1. Lo salah orang kali?

927 104 6
                                    

"Halo? Iya pak ini Tawan udah di Gubeng kok" ucap Tawan, lelaki itu kini duduk di salah satu kursi stasiun.

"Udah dari setengah jam lalu bapak, lagian orang nya yang mana sih? Bisa ngasih ciri spesifik nggak pak? Ya masa kaos putih doang, banyak bapak" ucap Tawan lagi, jujur ia sudah beberapa kali mondar-mandir dan menanyakan hampir semua orang ber-kaos putih di stasiun ini.

"Eh bentar pak, itu ada lagi yang pake kaos putih. Tawan matiin dulu ya pak" dengan cepat Tawan kembali mengalungkan kamera nya dan beranjak. Ia menepuk pelan pundak seseorang yang baru dilihat nya tadi, seperti nya ia tengah menunggu orang lain.

"Permisi" ucap Tawan pelan.

"Eh, iya?"

"New Thitipoom bukan?" Tanya Tawan langsung yang sepertinya sudah cukup tidak tahu malu, karena hampir semua orang di stasiun ini sudah ia tanyakan hal yang sama.

"Iya. Lo siapa? Kok kenal gue?" Tanya lelaki ber-kaos putih itu bingung.

"Akhirnya saya nemuin kamu. Saya Tay Tawan. Ayo ikut saya ke mobil" ucap Tawan sembari menarik lengan New pelan.

"Eh? Tunggu, lo siapa sih?" New menepis genggaman Tay di lengan nya. New bahkan tak mengenal lelaki ini, ia melihat lagi lelaki yang kini ikut menatap nya bingung. Lelaki dengan kamera mengalung di leher nya, kemeja merah kotak-kotak dengan dalaman kaos putih dan sepatu kets putih itu, sungguh dari penampilannya saja sudah terlihat jelas New tidak mengenalnya.

Sejak kapan gue punya temen tukang foto gini? Batin New.

"Saya Tay Tawan, kan tadi saya sudah bilang" ucap Tawan yang sekali lagi menarik lengan New.

"Iya tapi Tay Tawan siapa sih? Gue nggak kenal lo? Lo salah orang kali?" New kembali berucap, kali ini ia tetap membiarkan lelaki bernama Tawan itu menarik nya hingga ke parkiran.

"Nanti juga kamu tau. Udah ayo masuk" ucap Tawan sembari membuka pintu mobil dan mendorong New agar masuk.

"Lo nggak mau nyulik gue kan? Gue asli Surabaya loh, gue tau semua jalan disini. Jangan macem-macem lo" ucap New agak panik pada Tawan yang baru saja duduk dibalik kemudi. Tawan menggeleng pelan sembari meletakan kamera nya di kursi belakang.

"Buat apa saya nyulik kamu? Saya juga cuma disuruh bapak saya-.."

"Jadi lo kaki tangan penculik? Lo orang suruhan? Bapak lo yang mau nyulik gu-.. Aw! Kok lo mukul kepala gue sih? Nggak sopan banget" New setengah berteriak di akhir ucapan nya, kaget saat menerima pukulan ringan di kepala nya.

"Bisa nggak sih kamu nggak usah ngomong aneh-aneh? Yang pertama, bapak saya bukan penculik saya juga bukan kaki tangan penculik. Yang kedua, saya lebih tua dari kamu, jadi jangan berpikir seolah saya nggak sopan ke kamu. Yang terakhir, tolong diam dan cepat pasang sabuk pengaman" balas Tawan yang tanpa sadar benar-benar membuat New terdiam.

Aneh banget sih!

Dia siapa coba?

Gue beneran nggak akan diculik kan?

Pikiran New terus bermonolog selama perjalanan.

---

Tuk.. tuk..

New terbangun dan segera menemukan Tawan yang sudah berdiri di luar mobil, lelaki itu baru saja mengetuk pelan kaca mobil tempat New menyenderkan bahu dan tertidur.

New menguap, kemacetan jalan Surabaya di hari kerja benar-benar sampai membuatnya tertidur selama perjalanan.

"Lo kok tau rumah gue?" Tanya New sesaat setelah keluar dari mobil dan menatap bingung Tawan yang tidak menjawab pertanyaannya.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang