16

250 48 4
                                    

▪︎▪︎▪︎▪︎

Pagi ini, Eunbi membersihkan kaca cendela di depan rumahnya. Sebelumnya dia sudah memastikan kalau di sekitar kebun tidak ada pengunjung.

Udaranya sangat sejuk, sejauh mata memandang hanyalah daun hijau. Seluruh beban di pundak seakan terangkat saat berada disana.

"Ibu, aku membawa sedikit camilan untuk ibu" ucap Ae-cha. "Ah, terima kasih" ucap Eunbi saat melihat putrinya duduk di kursi teras.

Tiba-tiba seorang pria berpakaian formal berjalan mendeka ke arah Eunbi dan Ae-cha.

"Seharusnya kau menginap saja di rumah ibumu" ucapnya dingin.

Eunbi terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba. Masih jam enam pagi. Sejak kapan suaminya itu sudah ada disini?

"Jaemin? Bagaimana kau bisa ada disini?" tanya Eunbi berbalik menghadap Jaemin, "Aku selalu tahu dimana kau berada, kau pergi membawa anak-anakku, aku hanya ingin tahu keadaan mereka" ucap Jaemin tersenyum sedikit memandang Ae-cha.

"Ae-cha sebaiknya kau masuk ke dalam" perintah Eunbi.

"Sejak kapan ayah khawatir kepadaku dan Rowoon, ayah hanya mementingkan pekerjaan, pekerjaan, dan pekerjaan, setiap aku ingin pergi ke sekolah bersamamu, kau selalu saja sibuk!!" ucap Ae-cha meluapkan seluruh emosinya lalu masuk ke dalam rumah.

Suasana hati Eunbi yang tenang, mendadak penuh kegundahan, "Kau jangan beromong kosong, aku tahu kau tidak peduli dengan mereka"

"Apa maumu? menyuruhku tanda tangan sesuatu yang mungkin diwariskan ayahku untukku?"

"Jangan egois, aku kemari karena tidak sanggup melihat istriku makan malam dengan pria lain, bahkan berada disini sendirian, lalu sekarangm melakukan aktifitas yang–" Jaemin tidak melanjutkan ucapannya, dia malah menaiki teras dan semakin mendekat.

"Apa kau memata-mataiku?"

"Tentu saja. Setiap hari selama kita bersama aku selalu menyuruh orang untuk mengawasimu" ucap Jaemin dengan suara santai. Dia menganggap bahwa Eunbi adalah miliknya, dan dia berhak melakukan hal yang mengusik privasinya.

"Aku harus memperingatkanmu tuan Na. Aku bukan benda"

"Aku suamimu. Aku selalu khawatir padamu keluar malam-malam dan ke rumah tak jelas bersama anak-anakku, dimana tamunya selalu pria, aku bahkan tak percaya Seungkwan sekarang. Dia bisa saja melakukan sesuatu padamu di tengah-tengah kebun seperti ini"

"Tolong jangan berpura-pura, kau tidak peduli pada kami. Sudah cukup, kekasihmu benar ayahku sudah meninggal dunia, semuanya milikmu. Puas?"

"Eunbi, aku kesini untuk menjelaskannya. Kau bilang kita akan bicara, aku membiarkanmu menenangkan diri. Sekarang aku minta waktumu untuk mendengarkanku"

Eunbi menghela napas panjang, "Ayo masuk ke dalam"

Mereka masuk bersama ke ruang tamu, lalu duduk di sofa berseberangan dengan Jaemin. Eunbi tidak ada keinginan untuk menjamu suaminya, bahkan tak ingin menatapnya.

"Aku minta maaf untuk semuanya. Aku sadar aku salah, aku sedang mengubah semua aset ayahmu atas namamu. Semuanya milikmu, aku mencintaimu, tolong maafkan aku"

ᴅᴇsᴛɪɴʏ | ɴᴊᴍ ʜᴇʙ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang