malam

75 3 0
                                    

.
.
.

Ini sudah hampir pukul 7 malam. Minju sudah selesai membantuku dan kini memandangiku sebagai hasil karya nya.

"Gila sih kak, Lo harusnya sering-sering dandan karena secakep ini." Ujarnya.

"Gue gak dandan aja cakep, apalagi dandan." Candaku.

Kulihat jam di ponselku sesaat sebelum kak Jibeom datang.

"Deg-degan ya dek?" Tanyanya dengan nada ledekan.

"Ssuutt, diem aja deh kakak." Sahutku.

Tak butuh waktu lama hingga jam 7 dan kak Donghyun datang tepat waktu.

Kulihat kak Donghyun yang tampak sangat tampan saat ini. Tidak– sebenarnya ia memang selalu tampan, hehe.

Matanya yang ikut menyipit saat ia tersenyum, seakan ikut tersenyum. Pipinya yang ikut menggembung kecil terlihat menambah lucu wajah tampannya.

"Ayo" ajaknya.

Aku mengangguk, lalu kuikuti langkahnya menuju ke dalam mobil.

Tak ada hal spesial selama perjalanan. Hanya keadaan biasa dengan sedikit kecanggungan yang tercipta.

Aku turun saat kak Donghyun turun dari mobil. Ternyata, ia membawaku ke cafe WL.

"Mau pesan apa?" Tanya kak Donghyun.

Oke. Satu harapan mendapatkan suprise dari makanan sepertinya tidak terjadi. Jadi aku memesan makanan yang sekiranya aku akan suka.

Tak butuh waktu lama, seorang pelayan datang membawa makanan. Awalnya kupikir ia membawa pesananku, tapi ternyata ia membawa beberapa cupcake.

"Bukannya kita gak pesan ini ?" Tanyaku pada kak Donghyun.

"Kakak ini yang pesan." Ucap pelayan menunjuk kak Donghyun, seakan ia menjawab pertanyaan ku.

Aku sedikit terkejut. Sepertinya harapan ku mendapatkan suprise pada makanan bisa terwujud.

"Coba ini. Aku pesan buat kamu, biasanya kamu suka yang lucu-lucu begini kan ?" Tanya kak Donghyun.

Aku mengangguk, memang kuperhatikan cup cake ini terlihat sangat lucu.

"Makan aja."

Aku terdiam sejenak. "Sayang."

"Ha? Gimana ?"

"Sayang kalau dimakan. Lucu banget ini." Aku melanjutkan ucapanku.

Kulihat wajah lucu kak Donghyun. Ia pasti terkejut dengan ucapanku sebelumnya.

"Oh, haha iya. Kupikir tadi kamu manggil aku sayang."

"Manggil sayang, tapi gak ada status lebih." Ucapku pelan.

Tapi sepertinya kak Donghyun masih mendengarnya. Ia menggenggam tanganku yang secara otomatis membuatku menatapnya.

"Mau status lebih ?" Tanya kak Donghyun.

Aku hanya terdiam. Kulihat kak Donghyun yang mengeluarkan sebuah kotak dari sakunya.

"Kamu tau kan, kalau kakak gak romantis kayak Joochan. Tapi–"

Aku menatap kak Donghyun, menunggu lanjutan ucapannya yang terhenti.

"Aku cuma minta kamu untuk mau jadi anak dari ibuku." Lanjutnya.

Aku berusaha berpikir, bukankah agak terbalik ucapannya ?

"Maksud kakak gimana ?" Tanyaku.

"Aku gak minta kita punya anak. Yang penting, kamu jadi anak dari ibuku dulu. Artinya, kamu udah jadi milikku." Jawab kak Donghyun.

Aku terdiam. Ternyata itu maksudnya. Itu berarti aku tidak harus punya anak sekarang. Tapi–

"Nikah sama aku, ya ?"

Aku membelalakkan mataku. Tunggu– maksudku status lebih itu pacaran saja. Bukan menikah...

"T-tapi kak...aku masih kuliah."

"Gak harus sekarang kok. Aku tunggu kamu siap." Sahut kak Donghyun.

Kulihat kak Donghyun yang mengambil tanganku dan memakaikan cincin di jari manisku. Lantas, ia mengecup punggung tanganku dengan bibirnya.

"Aku gak terima penolakan. Dan kamu gak bisa menolaknya." Ucapnya.

Aku hanya menganggukkan kepala. Toh, aku juga tidak berniat menolaknya.

"Jadi kita balikan ?" Tanyaku.

"Emangnya aku pernah nerima permintaan putus mu?" Sahut kak Donghyun.

Aku menggeleng ragu. "Gak tahu.."

"Yang penting sekarang kamu udah jadi milikku." Ucapnya diiringi senyuman.

Aku ikut tersenyum melihatnya.

Ia mengelus rambutku pelan sebelum sebuah suara membuatku harus menghilangkan senyuman.

"Asikkk !! Abis ini makan-makan dah kita !! "

Itu suara kak Joochan. Dan aku mengetahuinya dengan jelas.

"Jangan malu-maluin dong !"

Dan itu suara kak Jibeom. Entah bagaimana ia bisa secepat ini sampai disini.

Kedua–oh bukan. Kak Jibeom, kak Joochan, juga kak Jaehyun. Ketiganya datang dari arah toilet dan menghampiri meja ku dan kak Donghyun.

"Bilang apa Lo sama kita-kita yang udah bantuin?" Tanya Joochan.

"Makasih. Gua traktir hari ini.. duduk sini." Ucap kak Donghyun.

"Loh, kak ? Terus kita...? Tanyaku bingung.

Karena kupikir aku dan kak Donghyun akan kencan romantis berdua.

"Abis beliin mereka, gapapa kan?" Tanya kak Donghyun.

Aku mengangguk mengerti. Untunglah, aku cukup mengenal mereka semua. Jadi tidak masalah menurutku.

Setelah selesai makan dan membayar. Kak Donghyun kembali membawaku ke dalam mobilnya.

"Kamu gak ada yang mau diucapin, gitu ?" Tanya kak Donghyun.

Aku terdiam sejenak. Sejujurnya, sejak tadi aku sudah ingin mengatakannya. Tapi bingung, kapan situasi yang cocok.

Dan sepertinya saat ini adalah waktu yang pas.

"Kak Donghyun mau diucapin apa ?" Ledekku.

"Yaa...apa gitu. Kamu gak lupa kan ?"

Aku tertawa kecil sebelum mengucapkannya.

"Happy Birthday kak. Maaf telat ngucapinnya." Ucapku.

"Hadiahnya?"

Cukup tahu apa yang diinginkan kak Donghyun saat ia menggerakkan pipinya.

Cup

Ku kecup pipi nya. Yang langsung berubah kemerahan karena malu.

Kak Donghyun tersenyum. Kemudian menatapku.

"Aku sayang kamu." Ucapnya pelan.

Meski aku rasa agak cringe. Tapi aku tetap menyahutinya.

"I love you too, kak."

Detik selanjutnya, kurasakan bibir kami yang sudah menyatu. Dan kali ini, aku tidak dalam keadaan mabuk.

End











bonchap gak ?

HATE U [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang