"Anak kelas 10 pada cakep-cakep, ya." Ucap Olla sambil terus menatap mangsanya.
Vivi mengaduk es jeruk menggunakan sedotan, "Sebagian besar good looking."
Pada istirahat kedua, Vivi dan yang lainnya memutuskan untuk duduk-duduk di kantin sambil melihat-lihat adik kelas mereka yang cantik-cantik. Beberapa kali teman-temannya Vivi menggoda adik kelas itu dan mereka semua belum juga kapok.
"Duh ya ampun, cakep bener." Gumam Olla yang terus saja mencari mangsa yang lebih cantik.
Mira menopang dagunya di atas meja, ia melihat tingkah Olla sambil tetap mencari mangsa yang bisa ia goda. Banyak orang yang sliweran di depan mereka, tapi belum ada satupun yang menarik perhatiannya Mira.
"Flora, mau kemana?" Tanya Olla dengan nada menggoda.
Flora mendelik, ia duduk di sebelah Olla, "Sawan nih orang?"
Vivi tertawa kecil, ia menatap Flora yang berada di depannya, "Abis dari mana lu?"
"Sembahyang, astaghfirullah." Flora merebut es jeruk dari depan Vivi, "Kalian itu udah kelas 12 bukannya tobat malah nambah maksiat."
"Ini sedekah." Ucap Mira.
Flora memicingkan matanya, "Sedekah apanya?"
Olla menoleh, "Senyum itu sedekah, katanya."
Mira menjentikkan jarinya, ia menunjuk Olla, "Tepat sekali, kapan-kapan gue aja umroh."
"Mulut lu." Ketus Olla.
Flora menggeleng-gelengkan kepalanya, ia menatap Vivi, "Gue hari ini gak liat lo sama kak Chika."
"Dia lagi sibuk." Vivi menarik kembali es jeruknya yang tinggal sedikit.
"Sibuk apa?"
Vivi mengangkat kedua bahunya ke atas, "Gak tahu lah, itu urusannya Chika, bukan urusan gue."
Mira menoleh, ia menaikkan satu alisnya ke atas, "Kalian udah pacaran, saling terbuka dong."
Vivi menghela napas panjang, ia mendorong gelas yang sudah kosong ke depan, "Kita pacaran, bukan saling mengekang. Selama gue masih hidup, dia masih hidup, itu udah cukup."
"Baru kali ini gue liat metode pacaran yang kayak gini." Gumam Flora.
"Gais, gue cabut dulu." Ucap Olla kemudian berjalan menghampiri seorang adik kelas yang duduk sendirian.
Mira melihat Olla yang kembali melancarkan niat buaya untuk menggoda adik kelas tidak bersalah itu. Pasti sedari tadi Olla sudah menunggu kesempatan untuk mendekati adik kelas itu supaya terperangkap dalam jebakannya Olla. Benar-benar licik.
Flora melipat kedua tangannya ke depan dada, "Udah sebulan lo sama kak Chika pacaran, udah ngapain aja?"
"Les bareng, ke kantin bareng, makan bareng, jalan bareng, itu aja sih kayaknya." Jawab Vivi.
"Hai, gais. Titip gak?" Tanya Ara yang berjalan menuju salah satu warung di kantin sambil menatap Vivi.
Mira mengangkat tangan kanannya ke atas, "Es teh dong."
Flora menoleh ke belakang, ia mengangkat tangan kirinya ke atas, "Es jeruk, lo yang bayar."
Ara menatap malas ke arah Flora, kalau tahu ujung-ujungnya suruh bayarin sudah tentu ia tidak akan menawari teman-temannya itu. Bukannya untung malah buntung.
"Cuma itu doang?" Tanya Flora yang kembali menatap Vivi.
Vivi menaikkan satu alisnya ke atas, "Kita pacaran, bukan nikah."

KAMU SEDANG MEMBACA
Katarsis
Teen FictionKetika takdir mengatakan 'tidak', apa yang akan mereka lakukan selanjutnya?