13

830 150 6
                                    

Chanhee dan Juyeon tengah bersantai, menikmati pemandangan bersama. Juyeon membawa Chanhee ke restoran tepi pantai. Ya, tujuan Juyeon ialah sebuah pantai, tempat untuk menenangkan dirinya sendiri. Chanhee takjub, tak menyangka bahwa seniornya ini benar-benar memiliki selera yang bagus. Tak menyesal rasanya, ia mengikuti permintaan dari Juyeon itu.

“Kak, makasih ya. Aku, baru pertama kali kesini, tempatnya benar-benar indah. Kakak biasanya kesini sendirian?” Tanya Chanhee sambil menatap Juyeon. Yang ditatap hanya mengangguk. “Iya, sendirian”

Juyeon merapikan rambutnya, kemudian menatap kembali hamparan pasir didepan. “Dulu, gua sama Ibu gua sering kesini, bareng Ayah juga. Lalu, sehabis Ibu meninggal, Ayah ga pernah ngajak gua kesini lagi, sama Ibu tiri gua juga ga pernah. Ayah selalu sibuk, Ibu tiri gua juga sibuk. Mereka sama-sama pekerja keras”

“Memang mereka bekerja buat gua, tapi setidaknya apa salahnya kan meluangkan waktu untuk bersama keluarga bersama? Karena gua terlalu muak, makanya gua selalu kesini sendirian, apalagi kalau sedang ada masalah. Bahkan, gua ga pernah ngajak Yujin kesini” Chanhee sedikit kaget mendengar alasan dari Juyeon. Tanpa ragu-ragu, ia langsung memeluk Juyeon dengan erat.

“Kakak hebat, kakak kuat!” Ucapan Chanhee, sukses membuat Juyeon tersenyum dan berkaca-kaca. Juyeon membalas pelukan Chanhee, ia mengelus pelan punggungnya. “Terimakasih”

Setelah hari mulai gelap, mereka pun memutuskan untuk pulang. Juyeon mengantarkan Chanhee ke rumahnya. Setelah sampai, Chanhee tak lupa mengucapkan terimakasihnya kepada Juyeon, dan ia berharap selanjutnya ia akan semakin dekat dengan seniornya itu.

Sepertinya, hati Chanhee sudah terbuka untuk Juyeon.

◎◎◎

Sangyeon terlihat bingung. Kedatangan mantannya yang tak terduga, beserta alasannya menemuinya itu, membuat terus kepikiran. Tak bisa lepas dari kepalanya. Ia sangat bingung. Bagaimana ia harus menolong Saerom, atau tetap menunggu Chanhee.

Tapi lebih baik, ia harus bertanya kepada Chanhee. Sebelum semuanya terlambat. Ia harus memastikan jawaban dari Chanhee. Apapun jawabannya, itu dapat membantu Sangyeon dalam memilih. Saerom atau dirinya.

Kini Sangyeon sedang menunggu Chanhee datang ke ruang padus. Salah satu tempat dimana ia bisa bertemu Chanhee ketika memiliki waktu senggang. Belakangan ini ia sibuk dengan urusan osis maupun untuk masa ujiannya. Maka dari itu, hanya eskul yang bisa diandalkannya.

Ketika Chanhee baru saja memasuki ruang eskul, Sangyeon langsung berdiri dari duduknya, menghampiri juniornya itu. “Chan, boleh minta waktumu sebentar?”

Chanhee sedikit kaget dengan Sangyeon yang sudah disampingnya itu. Kemudian ia pun mengangguk dari balasan pertanyaan Sangyeon. Sangyeon mengacak pelan rambutnya. Kembali menatap Chanhee.

“Pulang nanti abis eskul, tunggu sebentar ya, Kakak mau ngomong lagi sama kamu”

Chanhee menelan pelan ludahnya. Ia sedikit gugup. Mengangguk kembali.

“Baik, Kak”

◎◎◎

Juyeon sibuk memainkan handphone-nya. Ia berniat ingin pulang bersama Chanhee. Namun, tampaknya Chanhee belum keluar dari sekolah. Seharusnya semua eskul sudah pulang, bahkan biasanya eskul basket yang lebih lama dari padus. Juyeon mengernyitkan alisnya. Tampaknya Chanhee sibuk.

Juyeon memilih untuk tetap menunggu. Di lain sisi, Chanhee tengah berbicara berdua saja dengan Sangyeon didalam ruang padus.

“Jadi gimana, Chan?”

“E-eh? Apanya kak?”

“Waktu itu... kamu gimana? Kakak... ga maksa kok, kakak terima apapun jawabanmu”

Chanhee meremas jarinya, memainkannya pelan. Ia gugup, sangat gugup. Ia belum siap untuk menjawab ajakan Sangyeon. Tapi, sepertinya ia tidak bisa menghindar lagi.

“Maaf kak.. tapi aku tidak bisa menerima kakak. Aku belum siap. Tapi kita ga bakal berjauhan kan?” Tanya Chanhee sambil menatap Sangyeon. Sangyeon hanya terdiam. Ia tidak tahu ingin berkata apa. Sepertinya perkiraannya salah. Ia mengira bahwa juniornya ini akan menerimanya.

Sangyeon menghela pelan nafasnya, kemudian mengacak pelan rambut Chanhee. “Gapapa kok, maafin Kakak ya?”

“K-kakak ga salah apa-apa kok! Ga per-” Sangyeon segera menutup bibir Chanhee dengan jari telunjuknya. Berharap Chanhee akan terdiam sejenak.

“Sst.. Sudah, gapapa. Kamu belajar yang bener ya Chani, makasih sudah mau bareng kakak” Chanhee hanya mengangguk, tak dapat membalas perkataan seniornya itu.

“Mau pulang bareng?”

“M-mau kak!”

◎◎◎

“Juyeon?” Sangyeon sedikit kaget melihat Juyeon yang masih diparkiran. Sedangkan Juyeon terdiam, melihat Sangyeon dan Chanhee bersama. Mereka juga tampak sangat dekat. Segala macam perkiraan muncul di benak Juyeon.

“A-ah.. Hoii Sangyeon!” Sapa Juyeon. Ia segera mengambil helmnya, kemudian menghidupkan mesin motornya. “Ba-baru pulang ya bro? Gua duluan ya? Bye

Belum sempat Sangyeon membalas Juyeon, yang dimaksud sudah keluar dari gedung sekolah dengan motornya. Alhasil pertanyaan yang ingin dilontarkan ke Juyeon disimpan baik-baik oleh Sangyeon.

“Yuk, pulang” Sangyeon tersenyum kepada Chanhee, senyuman yang selalu saja berhasil membuat si junior terus berdebar.

◎◎◎

Nametag [ JuNew ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang