▪︎▪︎▪︎▪︎
Lusa pun tiba.
Eunbi bersiap-siap dalam balutan gaun malam hitam. Riasannya yang natural ditambah dengan kilauan berlian di leher membuatnya tampil memesona. la sangat bahagia melihat dirinya dan sang suami yang begitu cocok sebagai pasangan.
Mereka meninggalkan Ae-cha dengan Rowoon di rumah.
Selama di perjalanan, mereka tidak banyak mengobrol. Sekedar basa basi yang sering ditakutkan. Mereka baru bicara serius ketika keluar dari tempat parkir sebuah gedung mewah.
Eunbi mengenali tempat ini salah satu tempat pesta perayaan yang dimiliki oleh pemilik perusahaan ayahnya. Dulu dia sering sekali berada disini dengan sang ayah jika merayakan pesta tahunan. Halaman parkirnya cukup ramai kendaraan, ada petugas keamanan ekstra disetiap sudut gedung, beberapa diantaranya berseragam polisi.
"Ini berbeda dengan pesta perayaan tahunan biasa karena berkembangnya produk, tamu disini khusus, bukan dari kalangan staff, tapi direksi dan jajarannya saja. Aku sudah meminta ijin untuk mengajakmu, jadi tidak ada masalah" jelas Jaemin.
Mereka masuk ke dalam tanpa kesulitan. Eunbi sendiri hampir tidak tahu ada pesta seperti ini, apalagi ada petugas khusus yang meminta undangan "khusus" dari suaminya.
Undangannya memang aneh amplop hitam dengan cap emas berupa lambang perusahaan.
Tamunya tidak terlalu banyak, ruangan megah ini terasa kosong hanya, dipenuhi puluhan orang saja.Eunbi merasa tak nyaman. Apalagi dipenuhi pria-pria asing, terutama Taeyong. Akan tetapi setidaknya ada beberapa wanita disana, dan yang masih seusianya.
Ketika melihat sekeliling gedung, Eunbi melihat seorang wanita yang dia kenal. Minju. Wanita itu sungguh menawan dalam gaun panjang selutut berwarna merah. Caranya berjalan pun mengundang terlalu percaya diri dengan tumit terhias hak tinggi hitam.
Dia mendekati pasangan muda ini sembari tersenyum. Sambil mengulurkan tangan pada Eunbi.
“Hai Eunbi, lama tidak bertemu” ucap Minju sambil tersenyum.
"Kau semakin cantik saja, Hwang" Minju tersenyum palsu kepada Eunbi.
"Jika kau tahu, dia sempat cemburu kepada kita karena ada orang yang memotret kita di lobi hotel” ucap Jaemin terus terang. "Aku tidak ingin kau menghamburkan uangmu lagi demi membayar orang aneh untuk menyelidikiku” ucap Jaemin sambil memandang Eunbi serius, lalu teralih pada Minju yang paham situasinya.
Minju juga ikut menjelaskan, "Jaemin benar, kami meeting besan saat itu, bukan sedang menyewa hotel untuk hal pribadi, Lagipula Jaemin dan aku tidak ada apa-apa.
"Aku tidak–" Eunbi sulit mengutarakan kegelisahannya saat dilanda rasa malu seperti ini. Dia tidak ingin terlihat seperti istri pencemburu.
Tiba-tiba ada seorang pelayan laki-laki datang dengan sebuah lipatan kertas di atas nampan. Kertas itu ditujukan pada Jaemin. Setelah membaca, Jaemin menaruhnya kembali. Lalu berpamitan dan berjalan tergesa-gesa. Lalu menyisahkan dua wanita yang canggung untuk berbicara.
Eunbi pun semakin tak nyaman berduaan dengan Minju. Akan tetapi dia juga tidak mau berkumpul dengan segerombolan pria yang ada di setiap samping meja.
Obrolannya dengan Minju terdengar canggung. Baik dia maupun wanita itu tidak berminat dalam situasi itu.
"Lucas?" ucap Eunbi spontan.
"Kau kenal dengan polisi itu? Haha dia mantan kekasihku, memang kami putus sudah hampir setahun. Eunbi membelalakkan mataya tak percaya, "Polisi?"
“Iya, semacam itu, aku tidak tahu dia polisi apa, aku sendiri juga tidak begitu paham pekerjaannya karena dia sangat rahasia” jelas Minju.
Eunbi membisu. Bagaimana mungkin dia membayar seorang polisi untuk menyelidiki suaminya? Yang lebih penting sejak kapan polisi menjadi stalker? Apa mereka selalu seperti Itu. Tidak mungkin.
Dia merasa ditipu.
Tak berselang lama, seorang pria muda berpakaian tuksedo putih mendekatinya. Menampakkan sosok yang dewasa nan berbeda. Namun tetap saja, saat dia tersenyum jati dirinya sebagai orang menyebalkan kentara sekali.
"Nyonya, saya memiliki informasi gratis yang bagus untuk anda" Eunbi tersentak melihat Lucas yang sudah ada di depannya.
"Lucas? Kenapa kau ada disini? Bagaimana bisa? ini pesta-"
“Saya menjadi pekerja lepas– pengeruk uang orang kaya." Ucap Lucas.“Apa kau tidak malu bicara seperti itu? Polisi macam apa kau ini? Sebenarnya apa- ada masalah dengan suamiku? Sebenarnya ini perayaan apa?" Tanya Eunbi kepada Lucas. "Kenapa tanya padaku? Tanya suamimu!"
"Dia tidak memperbolehkanku bicara apapun disini kecuali hanya basa-basi"
"Dan kau menurutinya? Haha” ucap Lucas sambil tergelak-gelak.
Eunbi beralasan, "aku- hanya tidak mau berkumpul dengan pria pria misterius ini. Bisakah aku melaporkan ini ke polisi?”
“Laporkan saja!” Bentak Lucas kepada Eunbi.
"Aku tidak percaya kau benar-benar polisi"
"Aku juga tidak percaya, seharusnya aku jadi pengacara saja, aku terlalu tampan untuk menangani kriminalitas. Ah, sudah cukup, kenapa kita tidak membahas hal yang lebih penting, Nyonya, jangan terkesan mencari tahu tujuanku kesini. Mari kita bicara tentang dimanakah suamimu?"
"Aku tidak tahu. Dia berpamitan sebentar-tapi sudah lebih dari setengah jam aku disini sampai mantan kekasihmu itu menghilang entah kemana” Jelas Eunbi.
"Coba kau pikir, dua orang tukang selingkuh menghilang dari ruangan ini!” ucap Lucas menyeringai.
“Hei, Jaemin tidak selingkuh, semua yang kau katakan hanya omong kosong”. Kemudian Lucas mengajak Eunbi keluar dari dalam gedung itu. “kau harus melihat sesuatu"
Mereka berhenti di halaman parkir kendaraan. Kala itu suasananya tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa petugas jaga berpatroli serta orang yang baru tiba.
"Coba kau lihat tempat mobil kalian diparkir. Suamimu sedang berduaan dengan kekasihnya. Aku mendengar dia menyuruhnya keluar” bisik Lucas. “Jangan kaget karena aku tahu letaknya, dari awal aku memang mengintai kalian”
"Aku tidak punya niatan lain untuk informasi ini, tapi setidaknya kau harus menjauhi tempat ini dan pergi ke sana” ucap Lucas.
"Apa maksudmu?" ucap Eunbi bingung.
▪︎▪︎▪︎▪︎
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴅᴇsᴛɪɴʏ | ɴᴊᴍ ʜᴇʙ✔
Fiksi Penggemar[COMPLETE] Akankah pernikahan mereka membaik setelah melewati ambang kehancuran? . ©2021,eunbihwang_