bantuan

46 3 0
                                    

.
.
.

"Dek, makan malam dulu. Tugasnya nanti dilanjutkan lagi saja."

Kulihat kak Jibeom yang masuk dengan membawakan nampan berisi makan malam lengkap dengan susu juga.

Aku memang sejak tadi belum keluar kamar. Ada tugas yang harus ku selesaikan karena besok harus dikumpulkan.

Sebenarnya aku agak terlambat mengerjakan nya karena sempat terjebak macet saat kembali dari kafe WL tadi.

"Makasih, kak." Ucapku sebelum kak Jibeom keluar kamar.

Sepertinya malam ini aku akan tidur terlambat karena tugasku.

•••

"Dek, bangun. Kamu ada kelas kan ? Udah mau telat tuh."

Kurasakan kak Jibeom yang menggelitiki telapak kakiku agar segera bangun.

Aku membuka mata dan langsung terkejut saat melihat jam di dinding.

Tidak.

Aku benar-benar bisa telat jika tidak bergegas.

Dengan cepat aku mandi dan bersiap-siap. Tak ada cukup waktu untuk sarapan.

Dengan segera, aku memesan ojek online dan berangkat ke kampus ku.

Untunglah, kelas belum dimulai. Ku persiapkan alat-alat belajarku diatas meja. Dan juga tugas yang sudah semalaman aku kerjakan.

Perasaanku tiba-tiba buruk.

Dimana tugasku ?! Apakah aku se-ceroboh ini hingga melupakan tugas yang sudah ku kerjakan semalaman.

Aku menyenggol lengan Minju disebelah ku, "masih ada waktu gak kalau gue ngambil tugas dulu ?"

Unfortunately, Minju menggeleng. "Gak. Tapi kalo Lo minta anterin tugas Lo. Gue pikir waktunya cukup."

Aku berpikir sejenak. Ku coba menghubungi kak Jibeom tapi dia tidak bisa dihubungi. Ponselnya mati.

Akhir nya, aku mencoba menghubungi mama tapi mama bilang sedang diluar rumah.

Aku panik.

Kalau tugas ini tidak dikumpulkan aku bisa-bisa tidak dapat nilai dan harus mengulang tahun depan.

Akhirnya kuputuskan mengubungi kak Joochan.

"Halo kak ? Aku mau minta tolong boleh ?" Tanyaku.

"Ya, kenapa ?"

"Tugasku tertinggal di rumah. Handphone kak Jibeom mati, gak bisa dihubungi. Boleh tolong antarkan tugasku tidak ?" Tanya ku sedikit ragu.

Terdengar kak Joochan menghela napasnya pelan, firasatku semakin buruk.

"Yah, aku udah mau ke kelas juga won.

Eh ! Tapi Donghyun bisa nih. Dia kosong dan kebetulan mau kerumah Jibeom !"

Aku terdiam. Tapi tidak ada pilihan lain selain menerima bantuan kak Donghyun, atau mengulang pelajaran ini tahun depan.

"Yaudah...tolonggg bangettt ya kakk. Makasihh banyakk." Ucapku pada akhirnya.

Aku bernapas lega. Setidaknya, ada yang membantuku meski orang itu haruslah Kak Donghyun.

"Gimana ? Bisa ?" Tanya Minju.

Aku mengangguk, "kak Donghyun yang akan mengantar." Jawabku.

"Kak Donghyun ? Dia mantan Lo bukan, kak ?" Tanya nya lagi.

"Iya. Yang lain lagi gak bisa soalnya." Ucapku singkat.
.
.
Masih ada beberapa menit sebelum kelasku dimulai. Kak Donghyun baru saja memberi tahu kalau ia sudah menunggu di depan kelasku.

"Nih.." ucapnya sembari menyodorkan setumpuk kertas tugasku.

"Makasihh banyakkk kakk. Pokoknya terimakasih banyak." Ucapku.

Aku benar-benar berterima kasih padanya. Kalau tidak ada kak Donghyun, aku tidak tahu harus bagaimana.

"Traktir aku makan."

Aku mengangkat kedua alis, kemudian mengerjap bingung.

"Maksud kakak ?" Tanyaku.

"Kalau kamu berterimakasih, traktir aku makan. Aku tidak jadi makan bersama Jibeom karena mengantarkan tugasmu." Ucap kak Donghyun.

"Baiklah, akan kuhubungi setelah kelasku selesai." Jawabku.

Kak Donghyun tersenyum.

Manis sekali, lucu.

Aku sudah lama tidak melihat senyuman itu.

"Oke kalau begitu, belajar yang rajin Chaewonra."ucap kak Donghyun.

Tangannya mengelus rambutku pelan. Aku hanya bisa terdiam saat kak Donghyun memperlakukan ku seperti itu.
.
.

"Gue tadi ngomong apaaa minjuuuuu." Rengekku.

Sedari tadi memang Minju yang harus mendengarkan celotehan ku karena aku tadi bilang bahwa, aku akan menghubungi kak Donghyun.

Aku mulai gila sepertinya..

"Heh. Cewek gue itu. Kasian Lo teriakin."

Bomin menutup kuping Minju dengan kedua tangannya. Aku mendelik kesal.

"Huwaa, gue harus apaa ?" Tanya ku.

"Ya hubungi kak Donghyun, lah. Kan Lo udah bilang setelah kelas tadi. Dan sekarang udah selesai. Gue sama Minju mau pergi. Lo sama kak Donghyun mau nge-date. Bye !" Bomin menarik tangan Minju.

"MINJUUUU BOMIIINNN !!!" Teriakku.

Untunglah dikelas hanya tersisa kami bertiga. Jadi tidak ada yang menganggap ku aneh.

Kulihat Bomin dan Minju yang mulai keluar dari kelas. Sebenarnya Bomin tidak sekelas dengan ku, tapi ia hanya menjemput Minju setelah selesai tadi.

"Udah marah-marahnya ?"

Aku langsung terdiam saat mendengar suara yang amat kukenal. Itu kak Donghyun, benar-benar kak Donghyun menghampiriku.

"Aku nunggu dihubungi, ternyata tidak ada. Untung tadi bertemu Bomin di depan situ." Kata Kak Donghyun.

"Kak Donghyun serius tentang tadi ?" Tanyaku.

Kak Donghyun mengangguk.
"Kamu pikir aku bercanda ?" Tanya nya balik.

Aku mengangguk ragu, "apa pacar kakak gak marah ?" Tanya ku lagi.

Bukannya menjawab, kak Donghyun malah tertawa pelan.
"Kamu marah gak ?"

Aku bingung. Apa maksud ucapan kak Donghyun ? Aku bertanya tentang pacarnya, kenapa ia malah bertanya padaku.

"Ha ? Kok aku ?" Tanyaku bingung.

Kak Donghyun tersenyum kemudian mengelus pucuk rambutku.

"Kan, kamu pacarku."

Bisakah diriku menghilang saja saat ini ? Karena ku yakin wajahku pasti memerah saat ini.

Memalukan.

HATE U [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang