13

243 34 12
                                    


"Mbak Gya, menurut Mbak Gya perempuan itu apa sih ?"


" Apaan sih Ibu nih... Kok tiba-tiba ngajak kuis dadakan gini..."


" Jawab aja sih Mbak... Menurut Mbak Gya, perempuan itu apa ?"


" Heemmm..... Temennya laki-laki ?"


" Mbak Gya... Ibu serius loh..."


" Aku juga serius Bu... Mending Ibu tanya lagu barunya Jonas Brother deh sama aku... Aku pasti bisa jawab..."


" Mbak Gya... Dengerin Ibu ya... Dalam bahasa Jawa, ada empat istilah yang dipake untuk menyebut perempuan. Yang pertama Wadon, artinya kawula atau abdi. Perempuan dititahkan untuk menjadi abdi laki-laki."


" Yang kedua itu Wanita. Asalnya dari dua kata. Wani, artinya berani. Tata, artinya teratur. Perempuan harus berani diatur dan berani mengatur. Supaya bisa menjadi perempuan yang berani diatur dan berani mengatur, perlu pendidikan yang tinggi agar bisa memerankan peran ini dengan baik."


" Yang ketiga Estri. Artinya panyurung atau pendorong. Mbak Gya tahu kan pepatah terkenal 'Di balik kesuksesan pria, selalu ada sosok wanita yang hebat'"


" Yang terakhir Putri. Putus tri pekawis. Tiga kewajiban perempuan. Sebagai perempuan, Mbak Gya harus bisa melaksanakan tiga kewajiban perempuan. Baik sebagai Wadon, Wanita dan Estri."


Percakapan antara Gya dengan Raden Ayu Sekar Saraswati, Ibunda Gya, di suatu sore ketika Gya baru saja mendapatkan haid pertamanya memulai rentetan nasihat-nasihat yang lain yang diberikan oleh Ibunda Gya tentang filosofi wanita Jawa. Sang Ibunda, yang masih keturunan keluarga Keraton, tidak ingin Gya melupakan tentang nilai-nilai kebudayaan Jawa yang semakin terlupakan ditengah-tengah kemajuan teknologi.


Percakapan tentang filosofi wanita Jawa ini terulang saat Gya berulang tahun ke tujuh belas. Memasuki fase dewasa, Sang Ibu mulai memberikan nasihat tentang watak perempuan yang menjadi pertimbangan lelaki saat memilih calon pendamping. Yang pertama Wedi, yang berarti menyerah atau pasrah. Kedua Gemi, yang berarti hemat. Yang ketiga Gemati, yang berarti penuh kasih.


Nasihat terakhir dari Raden Ayu Sekar Saraswati adalah di malam sebelum Gya dilamar oleh Jenardi. " Perempuan dalam tata sosial Jawa adalah simbol dari makhluk-makhluk yang menjaga keselamatan dan keseimbangan dunia. Karena bagi masyarakat Jawa, kehidupan merupakan gerak yang membuat orang bisa melakukan tugas dan tanggung jawab dalam kerangka keselamatan dan keseimbangan dunia. Dalam gerak itulah perempuan memegang kekuatannya untuk menyeimbangkan kehidupan dunia nyata"



Awalnya, Gya mendengarkan semua nasihat dan doktrin tersebut hanya sebagai wujud penghormatan Gya pada Ibunya. Gya tidak ingin dikutuk menjadi batu karena menjadi anak durhaka. Tapi ketika Gya menjalin hubungan dengan Jungsoo, nasihat dan doktrin dari Ibunya merupakan salah satu sumber kekuatan Gya untuk mampu bertahan disisi Jungsoo. Dan Gya berterima kasih untuk itu.








Gya membuka oven tanam yang terpasang di kitchen set nya dan mengeluarkan cup cakes cokelat yang sengaja dia buat untuk Jungsoo. Jungsoo akhirnya membalas pesan Gya menjelang dini hari tadi. Meskipun tidak bisa berjanji, tapi Jungsoo akan berusaha menyelesaikan urusannya secepatnya dan pulang menemui Gya untuk merayakan valentine.


Gya tidak berharap banyak. Tapi dia pikir tidak ada salahnya jika dia membuatkan sesuatu yang manis untuk Jungsoo. Sebagai wujud perhatiannya pada Jungsoo. Beberapa hari ini pasti sangat melelahkan untuk Jungsoo. Gya ingin, ketika Jungsoo pulang nanti, dia bisa bersantai sejenak dan melepaskan beban pikirannya.


Broken Angel (Super Cake Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang