12

266 49 2
                                    

▪︎▪︎▪︎▪︎

Segala penjelasan Jaemin sudah tidak akan ada artinya. Sudah jelas apa yang terjadi.

Eunbi pulang dengan menggunakan taksi.

Dalam keheningan di dalam kamar. dia membasahi bantalnya dengan air mata. Harga dirinya terinjak-injak. Semakin memikirkan ini, penyesalan Eunbi kian membesar. Dia tidak percaya selama ini berhubungan dengan seorang pecundang.

Eunbi hampir tak menyadari jika jarum jam hampir tengah malam. Masih menangis dalam kesunyian.

"Ibu?" Panggil seseorang yang mulai memasuki kamar Eunbi.

"Ae-cha?"

"Apa yang ibu lakukan? Ibu menangis?" Tanya Ae-cha mendekati Eunbi.

"Apa yang sedang terjadi? Ceritakan kepadaku?" Tanya Ae-cha. "Kau tidak perlu tahu" ucap Eunbi sambil menghapus air matanya.

"Apa ayah yang membuat ibu menangis?"

"Sebaiknya kau pergi ke kamarmu. Temani Rowoon, dia pasti sendiri di kamar" ucap Eunbi yang masih sesenggukan.

"Apa kau bertengkar dengan ayah?"

"Ibu menyuruhmu untuk pergi ke kamar. Keluar!!"

Tanpa bertanya-tanya lagi Ae-cha keluar dari kamar Eunbi sembari mengusap air matanya yang akan jatuh.

Jaemin sendiri pulang tepat tengah malam. Tidak ada pilihan lain selain jujur memang, dan dia tahu itu. Serangkaian penjelasan sudah tercipta dalam kepalanya, entah yang mana yang akan dia utarakan sebagai alasan utama.

Dia membuka pintu, melihat Eunbi yang tengah memeluk guling. Ini pemandangan yang tidak pernah terjadi.

Dia duduk di pinggiran ranjang, lalu menjelaskan panjang lebar. Inti dari perkataannya adalah semua obrolannya dengan Minju itu tidak berarti apa-apa.

Eunbi tahu dirinya akan terlihat bodoh jika percaya itu. Lagipula percuma hatinya sudah tertutup. Wanita ini bahkan tidak menoleh ke arahnya, enggan menatap. Dia tentu takut dengan tatapan sayu dan senyuman manis Jaemin melunakkannya lagi.

"Apa dia akan tinggal di rumah yang kau beli?" Tanya Eunbi dengan posisi tetap.

"Tidak" ucap Jaemin kelihatan tidak nyaman. Setelah jeda, dia kembali berkata, "Itu tidak benar. Pertanyaanmu salah yang benar mengapa dia disana? Dia mencuri kunci rumah yang akan ku beli untukmu"

"Kau berbohong"

"Disaat kau menjanjikan kita akan hidup di rumah baru, ternyata kekasihmu sudah tinggal disana" ucap Eunbi sedikit menahan dadanya agar tidak meluapkan amarah. Sebisa mungkin menjaga bibirnya agar tidak kasar, "Aku sangat menantimu untuk menceraikanku?"

Jaemin terkejut. "Siapa yang ingin bercerai denganmu?"

"Apa kalian masih berhubungan?"

"Dengan Minju? Tidak sama sekali" Jaemin menggeleng cepat penuh keyakinan, "Kau hanya banyak pikiran. Lupakan obrolan itu, aku hanya berusaha merebut kunci rumah kita yang dia ambil"

ᴅᴇsᴛɪɴʏ | ɴᴊᴍ ʜᴇʙ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang