17

604 114 2
                                    

Juyeon kembali mondar-mandir, ia bingung, sangat bingung.

“Kenapa lagi sih, Juy. Elahhh” Omel Kino.

“Hmm, siapa yang mau ikut gua ke Cafe? Satu orang aja”

“GUA JUY. Dah lama ga ke Cafe, Jacob sibuk mulu jadi ga sempet jalan bareng” Kevin segera mengangkat tangannya, kemudian ia menatap Juyeon dengan tatapan memohon.

“Haish, iya iya lu aja. Yaudah kuy ganti baju lo”

“ASIK HAHAHAHA. OKE BRO” Kevin pun memberi stick Playstation-nya ke Minho, dan langsung bersiap-siap untuk mengikuti Juyeon. Setelah rasanya Kevin dan dirinya siap, mereka berpamitan dengan teman-temannya, kemudian Juyeon mengeluarkan motornya dari parkiran. “Eh eh wait

Kevin menepuk bahu Juyeon. Juyeon hanya menatap Kevin dengan tatapan bingung. “Gua nebeng lu apa bawa motor sendiri juga?”

“Gila lo??? Bawa sendiri lah, gimana nanti gua mau boncengan sama Chanhee???” Omel Juyeon dengan memanyunkan bibirnya. “SANTAI WEH, OKE OKE IYA SENDIRI-SENDIRI. Gila ya orang bucin, serem”

“SADAR WOYY LU JUGA BUCIN”

Kevin dan Juyeon sempat adu mulut dan baku hantam, tapi mereka sadar banyak waktu terbuang sia-sia, akhirnya mereka mengeluarkan motor masing-masing dan berangkat menuju tempat pertemuan.

Di lain sisi, Chanhee dan Changmin telah selesai dengan sesi cerita mereka, dan sedang bersiap-siap. Mereka memesan Taxi Online, dan segera langsung ke Cafe tempat mereka janjian.

◎◎◎

Chanhee bersama dengan sahabatnya telah sampai di Cafe, memilih bangku sambil menunggu seniornya itu, dan kembali berbincang bersama. Si kecil berambut coklat ini sangat senang dengan kedatangan sahabatnya, semua keluh kesahnya, dapat ia langsung ceritakan ke Changmin. Bahkan Changmin sendiri tahu bagaimana kisah patah hati terbesar milik Chanhee dulu, sehingga ia tidak akan memaksakan sahabatnya harus memiliki pasangan, ia mengerti Chanhee.

Changmin pun tak ingin Chanhee merasa tersakiti lagi. Ia bersyukur kembali menemani Chanhee diwaktu yang tepat, sehingga ia bisa melihat bagaimana tingkah Juyeon ini, berharap bahwa Juyeon dapat menyembuhkan luka besar di hati Chanhee.

“Maaf, lama ya?” Sebuah suara berat  mengagetkan Changmin, dan tentu saja suara itu Chanhee kenal. Chanhee segera menatap sang pemilik suara, kemudian menggeleng pelan. “Ga kok Kak, aku juga baru sampai dengan temanku”

Juyeon lega, ia pun duduk dibangku sebelah Chanhee, sedangkan Kevin disebelah Changmin, tak lupa pria berkacamata itu menyapa sahabat Chanhee.

“Kak, kenalin ini teman SMP aku, namanya Changmin, dia baru aja pulang bentar dari asramanya. Changmin, ini senior aku Kak Juyeon dengan Kak Kevin”

Changmin pun berkenalan dengan Juyeon dan Kevin, begitu pula sebaliknya. Sembari berkenalan, tentu saja Changmin melihat tampang Juyeon, terlihat seperti anak nakal, tapi tidak juga. Juyeon ini tampan pula. Semoga saja sifatnya tidak buruk dan dapat menjaga Chanhee.

“Gimana liburan kalian, seru-seru ga nih?” Tanya Kevin untuk membuka obrolan mereka. Chanhee dan Changmin mengangguk bersamaan, kemudian tanpa sadar mereka mengikuti alur percakapan dengan lancar dan tidak gugup.

Juyeon hanya mendengarkan pembicaraan. Pelan-pelan, ia mencuri kesempatan dengan memegang tangan Chanhee, tapi tiba-tiba Changmin mencuri kesempatannya dengan menggenggam tangan kecil Chanhee terlebih dahulu, tanpa melihat Juyeon.

Juyeon menatap Changmin bingung, sedikit merasa kesal, tapi ia tidak terlalu memikirkannya. Juyeon langsung bertanya pesanan mereka dan segera memesannya, ia ingin menjaga emosinya. Lagipula Changmin teman SMP saja, ya hanya teman. Bukan lebih, tidak lebih dari dirinya dan si Junior. Masih ada kesempatan untuknya, kan?

◎◎◎

“Chanhee, habis ini mau kemana?” Tanya Changmin. Chanhee mengecek Hpnya, kemudian mendapat ide. “Bioskop yuk, ada film yang bagus nih!”

Mereka pun setuju dan segera berangkat, Kevin bersama Changmin dan tentu saja Juyeon bersama Chanhee, Juyeon segera menarik Chanhee, tak ingin kesempatan kali ini hilang.

“Gua bawa helm nih, pake biar aman. Lalu peluk aja gua, nanti lu terbang gua ga tanggung jawab yaaa” Ucap Juyeon sambil memberi Chanhee helm, Chanhee yang merasa kesal, langsung memukul pelan punggung Juyeon. “Iyaaa bawelll. Udah ih ayo Kak keburu tiketnya habis”

“Sadar diri loh, yang bawel sekarang siapa?” Ucap Juyeon, yang kemudian dibalas pukulan lagi oleh Chanhee.

“KAKAKKKK IH”

“EHH IYA IYA AMPUN” Teriak Juyeon kesakitan, Juyeon segera menggenggam tangan kecil Chanhee, dan menempatkan tangan kecil itu untuk melingkar di perutnya. “Yang erat ya, Dek”

Wajah Chanhee sukses menjadi merah merona. Memang oknum Lee Juyeon ini selalu saja memporak-porandakan hati kecilnya. Chanhee menurut kepada Juyeon dengan merangkul erat seniornya itu. Setelah dirasa mereka sudah siap, Juyeon bersama Chanhee pun segera menyusul Kevin Changmin yang sudah berangkat duluan. Memang kalau sudah bucin serasa dunia milik berdua.

◎◎◎

Mereka berempat sudah memesan tiket dan menunggu jadwal film mereka diputar. Sambil menunggu, mereka memilih beberapa cemilan untuk menemani nonton nanti. Entah kenapa Changmin sangat tidak ingin Juyeon dan Chanhee berdua, Changmin selalu saja mengambil kesempatan milik Juyeon. Awalnya Juyeon tak menghiraukannya, lama-lama ia menjadi sangat kesal, namun kembali ingat kepada status mereka dan dirinya.

Juyeon harus bersabar, pasti nanti ada waktu untuk dirinya. Jujur saja ia sedikit cemburu, namun ia masih bisa menahannya. Sedangkan Kevin hanya menahan tawanya, seru juga melihat bagaimana Juyeon menahan diri. Tak sia-sia ia memilih ikut walau tadi mengira bakal jadi nyamuk, untung saja Chanhee membawa temannya lagi.

Setelah waktu filmnya akan dimulai, Chanhee bersama Kevin, Juyeon, dan Changmin segera masuk ke ruangan yang mereka pesan dan memilih kursi yang tersedia. Changmin berada disebelah Chanhee tentunya, bersama dengan Juyeon dan diakhiri Kevin. Chanhee tidak menyadari situasi dan hanya mengikuti sahabatnya itu, walau agak bingung kenapa Changmin sangat aktif, tapi ia tetap menurutinya.

Film pun dimulai, hingga disaat yang tepat, Juyeon tak segan-segan untuk kembali menggenggam tangan mungil Juniornya itu, kemudian mengelusnya pelan. Si pemilik tangan hanya menahan malu dan menatap Juyeon. Ia pun bersembunyi dibahu Juyeon, menutupi wajahnya yang sangat merah. Juyeon tertawa pelan, ia merasa tingkah Chanhee sangat gemas sekarang. Ia pun berbisik pelan. "Hey, kalau terus bersembunyi gitu, gimana mau nontonnya? Nanti keburu selesai loh"

“Berisik Kak, diem dulu ih aku lagi malu tau” Balas Chanhee dengan sedikit omelan. Juyeon pun kembali tertawa. Mereka pun segera kembali fokus ke film sampai habis. Walau Chanhee sendiri tidak dapat fokus, karena jantungnya sangat berdegup kencang dan wajahnya sangat panas. Siapa lagi pelakunya kalau bukan oknum Lee Juyeon.

Changmin hanya melihat tingkah Chanhee bersama Juyeon. Changmin memang sengaja bertindak tadi, entah kenapa ia ingin iseng terhadap Juyeon. Ternyata lucu juga senior Chanhee ini. Juyeon seperti tak bisa menyembunyikan rasa cemburunya. Sepertinya pilihan Chanhee tidak sia-sia kali ini, dan semoga saja pilihan yang tepat. Changmin senang akhirnya Chanhee dapat kembali bahagia. Tidak seperti dirinya dulu.

◎◎◎

Nametag [ JuNew ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang