kesalahan

40 3 0
                                    

.
.
.

Hari ini ulangtahun Kak Donghyun. Dan, aku tahu itu.

Aku ingin melupakannya. Tapi otakku berkata untuk terus mengingat nya.

Sejak tadi hingga sore, kelasku full. Tidak ada jam kosong.

Sehingga, aku sedikit bisa menyingkirkan rasa sedihku. Meski tidak sepenuh nya benar-benar senang.

Kulihat Minju disebelahku. Akhirnya setelah kelas selesai di sore ini. Kami bisa minum-minum seperti rencana kemarin yang kubuat bersama Minju dan kak Yena.

"Ayo kak. Kak Bomin akan mengantar kita." Ajak Minju.

Aku menyetujuinya. Meski tahu akan jadi nyamuk selama perjalanan. Setidaknya, itu menghemat waktu dan uangku.

"Jangan terlalu banyak minum. Aku tahu kalian berdua, bukan orang yang cukup jago dalam hal itu. " Bomin memberikan peringatan saat aku dan Minju sudah turun dari mobilnya.

"Tenang saja. Minju aman bersamaku." Ucapku meyakinkan.

"Yang ada, kamu yang tidak aman." Bomin geleng-geleng kepala kemudian kembali menjalankan mobilnya.

"Chaewon ! Minju !"

Aku dan Minju menoleh. Kulihat kak Yena yang berlari ke arah kami. Sepertinya ia datang sendiri, tanpa kak Jibeom .

"Wahh, akhirnya kita bisa bertemu bertiga !" Seru kak Yena.

Ia langsung membawa aku dan Minju untuk masuk ke dalam tempat itu.

.
.
.

Author's POV

Donghyun meniup lilin di kue ulang tahunnya. Kemudian berterima kasih pada keempat teman dekatnya.

"Gak berasa, gua udah temenan sama Lo se-lama ini. Thanks bro." Seru Joochan sembari memberikan tangannya untuk high five.

"Happy Birthday, bro. Jangan marah-marah mulu. Terus, jangan kebanyakan nyakitin hati orang lain." Sahut Jaehyun setelahnya.

Entah kenapa, Donghyun merasa cukup tersindir dengan ucapan Jaehyun. Tapi ia hiraukan karena ia merasa dugaannya belum tentu benar.

Bomin memeluk Donghyun erat, "selamat ulang tahun, kak. Makasih udah jadi teman sekaligus kakak yang baik untuk Bomin. Ya walaupun, kadang galak-galak nyebelin sih." ia terkekeh pelan.

Ketiganya lantas kompak menatap Jibeom yang belum mengucapkan apapun.

"Selamat, Hyun." Ucap Jibeom pada akhirnya.

Joochan dan Jaehyun saling bertukar pandang. Meski keduanya tahu kalau Jibeom dan Donghyun memang terkadang bertengkar. Tapi mereka tidak menyangka kalau akan seperti ini.

"Kalian ada masalah ?" Tanya Bomin polos.

"Tanya tuh, sama yang lagi ulang tahun." Jawab Jibeom singkat.

Joochan, Jaehyun, maupun Bomin tak ada yang berani membuka suara. Jibeom kalau sudah marah, bisa lebih seram dari Donghyun.

Apalagi kalau dua-duanya yang marahan.

"Gak gitu ceritanya, Beom..." Ucap Donghyun setelah keadaan hening beberapa menit.

Donghyun sudah menyimpan gengsinya dan tidak akan memakainya kali ini.

Ia tahu ia salah. Dan bukan untuk yang pertama kalinya.

"Ceritain semuanya."sahut Jibeom.

"Satu tahun yang lalu, gua gak bener-bener selingkuh sama Yoojung. Oke gua salah karena gak datang di ulang tahun Jaehyun saat itu. Maaf, jae.

Waktu itu gua udah siap berangkat ke rumah Jaehyun, tapi tiba-tiba Yoojung ngabarin kalau dia ngeliat Chaewon jalan sama cowok lain.

Gua marah. Iya, gua kebawa emosi. Saat itu juga gua nemuin Yoojung buat liat buktinya karena dia gak mau ngirim lewat online.

Gua terlalu kebawa emosi. Sampai gak sadar, kalau cowok yang diomongin Yoojung itu kakaknya pacar gua sendiri. Bodoh.

Gak sampai situ aja. Yoojung tiba-tiba bilang kalau dia suka gua. Dia nyium gua. Tapi gua gak pernah balas ciuman itu." Raut wajah Donghyun berubah. Penuh penyesalan di dalamnya.

"Terus yang kemarin ?" Jaehyun tiba-tiba menyahuti.

"Sorry, jae. Lagi-lagi ada hubungannya sama Lo.

Apa yang Lo lihat sebelum bawa Chaewon ke taman itu gak salah. Gua emang nemuin Yoojung.

Tapi awalnya, itu bener-bener cuma karena tugas. Gua sekelompok sama dia, dan kita harus ketemuan karena dia yang mau ngumpulin.

Semuanya kayak biasa aja. Dia temen sekelas gua. Tapi tiba-tiba dia bilang kalau masih suka sama gua.

Dia bilang, kalau harusnya sekarang dia bisa jadi pacar gua karena Chaewon udah mutusin gua.

Dan dari situ, tiba-tiba dia nyium gua. Pas banget sama Chaewon yang datang.

Tapi Lo harus tau. Kalau gua gak pernah sama sekali balas ciuman dia. Bahkan gua gak pernah sama sekali suka sama dia.

Dia cuma temen sekelas gua aja. Gak lebih.

Kalo kurang gak papa."
Donghyun menatap Jaehyun dan Jibeom bergantian. Berharap kedua temannya itu mengerti ceritanya.

"Cukup. Gua ngerti." Ucap Jibeom.

"Sorry, tadi gua sempat marah sama Lo." Lanjutnya.

Jibeom menepuk pelan pundak Donghyun, "tapi gua gak mau ikut campur urusan Lo sama adek gua. Berjuang sendiri, lah.

Semangat calon adek ipar." Katanya lagi.

Wajah Donghyun berubah merah. Agaknya, malu saat mendengar jibeom menyebutnya dengan sebutan calon adek ipar.

"Gua juga minta maaf, tadi sempat nyindir Lo. Ya itu juga kalau Lo kesindir. " Ucap Jaehyun.

Donghyun mengangguk kemudian tersenyum. "Makasih kemarin udah nemenin Chaewon."

"NAHH, GINI Kan enak. Akur Lo pada." Seru Joochan.

Bomin ngangguk-ngangguk saja. Sampai tiba-tiba ia terpikirkan sesuatu.

"Oooooohhhhh jadi itu alasannya..." Ucap Bomin tiba-tiba.

"Apa?" Keempat yang lainnnya reflek menoleh ke arah Bomin, meminta jawaban.

"Siap-siap aja, abis ini kak Jibeom di telpon." Jawabnya dengan kekehan.

Diam-diam Joochan berbisik pada Bomin meminta jawaban. 

HATE U [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang