maaf

42 3 0
                                    

.
.
.

Setelah kelas selesai, aku menuju kantin karena perutku sepertinya membutuhkan makanan.

"Untunglah tadi gak telat." Celetuk Minju.

Aku menganggukkan kepala, setuju dengan ucapan Minju.

"Eh, kemarin gimana kak ? Jadinya pulang sama siapa ?" Tanya gadis itu.

"Kata kak Jibeom sih, sama kak Donghyun." Jawabku.

Minju ber-oh pelan, kemudian memakan makanan pesanannya. Selesai makan, aku mengecek jadwal kelasku.

Dan, ternyata tidak ada lagi. Kelasku sudah selesai hari ini.

"Ju...nanti sore kerumah gue, ya ?"

Minju tampak bingung dengan perkataanku yang tiba-tiba. Kemudian aku menceritakannya.

"Kak Donghyun ngajak kak Chaewon pergi malam ini, ya kan ?"

Aku mengangguk. "Iyaa, menurut Lo gue pake baju apa ?" Tanyaku.

"Kak Chaewon pake baju apa juga cantik , kok. Tapi kalau mau make up, nanti gue bantuin."

Aku menganggukkan kepalaku, berterimakasih pada Minju yang sudah kembali bersedia membantuku.

Setelah itu, aku menghabiskan makananku yang baru saja tiba. Terlalu fokus pada makanan, hingga aku baru menyadari kalau seorang gadis mendatangiku bersama beberapa temannya.

"Nessa , benar ?"

Aku mengangguk saat kudengar ia memanggil namaku. Kulihat gadis itu berdiri dengan senyumannya.

"Gue Yoojung, Lo bisa ikut gue bentar gak ?" Tanya nya.

Aku mengangguk ragu, kemudian kuberikan kode pada Minju untuk menungguku sebentar.

"Temennya dipinjam dulu ya, Lo sama gue aja." Ujar salah satu teman yang datang bersama gadis bersama Yoojung itu.

Minju hanya mengangguk pelan. Tidak berani menjawab ucapan yang ku tahu kalau ia merupakan kakak kelas kami.

Aku beranjak mengikuti gadis bernama Yoojung itu–harusnya aku menyebutnya kak Yoojung– hingga sampai di taman belakang kantin.

"Sini duduk." Ucap kak Yoojung.

Aku duduk di samping kak Yoojung, sebelum gadis itu memulai pembicaraan.

"Aku....minta maaf. Sepertinya pertemuan awal kita tidak menyenangkan." Ucapnya.

Aku tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Aku hanya mengangguk pelan sembari menggigit bibir bawahku.

"Sepertinya kamu dan Donghyun, kembali dekat ya ?" Tanya nya.

"E–eum...mungkin ?" Sahutku ragu.

Kulihat kak Yoojung yang kini tertawa kecil.

"Jangan ragu gitu, dong. Donghyun beneran suka kamu tuh, dia benar-benar sayang sama kamu." Kata kak Yoojung.

"Maaf ?" Sahutku spontan.

"Aku harus minta maaf sama kamu, gara-gara aku hubungan kalian jadi kurang baik. Aku... benar-benar minta maaf."

Entah untuk yang keberapa kak Yoojung mengutarakan kata maaf padaku.

Aku hanya diam karena tidak tahu harus menanggapi dengan apa. Bukan berarti aku tidak menerima permintaan maaf kak Yoojung.

Hanya saja, aku masih bingung apa yang salah. Kenapa begini, dan aku tidak tahu apakah memang seharusnya kak Yoojung meminta maaf.

Kupikir, ini bisa saja karena kesalahpahaman saja.

"Kak Yoojung suka kak Donghyun ?" Tanyaku pada akhirnya.

"Kamu tahu namaku, ternyata. –" kak Yoojung tertawa kecil.

Manis sekali. Kuakui ia benar-benar manis dan terlihat lucu disaat yang bersamaan.

"Kalau ditanya suka–jawabannya, iya. Aku suka Donghyun. Tapi aku salah mengutarakan perasaan ku. Maksudku, harusnya kalau aku benar-benar suka dia. Aku akan senang liat dia bahagia sama kamu.

Tapi sepertinya lama-lama rasa sukaku, jadi seperti obsesi. Aku tidak benar-benar menyukainya, aku hanya ingin dia menjadi pacarku. " Lanjut kak Yoojung dengan penjelasannya.

Aku tertegun. Tak kusangka kalau kak Yoojung bisa membicarakan hal ini padaku.

"Lalu bagaimana?" Sahutku.

"Aku memilih melihatnya bahagia. Dengan kamu. Nessa Chaewonra."

Lagi-lagi aku hanya bisa terdiam. Kak Yoojung gadis yang kuat. Tak banyak perempuan yang bisa berbicara langsung seperti itu.

Tapi kak Yoojung bisa.

"Nessa Chaewonra." Panggilnya.

Aku menoleh, kulihat kak Yoojung yang juga menatapku.

"Aku benar-benar minta maaf atas semua kesalahanku. Dengar– Donghyun benar-benar sayang padamu. Mungkin ia jarang mengatakan hal itu saat kalian masih pacaran. Tapi, kamu tahu. Dia lelaki yang baik.

Donghyun tidak membalas ciuman yang aku berikan karena ia benar-benar sayang padamu, dan tidak ada perasaan apapun untukku. Tapi ia juga tidak mendorongku langsung karena tidak mau menyakiti hatiku." Jelasnya.

Aku menganggukkan kepalaku pelan. Memang benar. Kak Donghyun sebaik itu.

"Aku yang salah karena menyalah artikan kebaikannya. Harusnya sejak awal aku tahu, kalau sampai kapanpun perasaan Donghyun tetap untuk kamu." Lanjut kak Yoojung lagi.

"Tapi hubungan kami sekara—" ucapanku terpotong kala kak Yoojung menggenggam tanganku.

"Masih bisa diperbaiki kok. Donghyun masih sayang kamu dan akan terus sayang kamu. Jadi kamu gak usah khawatir." Ucapnya.

Aku menatap kak Yoojung. Tidak ada kebohongan di matanya. Aku benar-benar merasa kalau kali ini aku bisa percaya padanya.

"Kayaknya sebentar lagi aku ada kelas, kita harus berpisah sekarang." Kata kak Yoojung.

Aku mengangguk, "iya kak."

Aku lantas membiarkan kak Yoojung bangkit terlebih dahulu. Hingga ia belum benar-benar menghilang dari pandanganku ia berbalik kemudian berteriak,

"Kalau dia nembak kamu, kamu terima ya ! Kalau kamu gak terima, kita yang musuhan. SEMANGAT NESS !"

Aku tersenyum kecil, kemudian mengangguk pelan.

"Makasih kak !" Sahutku.

Kak Yoojung tersenyum lebar kemudian berlari pergi.

HATE U [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang