7

982 186 7
                                    

Chanhee meremas pelan tangannya. Ia gugup.

“Duh.. Apa benar aku harus bilang tentang Kak Yujin? Gimana kalau Kak Juyeon ga percaya? Gimana kalau dia marah? Aku ga ada bukti..”  Batinnya.

“Yo” Sebuah suara berat, mengagetkan dirinya. Ditatap sang pemilik suara, dan ternyata itu Juyeon.

“Eh Kak Juyeon?”

“Nyari siapa? Sangyeon? Salah eskul lo” Chanhee memelototi Juyeon. Pipinya langsung merah padam. Juyeon sedikit bingung dengan reaksi Chanhee.

“B-bukan itu Kak!” Bantah Chanhee, dia kembali meremas kedua tangannya.

“I-itu.. Aku mau ngomong sama Kakak, tapi takutnya Kakak ga bakal percaya, jadi aku cari bukti dulu ya? Dadah Kakak!” Chanhee tersenyum cerah, melambaikan tangannya, dan segera berlari meninggalkan dirinya. Ini sudah ketiga kalinya Chanhee meninggalkan Juyeon  dalam kebingungan.

Entah kenapa, perkataan Wooseok langsung terlintas dipikirannya ketika ia melihat senyuman Chanhee.

“Lagi-lagi, wajahnya sangat manis..”

◎◎◎

Chanhee berjalan sambil menggenggam erat tasnya. Ia begitu fokus memikirkan bagaimana caranya untuk membuktikan bahwa kekasih seniornya itu berselingkuh, Chanhee tak mau kisahnya terulang kembali ke orang lain.

Memang, pandangan pertama dari Chanhee untuk Juyeon itu menyebalkan, tetapi ia tahu bahwa Juyeon sendiri tidaklah seperti itu. Cause don't judge someone just by it's cover.

Chanhee akui, ia terkadang masih takut dan juga kesal kepada Juyeon, namun itu semua tidak dapat membuatnya untuk membenci senior galaknya. Chanhee terlalu baik untuk membenci orang.

Ketika ia terlalu larut dalam lamunannya, sebuah tangan menepuk pelan bahunya, membuat kaget dan hampir terjatuh, untung saja orang tersebut sigap menangkap Chanhee.

“A-ah maaf, kamu pasti kaget ya?” Sebuah suara manis terdengar di pendengaran Chanhee, ia segera menatap sang pemilik suara, begitu lembut.

“Sini saya bantu kamu” Orang tersebut mengulurkan tangannya, tak lupa ia tersenyum manis kepada Chanhee. Chanhee begitu terpaku, namun kemudian ia segera sadar, dan segera menggenggam tangan tersebut.

“Maaf membuatmu kaget, Saya Jacob Bae. Bendahara OSIS, sekaligus ketua eskul paduan suara, salam kenal ya, Chanhee?” Chanhee sedikit kaget dan merona, Kakak kelasnya mengenalinya, bukankah itu sangat mengejutkan?

“I-iya Kak, gapapa!” Chanhee tersenyum kikuk, sambil meremas kembali tangannya. Jacob melihat kecanggungan diantara mereka. Dengan segera, Jacob membuka kembali obrolan.

“Chanhee, saya dengar kamu memiliki suara yang bagus, bisakah kamu bernyanyi sedikit saja untuk saya?”

◎◎◎

“Yo, gua duluan” Ucap Juyeon, sambil melambaikan tangannya. Ia memasang helmnya, kemudian menancap gas motornya, keluar dari gerbang sekolah.

Namun, pikiran Juyeon tidak fokus. Ia masih memikirkan ucapan Chanhee tadi, juga bagaimana manisnya wajah Chanhee.

“O-oh shi--”  Juyeon segera menepi, mematikan mesin motornya, kemudian melepas helmnya. Ia segera mengacak-acak rambutnya. “Sadar, Lee Juyeon. Ayo sadar!”

Juyeon menghela pelan nafasnya, pikirannya tak teratur, jantungnya berdegup kencang.

Juyeon kembali merasakan hal ini, terakhir kalinya ia merasa seperti ini, ketika ia pertama kali melihat betapa anggunnya Yujin ketika menari bersama pom pom cheerleader-nya.

“Gila gila gila, sial.” Maki Juyeon, ia mengeluarkan sekotak rokoknya, membakar satu batang, dan menghisapnya pelan. Ketenangan kembali terasa.

“Ah.. Lee Juyeon ini sudah gila. Gila akan junior aneh itu”

◎◎◎

Hp Chanhee langsung ribut akan notifikasi dari grup yang bernama ‘Paduan Suara’. Ia sedikit gugup, ini pertama kalinya ia memasuki sebuah eskul.

Dulu saat SMP, Chanhee hanya bisa berdiam diri di perpustakaan, atau mungkin ia akan ke kantin jika sahabatnya, Ji Changmin, mengajaknya bersama.

Sayangnya, sahabatnya telah pergi keluar kota, mengejar jauh cita-citanya. Chanhee sangat merindukannya.

Ketika asyik melamun, hp Chanhee terus saja bergetar, tanda ada panggilan yang masuk. Chanhee menatap hpnya, terlihat sebuah kontak bernama ‘Kak Juy Galak’.

◎◎◎

Nametag [ JuNew ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang