhnya Sohyun yang tadinya benar-benar merasa panas dihatinya tiba-tiba saja berubah menjadi dingin, begitu menenangkan.

"Aku khawatir, kau terlalu lama meninggalkan kami." ucap Taehyung setelah itu.

Tahu jika dirinya terlalu lama terbuai, akhirnya Sohyun dengan cepat mengakhiri pandangan itu lebih dulu dan menatap kearah lain canggung.

"A-aku.. Hanya menelfon teman sebebtar. Lagi aku rasa hanya sepuluh menit, itu tidak lama."

"Itu sangat lama untukku."

Sohyun tertegun. Dan refleks saja kembali memandang kearah Taehyung. Tepat setelah pria itu benar-benar selesai bicara.

"A-apa?" Sohyun butuh satu kali lagi saja. Dia tak yakin untuk kearah itu.

"Apanya yang apa? Jelas aku sedang merindu."

Apa katanya? Rindu? Secepat itu?

Sohyun tiba-tiba lagi memegangi dadanya, ia bisa merasakan dengan jelas jika kini jantungnya mulai berpacu cukup cepat dari batas normal.

Kim Taehyung, tolong jangan buat ini semakin kencang. Aku takut ini adalah hal yang aku takutkan.

[...]

🍑

Ara

𝐀𝐟𝐫𝐚𝐢𝐝 𝐭𝐨 𝐟𝐚𝐥𝐥 𝐢𝐧 𝐥𝐨𝐯𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang