Kekasih

155 9 0
                                    

Ian sudah beres dengan urusan bisnis yang tiba-tiba. Ia kembali ke hotelnya, dengan tubuh yang sungguh lelah hari ini. Ian melihat jam, ternyata sudah pukul 1.00 dini hari. 9 jam lagi bakal terbang balik ke tanah air. Dengan langkah malas namun masih berkelas menuju kamar pribadinya.

"Ck, tidur disofa. Jangan harap aku menggendongmu ke ranjang, Nona" gumam Ian yang langsung berbaring dikasur king size. Tanpa mandi atau sekedar berganti baju. Matanya hendak tertutup namun-

"I-ian? Kau sudah pulang?"

"Hm"

"Kau tidak ganti baju atau mandi dulu? Kau pasti gerah"

"Karena Bathroom-nya transparan kau mau curi kesempatan buat melihat tubuhku, heh?"
Ledekan Ian membuat Ela menyesal membuka suara.

"Bukan, aku hanya ingin kau bisa nyaman tidur dengan kondisi yang segar. Tapi jika kau malu aku bisa keluar sebentar selama kau mandi"

"Keluar"

"A-apa?" Ela bingung

"Aku mau mandi silahkan keluar!"

"Oh,Baiklah kabari aku jika sudah" Ela keluar kamar dengan selimut yang masih tergulung ditubuhnya. Ian hanya geleng kepala melihat hal itu, dan bersiap untuk membersihkan diri.
Wanita cantik yang bernama Ela sekarang kebingungan. Apa yang akan dilakukannya selagi menunggu.

"Huft, Mengapa pikiran Pria Tampan itu sungguh negatif? Baiklah, ayo jernihkan pikiran!"

Kruyuk kruyuk..

Ela memutuskan mencari tempat mengisi perutnya yang sudah memberi sinyal peringatan. Dan berusaha melupakan kejadian tadi.

"Nona!" seru Pelayan hotel memanggil. Ela berbalik ke arah suara.

"Anda perlu bantuan untuk berkeliling?"

"Boleh, apakah disini ada  tempat untuk makan? Saya lapar sekali" Memegang perutnya yang keroncongan.

"Mari saya antar,Nona. Restoran ada di lantai 3"
Mereka turun menggunakan lift.

"Kau bisa bahasaku? Keren sekali"

"Karena kita berasal dari tanah air yang sama Nona" Ucap Pelayan itu sambil tersenyum.

"Namaku Ela, senang berjumpa denganmu!" Ela menyodorkan tangannya hendak bersalaman.

"Saya Robert, dan saya juga sangat senang bertemu Nyonya Muda Ganendra. Maaf saya lancang, kenapa anda membawa selimut"

Ela mendengarnya tersenyum kikuk, bagaimana mungkin dia memberitahu alasannya, memalukan.

"Robert, panggil aku Ela saja. Tapi apakah semua karyawan hotel ini tahu tentangku?" mengalihkan pertanyaan Pelayan hotel.

"Hm"

Ting

"Mari Nona Ela, saya bawa anda ke meja anda"

Ela mengikutinya tanpa bertanya lagi.

"Thanks Robert"

Pelayan itu hanya mengangguk hormat dan pergi. Ela menatap heran makanan didepannya. Sudah tersaji dengan rapi lengkap dengan Wine merk langka. Ela tersenyum karena berfikir jika Ian yang menyediakan semuanya untuk dirinya. Satu hal yang tiba tiba ada dibenak Ela selain Ian adalah bagaimana caranya dia makan dengan kondisi bergelungkan selimut dan jika dia melepas selimutnya maka keseksiannya akan terekspos.

"Karena cacing diperut berdemo aku tidak peduli" Dengan menyingkap sedikit selimut untuk jalan keluar tangan kanannya agar bisa0 makan. Tidak lupa dengan paha mulus itu sedikit terlihat selama menikmati makanan.

Uh, Hm It's Hurt (hiatus Bentar) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang