New life

151 10 0
                                    

Pelayan firman menyatukan tangan mereka.
"Mendengar janji setia perkawinan kalian, maka berdasarkan kasih setia Tuhan Yesus Kristus, yang menyebut diri Mempelai umat-Nya, kami meneguhkan perkawinan saudara berdua
di dalam nama Allah Tritunggal: Bapa, Anak dan Roh Kudus. 'Apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. Kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh."

"Amin!"

****
Hotel Ballast Wilmington

"Elaa"

"Bibi, aku merindukanmu"

Padahal mereka bersama sepanjang acara walau duduk berjauhan.Kedua wanita itu saling memeluk seakan mereka akan terpisah jauh.

"Kau sudah jadi istri Bang Ian, bermanja-manjalah dengannya nanti" Monica yang menyusul untuk memeluk sahabatnya gantian. Muka Ela tertunduk malu mendengar celoteh Monica yang absurd.

"Bang, jaga sahabatku, dan belajarlah mencintainya! Jika kau buat dia menderita, aku tidak segan segan menyembunyikannya!" Ucap Monica dengan sungguh dan melepas pelukannya dan beralih memeluk Abangnya yang Tampan, tak lupa memberi peringatan kepada pria tampan yang berdiri disamping Ela.

"Mon-mon!" bisik Ela memberi peringatan.

"Maaf Ela, kali ini aku harus berterus terang sebagai adiknya bukan karyawannya jika dia main-main aku tak akan segan segan meminta Papa untuk menghukumnya"

Lelaki yang diingatkan itu hanya bisa memutar bola matanya malas. Iya hanya ingin acara resepsi ini cepat siap. Banyak waktu yang terbuang, sedangkan pekerjaan menumpuk, batin Ian.

"Tuan Ian, jaga Kakakku, selama ini hidupnya kurang bahagia. Aku tahu Kakakku menyukaimu sejak lama, dan aku senang akhirnya khayalannya menjadi istrimu menjadi nyata"

Pria muda tampan, menunduk hormat kepada Ian dan bersalaman. Tangan Joshua bersalaman dengan erat. Ia menaruh harapan besar kepada sosok terhormat dihadapannya saat ini.

Ian hanya tersenyum kaku, meng-iyakan perkataan lawan bicaranya. Iyakan saja, biar cepat siap selesai, Ian membatin. Hari ini ia hanya merespon tamunya dengan anggukan,senyum,salam,peluk dan angkat alis. Mulutnya hanya berucap, "Thanks, Terimakasih sudah datang, Xie xie, Arigato," dan berbagai bahasa-lainnya.

Tamunya yang datang dr berbagai negara atau bisa dibilang kolega bisnis internasional. Mereka tidak mau kehilangan kesempatan bertemu Nyonya muda Ganendra. Banyak yang memuji wanita yang disamping Ian.

"Cantik sekali, ia pantas mendampingi Bos Muda Ganendra"
"Wanita itu sepertinya wanita hebat karrna mampu menaklukkan Iandres"
"Bukannya Tuan Ian memiliki kekasih seorang model majalah dewasa? Untunglah beliau tidak menikah dengannya, ia tidak pantas."

Dan banyak sekali nyinyiran,komentar,tanggapan mengenai Ela, bahkan Karin yang tidak hadir pun kena.

***

"Mereka akan bersiap untuk pulang sepertinya bos!"

"Amati terus, aku ingin tau dimana kedua pasutri baru itu tinggal"

"Baik bos,"

Pria berjas layaknya tamu mengamati detail pernikahan dengan tajam. Tugasnya kali ini cukup melelahkan, mengamati semua susunan acara kemudian melaporkannya ke Boss .

***
Semua keluarga sudah bersiap untuk istirahat di hotel pribadi keluarga Ganendra karena acara sudah selesai. Kenapa tidak sekalian menginap Hotel Ballast Wilmington, saja? Atau buat acara pernikahannya di hotel pribadi itu. Kalian bisa tanyakan itu pada Sarah yang mengatur pernikahan ini, pikiran sultan tidak bisa kita tebak.

Uh, Hm It's Hurt (hiatus Bentar) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang