2. Ice cream pendingin hati

825 107 13
                                    

"Ternyata kamu disini. Saya nyariin kamu kemana-mana" ucap Tawan sembari duduk di hadapan New yang kini tengah sibuk meminum ice cream nya.

Tawan melirik sekilas dan tertegun. "Ini kamu beli sebanyak ini buat apa?" Tanya Tawan pelan.

"Buat dimakan lah. Yakali buat disumbangin" jawab New ketus, Tawan hanya menatap tak percaya.

"Lo ngapain sih nyusulin gue? Sana balik aja" usir New setelah sadar Tawan tak lagi berkata apapun dan hanya menatap nya.

Bukannya menjawab perkataan New, Tawan justru berdiri dan membeli sesuatu di warung.

"Kayak anak kecil banget sih, tuh belepotan" ucap Tawan sembari mengusap ujung bibir New dengan tisu yang baru saja dibeli nya.

New terdiam, terlalu mendadak bagi nya.

"Saya nggak akan balik sendiri, saya mending nunggu kamu aja. Biar balik bareng"

"Apaan?! Gue gak bakal balik. Mending sana deh jauh-jauh lo dari gue" New kembali ketus dan mendorong Tawan menjauh.

"Emang kamu mau kemana lagi kalo nggak pulang? Ada kenalan? Mau nginep?"

New tertegun, benar juga. Sudah dari sekolah menengah atas dia bersekolah di Jakarta, dia tidak punya teman di Surabaya.

"Halo New? Saya bicara sama kamu loh ini" Tawan membuyarkan lamunan singkat New yang kini justru berkedip cepat.

"Lo kenapa kepo banget sih? Udah sana balik.." usir New lagi, kali ini ia dengan segera membawa beberapa ice cream nya yang masih ada dan segera beranjak.

"Bu, nanti saya bayar ya. Hitung aja dulu" ucap New pada ibu pemilik warung yang memang sudah mengenalnya.

"Loh?! Hei? Kamu nggak ngutang?" Tanya Tawan setengah berteriak, ia segera mengejar New yang sudah berjalan menjauh.

"Tunggu New, saya bayar es kamu dulu!" Teriak Tawan lagi, kali ini berhasil membuat langkah New terhenti, ia menoleh sekilas dan menemukan Tawan berjalan kembali ke warung.

"Lah? Ngapa dia jadi bayarin es gue? Aneh!" Gumam New yang setelahnya memilih terus berjalan dan tidak menghiraukan Tawan.

New terus berjalan sembari meminum ice cream nya. Ia baru berhenti saat melihat kursi taman, tempat ia dulu biasa bermain.

"Ah-.. Jadi kangen kan gue sama nih tempat" ucap New pada diri nya sendiri. Ia meletakan beberapa bungkus ice cream yang tersisa dan sibuk kembali memakan salah satu nya.

"Kamu budeg atau apa sih? Saya tuh dari tadi manggilin kamu" oceh Tawan yang dengan cepat menyingkirkan ice cream New dan duduk di tempat nya.

"Lo ngapain sih? Kan gue udah bilang balik sana? Ih keras kepala banget sih lo!"

"Kamu yang keras kepala, kan saya juga udah bilang kalo saya nggak akan balik tanpa kamu"

Ckk..

"Jelasin dulu ke gue, apa maksud perjodohan ini?" New yang baru saja menghabiskan satu lagi ice cream nya dalam diam akhirnya bersuara.

Tawan menoleh menatap New yang dengan santai mengambil tisu miliknya dan balik menatap Tawan penuh tanya.

"Lo tau kan gue nggak se-bego itu, gue denger semua nya-.."

"Kalo kamu denger semua kenapa masih nanya?" Bukannya menjawab, Tawan justru kembali bertanya.

"Iya, gue kan butuh kejelasan. Yakali gue nggak tau apa-apa terus langsung denger bakal dijodohin sama lo gini? Gila kali ya-.. Aw!" New tersentak saat Tawan memukul kepala nya.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang