「 °•°•❈•°•° 」
Suara pengkait ditancapkan terdengar berkali-kali. Sulit melihat akan bulan yang menggantung di langit, tapi dirinya sudah biasa dibawah langit malam.
Dirinya dikejar-kejar seperti biasa oleh polisi milliter. Akan kealihannya menggenakan si alat polisi milliter bukan tandingan.
Sepertinya kali ini saja, kau harus memuji polisi gadungan yang biasanya mengejarmu. Mereka bertahan lebih lama dan masih berusaha mencapai punggungmu.
Melihat pasangan larinya terikat di tiang. Dengan sigap kau menghampiri melepaskan si kawan. Nihil, temannya sendiri dijadikan jebakan oleh orang yang mengejar.
Apa mereka benar polisi milliter yang biasa? Tidak. Mereka berbeda. Akan tudung yang menutupi seperempat wajah sulit menyimpulkan siapa mereka.
.
Lututnya dipaksa berciuman dengan lantai bebatu. Teman yang dilumpuhkan membuka mata jua. Lelaki berambut pirang cerah tampak panik, tak ingat apa yang terjadi.
"(y/n), gomen. Aku cerobah" ucap maaf lelaki itu.
Iris mata (e/c) tajam menatap lekat lelaki yang menangkapmu. Bisa kau simpulkan dia bosnya.
"Berisik, Rey" balas mu tanpa melihatnya.
Gerak-gerik lelaki itu masih melekat dimata. Ia melepas tudung hijau yang menutupi wajahnya dan bersejajar di depanmu.
"Dari mana kau belajar menggunakan manuvear 3d?" tanya lelaki di depanmu.
"Apa itu penting untukmu?" dirimu merespon setelah jeda.
Lelaki yang mengekang tanganmu agar tidak lari,melecetkan pipi chubby mu ke bebatuan.
Kian temanmu bernama Rey panik. Ia merespon lelaki yang bertanya padamu. "Kami belajar sendiri! Kami mencurinya dari polisi millter"
Kepala mu diberi izin naik kembali. Bola mata (e/c) kini menatap jengkel akan perilaku teman si bos.
"Bagaimana jika bergabung dengan pasukan pengintai?" tanya lelaki itu. "Atau ku serahkan kau ke polisi milliter?" tanyanya lagi.
"(y/n)! Tidak akan menerimanya! Benarkan!" Kicau Rey teriak.
"Baik lah... aku akan bergabung dengan pasukan pengintai" jawabmu masih dengan tampang menyelidiki. Temanmu Rey jaw drop akan jawaban tak sesuai harapannya.
"USOO!!!"
「 °•°•❈•°•° 」
Kini dirimu berseragam resmi dengan sayap kebebasan mengecap di punggung.
Badanmu menyamping, kaki yang melangkah sekarang diam akan pipi temanmu menggembung sebal.
"Apa?" tanyamu singkat.
"Kenapa kau menerimanya?"
Badamu seutuhnya berhadapan dengan Rey. "Kenapa? Apa otakmu hilang? Kau mau masuk ke dalam penjara? Maaf saja aku tidak mau" kakimu kembali melangkah ke tempat yang ditetapkan.
Rey, selaku sahabat kecilmu harus tepuk jidat akan sikap kasar mu. Terkadang dirinya berpikir; bagaimana cara menghilangkan sikap kasarmu, tapi sudah terbiasa tak perlu dipikir terus-menerus.
Lagian, Rey tak bisa cekcok pada mu karna dirinya lah kau ikut terseret ke dalam.
.
Lelaki yang membawamu kemari, tampak berdebat ria dengan atasannya.
"Kau baru saja membawa satu bocah minggu lalu sekarang kau membawah bocah lagi"
"Kekuatannya berguna untuk umat manusia. Sangat sayang jika dibiarkan"
Kau yang mendengar perdebatan datang bertolak pinggang diantar kedua pihak. "Aku juga tak mau kemari jika orang yang bernama Erwin itu tidak memberi pilihan"
Orang yang berjabat komandan mengikir jarak antara mu akan sikap menyelahmu yang kasar.
Tampak lelaki itu akan meneriakmu dengan nama emosi.
Rey datang langsung menyelah. "Maafkan dia. Dia emang suka seperti itu"
"Tck. Rey aku belum memaafkan dirimu" kau lalu lalang, sekali lagi meninggalkan Rey.
.
Prajurit veteran berbaris rapi di depan pondium yang menjadi pijakanmu. Orang bernotabene komandan menyuruhmu memperkenalkan diri.
Dengan wajah seperti biasa kau hanya menggerakkan bibir berucap namamu. Disusul dengan Rey yang ikut berucap.
Prajurit bersurai coklat tua dengan kacamata membingkai iris mata coklatnya. Tampak memiringkan kepala berpikir, mengingat seseorang di minggu lalu.
Dari mata memandang. Di barisan belakang tampak tiga orang yang sebaya denganmu.
"Dia mirip seseorang" gadis surai merah berbisik pada dua temannya.
"Iyakan, aku juga berpikir begitu" temannya berambut kuning ikut berbisik dari kiri lelaki berpotong rambut undercut.
Lelaki bersurai hitam dengan potongan undercut, mengerit kening akan bisikan kedua temannya. "Bisakah kalian diam?"
Bibit kedua temannya langsung terkatup tak nak berujar kembali.
「 °•°•❈•°•° 」
Ia mengikuti langkah kaki seniornya dari belakang. Rey diantar duluan ke kamar yang akan menjadi tempat tinggal.
Ruangan tidur di isi oleh lelaki bersurai kuning dengan si surai hitam. Alih-alih pembicaraan putus. Lelaki yang bisa kau kenal siapa namanya, memperkenalkan diri pada Rey.
"Yo. Namaku Farlan" ia juga memperkenalkan lelaki berambut hitam. "Dia Levi" Rey mangut-mangut saja, merespon.
Kaki mu ikut masuk ke dalam bersama Rey. Nihil, kerah belakang seragam mu ditahan seniormu. "Kau tidur di asrama cewe berada"
Lidah mu mendelik. "Bisakah kau melepas tangan kotormu"
「 °•°•❈•°•° 」
KAMU SEDANG MEMBACA
Levi A. ❛Doppelgänger
Fanfiction·˚✎ ﹏ Levi Ackerman ❝Mereka tidak kembar hanya mirip❞ ↷ ⋯ ♡ᵎ┊D O P P E L G Ä N G E R ˎˊ˗ ✎... 12 February 2021 ✎... 23 April 2021 ⌢ : ♡ ⤹ ぃ ゚. ﹏ @Halu_Project . . . . . ©Marsruel . . . . . ©Hajime Isayama