dirumah

39 3 0
                                    

.
.
.

Aku langsung menuju kamarku saat sampai di rumah. Mama cukup terkejut saat melihat bajuku yang kotor dan basah.

Dengan segera ku ganti bajuku dan bawahan ku juga.

Setelah selesai, aku kembali keruang tamu. Kulihat kak Jibeom yang duduk bersama dengan Kak Yena. Sejak kapan kak Yena datang ? Mungkin saat aku bergantian pakaian.

"Dek, mama mau pergi sama mamanya Joochan. Jaga rumah ya." Ucap mama.

Aku mengangguk. Kemudian berjalan mengantar mama sampai depan rumah.

"Udah selesai ganti baju ?" Tanya kak Donghyun.

Aku mengangguk saat menyadari kini ia menghampiriku. Kutatap wajahnya yang belum menghilangkan senyuman.

"Kak Jibeom sama kak Yena mana ?" Tanyaku.

"Dikamar Jibeom."

Sudah kuduga, pasti mereka pacaran. Mustahil sekali mereka tidak bertemu saat Sabtu atau Minggu. Entah kak Yena yang datang kerumah ku, atau kak Jibeom yang pergi kerumah kak Yena.

"Mau ke kamarku ?" Tawar ku.

"Boleh ..?"

Aku menganggukkan kepala. Kemudian membawa kak Donghyun beranjak menuju kamarku.

Padahal, dulu kami sering menghabiskan waktu berdua di kamarku. Jangan berpikiran aneh, kami hanya melakukan hal biasa.

Seperti belajar dan menonton drama. Tapi yang paling kuingat adalah, Kak Donghyun akan mengomel saat tahu kalau kamarku berantakan.

Dan itu akan terjadi sebentar lagi.

"Kamar kamu...ck ck ck... Aku bantu rapikan. Ayo kita bersihkan."

Aku tersenyum simpul. Benar kan apa yang ku katakan.

Sejujurnya menurutku, kamarku tidak seberantakan itu kok. Aku rajin membersihkannya dua Minggu sekali.

Mama pun sering menyapu kamarku dihari-hari biasa. Tapi aku tidak mengerti kenapa kak Donghyun selalu berkata kalau kamarku berantakan setiap masuk ke dalam kamarku.

Mungkin, karena barang-barang ku yang banyak berceceran. Dan, kuakui aku memang malas merapikannya.

Selesai membersihkan kamar. Aku langsung membaringkan tubuhku di atas kasur.

Tak lama, kurasakan kasurku sedikit bergoyang karena kak Donghyun ikut duduk di tepiannya.

Kak Donghyun menatapku lekat, "capek ya?"

Aku mengangguk pelan, masih mengatur nafasku yang kelelahan. Mungkin karena jarang olahraga, jadi aku merasa lelah walau hanya membersihkan kamarku sendiri.

"Kak Donghyun gak mau tiduran ?" Tanyaku.

Bukan berarti aku mengajaknya tidur bersama. Aku hanya menawarkan nya untuk istirahat. Toh, dulu juga ia pernah tidur di kamarku.

Lagipula, aku tau dia akan menolaknya kali ini.

"Gak deh. Bajuku kotor. Tadi kan abis dari luar." Jawabnya.

Benar kan apa kataku ?

"Mau kuambilkan minum ?" Tanya ku lagi.

Kak Donghyun mengangguk. Aku lantas beranjak pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Serta mengambil beberapa cemilan.

Tunggu– kenapa aku jadi memperhatikan kak Donghyun ? Maksudku, kenapa aku bersikap seolah-olah aku masih menyayangi nya ?

Bukankah harusnya sebaliknya ?

Kenapa....jadi seperti–aku yang menginginkan hubungan kami kembali seperti dulu lagi ?

Haruskah aku kembali membenci kak Donghyun ? Tidak. Harusnya aku bersikap biasa saja...

Bodo amatlah, pikirku.

Kalaupun hubungan kami kembali. Bukankah itu hal yang baik ? Aku jadi terpikir untuk balikan saja dengan kak Donghyun.

Tapi–aku masih takut sakit hati. Tapi disisi lain, ku akui aku masih menyayangi kak Donghyun.

Haruskah kutanya Minju ? Atau kak Yena ?

Disaat aku sibuk dengan pikiranku sendiri. Tanpa kusadari sebuah tangan ramping tiba-tiba melingkar dibagian atas tubuhku. Kurasakan juga kalau pundakku mulai terasa berat.

Aku terdiam mematung. Napasku tercekat kala tahu kalau yang memelukku adalah kak Donghyun.

Aku hanya diam hingga suara kak Donghyun terdengar di telinga ku.

"Tak bisakah kamu langsung menerimaku. Apa harus hingga tiga hari ?" Tanya nya.

"M-maksud kakak ?" Tanyaku gugup.

Kurasakan wajah kak Donghyun yang mulai mendekat kearah leherku.

"Aku sayang kamu, Chae. Aku benar-benar sayang kamu." Ucap kak Donghyun, dilanjutkan dengan kecupan kecil yang kurasakan di leherku.

Cukup lama ia melakukannya, hingga aku perlahan melepaskan pelukannya.

Ku balikkan tubuhku, hingga menghadapnya. Tangan ku terangkat untuk memegang kedua wajahnya. Kemudian ku tatap kedua matanya.

Sudah lama aku tidak melakukan hal ini.

"Makasih untuk hari ini. Tunggu jawabanku dua hari lagi."

Kak Donghyun mengangguk mengerti. Kemudian memelukku secara tiba-tiba.

Aku tak menolak. Ku akui, aku juga merindukan pelukannya. Kubiarkan ia merengkuh tubuhku erat.

Hingga Kak Jibeom datang, dan berseru.

"PACARAN TEROOS, mentang-mentang udah balikan."

Aku melepaskan pelukan kak Donghyun dengan cepat. Kemudian menatap kak Jibeom tajam.


HATE U [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang