berdua

37 3 0
                                    

.
.
.
Benar-benar deh. Tebakan kak Donghyun sangat benar. Setelah tadi, kak Donghyun pulang. Aku bergegas mandi dan ternyata hari ini datang hari pertama ku.

Kini aku tahu kenapa tadi pagi tiba-tiba kesal dengan kak Joochan dan kak Jibeom. Juga, tiba-tiba ingin memeluk kak Donghyun.

Aku juga sedikit lebih sensitif.

Mama dan papa bilang hari ini mereka akan pergi ke rumah sepupu ku. Mereka mengajakku ikut, tapi aku langsung menolaknya.

Kak Jibeom punya rencana ke rumah kak Yena – tadi ia bilang padaku. Aku juga menolak ikut.

Rasanya, malas sekali untuk beranjak dari tempat tidurku. Ingin terus dikamar dan bermalas-malasan.

Tapi sudah pernah kuberitahukan, kalau kak Jibeom tidak mungkin meninggalkan ku sendirian dirumah.

Alhasil, disinilah kak Donghyun sekarang. Bersedia menemaniku di rumah.

Dengan begini, kak Jibeom juga merasa lebih tenang. Setidaknya ia tahu, kalau kak Donghyun bisa menjagaku.

"Benar datang bulan ya ?" Tanya kak Donghyun.

Aku mengangguk pelan, masih memainkan ponselku di atas kasur.

"Kok kak Donghyun bisa tahu ?" Tanyaku balik.

"Ya...aku mengingatnya saja. Dulu kamu sangat manja kalau sedang datang bulan." Kata kak Donghyun.

Aku menganga. Sedikit tak percaya, karena kak Donghyun ternyata se-perhatian itu.

Padahal dulu, aku sering berpikir kalau kak Donghyun adalah pacar paling tidak perhatian.

"Perutnya sakit gak?" Tanya kak Donghyun.

Aku menggeleng, "sepertinya tidak." Jawabku.

Kak Donghyun mengangguk mengerti. Kemudian ikut berbaring disebelahku.

"mau peluk lagi ?" Tawarnya.

Aku tentu saja tidak menolak. Kalian boleh marah padaku. Sepertinya aku benar-benar sudah kembali jatuh cinta pada Kak Donghyun.

Habisnya, kalau aku mencari kekurangan kak Donghyun sepertinya sulit sekali.

"Kita dirumah aja, gak papa kan?" Tanyaku.

Kak Donghyun mengangguk, "gak papa. Aku bisa buktiin kalau masih sayang sama kamu, dengan begini kan ?"

Aku mengangguk-anggukan kepala. Kemudian menatap kak Donghyun yang tersenyum.

Tangannya melingkar di tubuhku. Meski bukan tangan kekar seperti yang ku idamkan semasa SMP dulu. Aku tetap suka tangan kak Donghyun yang memelukku.

"besok datang ke kafe WL ya. Jam 10. Itu hari ketiga.." ujar kak Donghyun.

Benar. Besok sudah hari ketiga. Hanya ada dua kemungkinan. Aku kembali menerimanya atau menolaknya.

Tapi mungkin aku sudah tahu sih, jawabannya. Kupikir, aku tidak akan pernah bisa menolak kak Donghyun.

Hari kedua, kak Donghyun benar-benar membuktikan perasaannya lewat perhatian.

Ia menjagaku, memelukku, dan menemani ku hingga mama dan papa pulang ke rumah.

Memang tak begitu spesial, karena aku sering merasakan nya dulu. Tapi rasanya, seperti kak Donghyun kembali menjadi pacarku.

Kak Jibeom juga bisa bernafas lega, saat tahu kesensitifan ku sudah berkurang.

"Jangan lupa datang, besok ya." Ucap kak Donghyun mengingatkan.

"Kak Donghyun tidak menjemput ku?" Tanyaku.

Kak Donghyun menggeleng pelan, "datanglah sendiri. Aku akan memberikan sedikit kejutan."

"Bukan kejutan lagi dong, karena kakak sudah memberi tahuku sekarang ?"

Kak Donghyun tertawa, "benar juga. Tapi tetaplah datang."

Kak Donghyun mengelus kepalaku sebelum benar-benar pergi dari rumahku.

Aku duduk di sofa dengan kak Jibeom yang sedang memainkan game nya.

"Besok hari ketiga, kan ?" Tanya kak Jibeom.

Aku mengangguk, "dan lusa adalah ulang tahun kak Donghyun." Ucapku.

"Oh, benar juga. Kayaknya seru, kalau kamu memberikan jawaban kamu di hari ulangtahun nya. Kamu pasti menerima dia kembali kan ?"

Aku mengangguk pelan. Setuju dengan ucapan kak Jibeom.
"Sepertinya iya..."

"Tapi jangan gegabah, jangan sampai kamu menyesal dengan keputusan kamu sendiri." Ucap kak Jibeom sembari mengacak-acak rambutku.

Aku mendengus pelan, "hih, jangan diberantakin."

Kak Jibeom tertawa senang, kemudian kembali memainkan ponselnya.

"Besok aku berangkat sendiri. Jam 10 kakak ada kelas ya?" Tanyaku.

Kak Jibeom mengangguk, "bisa kan, kamu berangkat sendiri?"

"Bisa lah !"

Karena merasa bosan. Aku kembali ke kamarku dan membuka lemari.

Kira-kira baju apa yang harus kupakai besok ? Haruskah aku bertanya Minju ?

Sepertinya iya. Aku butuh saran dari Minju.

HATE U [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang