Begin

465 37 1
                                    

drrrt..drrrrt....drrrtt...drrrtt

"Halo,Ben?"

"Hei Ela, kau sudah makan?" tanya lelaki disana.

"Hmm sudah, kapan kau pulang?, apakah kau baik baik saja?, bagaimana bisnismu?" tanya wanita itu cemas.

"Hehe, keadaanku baik dan bisnisku lancar, yang terpenting jaga kesehatanmu apalagi ginjalmu, kau tau kan hidup sehat itu penting? Minumlah air putih yang banyak dan makan buah yang kukirim! Konsumsilah tomat dan wortel yang banyak biar matamu sehat!, Hmm?"

"Baiklah, cepat pulang. Jaga kesehatanmu juga!"

"Oke, istirahatlah ! Sudah larut malam, Bye Istriku,"

"Bye, Ben"

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ


Suara peralatan masak mengusik tidur Ela yang damai. Perlahan matanya terbuka menyesuaikan cahaya yang menembus sela sala ventilasi kamarnya. Dengan malas bangun dari kasurnya dan melangkah ke kamar mandi. 15 menit berlalu El keluar dengan tubuh yang segar memakai pakaiannya dan pergi kedapur. Ela yang sedari tadi penasaran dengan keributan didapunya.

"Good morning istriku"

"Ben!" terkejut dengan orang dihadapanya.

"Aku berniat memberi kejutan untukmu dengan memasak sarapan spesial, tapi dirimu sudah bangun duluan. Kan jadi ga surprise lagi" Ela tercengang dengan ekspresi imut Ben yang pura pura merajuk.

"Haha, aku terkejut melihatmu disini. Padahal semalam kita baru saja telponan. Apakah kau butuh bantuan Ben?"

"Tidak usah, aku mau memasak untukmu. Kalo kau ikut membantu berarti makanannya bukan murni kerja kerasku,"

"No problem, i just help you for wash the dishes. Aku tidak akan ikut campur dengan masakan mu, tenanglah"

"Hmm, baiklah. Pokoknya biarkan aku memasak makanan sehat untukmu, aku tidak akan membiarkan mu menyentuhnya!" Mereka tertawa mengisi ruangan itu dan melanjutkan urusan masing masing diselingi percakapan ringan.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ


Ela dan Ben adalah sepasang suami yang baru 8 bulan menikah. Selisih usia mereka tidak terlalu jauh, Ben 25 tahun dan Ela 21 tahun. Dihitung dari waktu PDKT-an mereka yang hanya terjalin 3 bulan,tanpa banyak membuang waktu untuk Pacaran, Ben langsung melamar Ela dibirthday party-nya tanggal 26 Februari lalu. Ela menerima lamaran itu karena berfikir kalau mereka cocok. Ela nyaman bersama Ben dan Ben memberi kenyamanan di hidup Ela. Walau suaminya menganggur, Ela tetap dinafkahi oleh suaminya. Saat bertanya soal pekerjaan Ben, selalu dijawab bisnis kesehatan.

Di 3 bulan pernikahan, mereka terlibat pembicaraan serius. Ben butuh modal besar untuk melanjutkan bisnis kesehatannya. Ela bertanya, hal apa yang bisa membantu suaminya itu. Ben menjelaskan solusi yang membuat Ela tercengang, menjual ginjal. Ben menjelaskan jika manusia bisa hidup dengan satu ginjal, berusaha membujuk Ela agar mau membantunya. Ela tampak berfikir keras dan pada akhirnya menyetujui keputusan itu. Ben bersujud dikaki Ela berterima kasih, sambil meneteskan air mata.

Dan 5 bulan berikutnya, Ela merasakan perubahan besar pada tubuhnya. Dia gampang lelah dan letih. Sesekali nyeri didaerah perut dan punggungnya. Dengam obat resep dokter spesialisnya, nyerinya teratasi. Ben selalu menemani dan merawat Ela dangan baik dan telaten. Pola makan dan Kebugaran Ela menjadi fokus Ben yang terutama. Mereka seperti pasangan suami istri yang benar benar cocok. Dan siapa sangka kalau sampai saat ini Ela masih perawan, benar, Ben belum melakukan s*x dengam Ela.
Ela juga tidak terlalu memikirkannya, entah mengapa bersama Ben gairahnya tidak muncul. Mungkin karena belum terlalu mencintai suaminya atau memang hubungannya ada keganjalan. Ben juga tidak pernah meminta haknya dan tidur pun mereka jarang berakhir panas. Ela dan Ben juga tidak ahli berciuman, seringkali yang mereka lakukan hanyalah kecupan tidak lebih.

Uh, Hm It's Hurt (hiatus Bentar) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang