11. Penjelasan tanpa kejelasan

408 49 11
                                    

"Selamat pagi." Sapa Tay cukup ramah seolah lupa semalam ia menggoda New beberapa kali.

"Hem.." New membalas, tak lantas duduk bersama dengan Tay untuk sarapan, New justru berjalan kearah kulkas guna mengambil susu dan segera meminumnya tanpa duduk.

"Duduk dulu New, kita sarapan."

"Sorry Tawan, gak bisa. Gue kesiangan." balas New yang akhirnya selesai menenggak susu nya.

"Eh, ya udah taruh disitu aja gelas nya, nanti saya cuci. Kamu cepat berangkat sana kalau memang kesiangan. Maaf tadi saya ndak bangunin kamu." Tay segera berdiri dan menyusul New yang kini mulai sibuk memoles roti nya.

"Sana pakai sepatu, biar saya polesin selai nya." ucap Tay mengambil ahli roti di tangan New yang akhirnya menurut dan segera duduk memakai sepatu nya. New benar-benar diam sembari memakai sepatu, ia benar-benar harus sampai di kampus dalam tiga puluh menit.

New dengan cepat menyambar roti yang baru saja selesai dipoles Tay dan bergegas berangkat.

"Eum Tay, thank you ya." Ucap New sembari menoleh sesaat sebelum ia keluar. Membuat Tay tanpa sadar tersenyum membelakangi New.

---

New berlari tergesa menuju kelas nya, namun sesampainya di kelas tak ada seorang pun disana. Dengan tak kalah cepat New segera mengeluarkan ponsel nya. Dan ternyata dosen mata kuliah nya kali ini sedang berhalangan hadir, hanya memberikan tugas.

Beep...

"Halo, kalian dimana? Gue di kelas nih, mau nyusul." ucap New pada seseorang di seberang telepon.

"Oke, gue langsung kesana deh. Bye Gun." tambah New lagi setelah menerima jawaban singkat dari Gun yang ternyata tengah berada di perpustakaan jurusan bersama Thanat. Dipertengahan jalan menuju perpustakaan tanpa sengaja New bertemu dengan Kay.

"New." Sapa Kay yang hanya diangguki kecil New, fokus nya ialah bertemu dengan Gun dan Thanat. Ia tak ingin membuat mood nya jelek hanya karena bertemu Kay.

Ya siapa juga yang akan biasa saja setelah kejadian tak jadi kerja kelompok waktu itu.

Ah, sudahlah.

New tersenyum kecil saat melihat Thanat dan Gun tengah berdebat di dalam perpustakaan yang cukup lenggang. Karena masih pagi mungkin ya.

"Berantem terus," celetuk New yang tanpa sadar menghentikan aksi pukul memukul kedua sahabatnya.

"Lo sumringah banget?" Tanya Gun tiba-tiba, membuat New tertegun.

"Ha? Apaan dah? Gue biasa aja?"

"Nggak New, lo kayak cerah banget. Ya kan Nat?" Yang dipanggil diakhir mengangguk.

"Iya New, kek beda gitu lo. Ada apaan hayo?" Thanat justru menambahkan. Membuat New semakin bingung, karena memang ia merasa tak ada yang berbeda.

"By the way, mumpung lo disini. Kemana aja lo semalem?" Tanya Gun lagi. Pertanyaan kali ini sontak membuat New tersentak, bingung menanggapi.

"Eum, nggak kemana-mana kok." balas New singkat sembari menggaruk tengkuk nya kikuk. Sungguh, tak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya kan?

Yakali gue jujur bilang semalem makan malem sama suami, bisa ditodong segudang pertanyaan sama Gun and Thanat pasti. Batin New, tanpa sadar ia memutar mata nya.

"Lo nggak lagi nyembunyiin sesuatu kan New?" tanya Gun tiba-tiba.

Uhuk.. Uhuk...

New terbatuk, entah kenapa.

"Lo kenapa dah?" Thanat bersuara sembari mengusap pelan punggung New yang masih terbatuk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang