Kamis, dua bulan setelah New menginjak semester enam.
"Halo?" New lagi dan lagi terbangun karena telepon Tawan tepat di pukul enam pagi.
"Iya gue kuliah jam sembilan. Udah sana kerja lo. Gue udah bangun kok" ucap New setengah sadar, dengan cepat ia mematikan ponsel nya. Dan dengan kesal ia menendang-nendang tempat tidur.
"Gue baru tidur jam dua Tawan sh*t" geram New, tangannya masih menggenggam ponsel yang tanpa sadar belum diakhiri panggilannya oleh Tawan.
HALO? NEW?
New tersentak saat suara Tawan masih terdengar. "Sh*t KENAPA NGGAK LANGSUNG DIMATIIN SIH TAWAN?!" Bentak New pada Tawan.
"Ya mana gue tau, gue kira lo yang matiin telepon nya" ucap New lagi, masih kesal pada Tawan diseberang panggilan.
"Iya udah iya, gue yang salah. Udah sana lo kerja. Gue mau siap-siap. Makasih udah dibangunin" ucap New ketus, malu sih lebih tepatnya.
Sudah jadi kebiasaan baru, Tawan selalu membangunkan New sejak mereka bertukar nomor telepon. Tak hanya itu, sebelum tidur pun Tawan akan menelepon New hanya sebatas menanyakan besok mau bangun jam berapa?.
Lalu New? Jangan tanyakan, ia tetap bersikap dingin dan menanggapi ketus setiap pertanyaan Tawan.
---
"New mana?" Tanya Gun saat dirinya baru saja menyusul Thanat dan New di kantin.
"Lagi mesen"
"Tumben bukan lo Nat, kirain dia udah ngeluyur aja. kebiasaan baru nya" komentar Gun lagi, jemari nya terangkat seolah melambai saat melihat New menoleh pada kedua nya di depan kedai pangsit mie ayam. Gun memberi tanda menambah satu porsi lagi untuk dirinya dan New hanya mengangguk mengiyakan.
"Belum jam nya Gun, biasanya doi bakal ngeluyur kalo udah diatas jam dua belas" ucap Thanat sembari sibuk dengan ponsel nya. Sudah jadi kebiasaan baru bagi New untuk pergi entah kemana selama kurang lebih lima sampai sepuluh menit di jam makan siang, dan Thanat maupun Gun mulai terbiasa, walau kedua nya tak tahu penyebab kebiasaan baru New itu.
"Kok lo hafal sih Nat?" tanya Gun sembari ikut sibuk dengan ponsel nya. Thanat hanya menggedikan bahu acuh.
Tak berselang lama New kembali dengan tiga gelas es ditangan nya. "Nih strawberry milk buat Gun, Nutris*ri Mangga buat Thanat" ucap New sembari memberikan gelas pada dua sahabatnya yang dibalas ucapan terima kasih singkat.
"Abis ini mau pada langsung balik?" tanya Thanat memulai percakapan.
"Gue mau ke butik nya kak Arm nih, ada launch baju baru. Pada mau ikut?"
"Gue mau kumpul fotografi, jadi gak bisa. Sama New aja sana" Thanat berkata sembari melempar ajakan Gun pada New yang sedari tadi sibuk dengan ponsel nya.
"Gue nggak bisa, mau kerja kelompok sama Kay" balas New yang sesaat setelahnya sibuk lagi dengan ponsel, meninggalkan Gun dan Thanat yang menatap bingung.
"Lo udah mau ngerjain? bukannya lo kelompok terakhir ya? kok cepet banget sih. Kita aja belum ngerjain padahal kita minggu depan" celoteh Gun yang dibalas anggukan Thanat.
New hanya menggedikan bahu, acuh. Sudah jadi kesepakatannya dengan Kay untuk sesegera mungkin mengerjakan karena nanti Kay akan mulai sibuk dengan open recruitment UKM di pertengahan semester.
Ddrrttt
"Bentar ya" dan setelahnya New segera beranjak untuk mengangkat telepon dari sang suami, siapa lagi kalau bukan Tawan.
---
"Ha? Apaan? Lo di Jakarta? Gak mungkin!" Tanpa sadar New menahan geraman saat bertanya tentang itu. New semakin geram saat kekehan terdengar diujung panggilan.
"Gak! Gue gak mau nampung lo. Mending lo balik dan tetep stay dirumah temen lo deh, jangan nyusahin gue" ucap New lagi sesaat setelah mendengar penjelasan singkat Tawan harus berada di Jakarta.
"Kok lo tau apartment gue?!" Tanya New tak habis pikir.
"EH! Gila beneran lo kayaknya, jangan macem-macem ya! Iya udah gue pulang sekarang, jangan berani-berani lo ke kampus gue. Bisa ketahuan temen-temen gue lagi nanti gue nikah sama orang tua-..."
"Iya bawel. Gue balik" tambah New yang akhirnya memutus duluan panggilan kedua nya siang ini.
Sh*t
New mengumpat lagi, jujur ia tak habis pikir dengan Tawan. Suami nya itu tidak ada angin maupun hujan tiba-tiba sudah berada di Jakarta sejak dua hari lalu. Damn! Bagaimana caranaya New tidak kaget sekaligus bingung, ia bahkan selalu ditelepon Tawan setiap hari namun tetap saja ketinggalan info suami nya itu di Jakarta? Astaga! New semakin dibuat kesal dengan telepon Tawan sesaat yang lalu.
Dengan cepat dirinya kembali ke kantin untuk mengambil tas dan bergegas pulang.
"Gue balik duluan ya" ucap New pada gun dan Thanat yang seketika bingung dan menatap New penuh tanya, lagi dan lagi.
"Makanan lo?"
"Makan aja Nat, udah gue bayar semua tadi" dan setelahnya New benar-benar pergi, setengah berlari bahkan beberapa menabrak orang lain.
---
Sesampainya di apartment New segera naik ke lantai tempat tinggal nya, jemari New tergenggam erat menahan kesal sembari kaki nya mengetuk lantai lift kesal.
Ting
New segera melepaskan pandangannya ke segala arah dan menemukan Tawan terduduk di depan apartment nya. Dengan cepat New mendekat dan langsung berdiri di depan Tawan.
"Lo gak bisa dibilangin banget sih Tawan. Kenapa sih ngeyel banget!" ucap New kesal, Tawan segera berdiri dan tersenyum kecil melihat New geram dengan nya.
"Kita hampir dua bulan nggak ketemu dan itu kata-kata sambutan kamu buat saya?" tanya Tawan yang seperti sedang menggoda suami nya itu. New mendengus, semakin kesal.
"Minggir, gue mau masuk!" dan Tawan segera bergeser membiarkan New memasukan passcode apartment nya dan ikut masuk segera setelah New membuka pintu.
"Eh! Lo ngapain bawa koper lo masuk? taruh luar, gue kan udah bilang lo stay aja dirumah temen lo itu-.." ucap New menahan Tawan di depan pintu.
"Tapi kan kamu yang tadi nyuruh saya kesini"
"Maksud gue nggak gitu Tawan, astaga! Gue nyuruh lo kesini supaya lo nggak nongol di kampus gue. Bukannya ngasih izin lo numpang disini"
"Numpang? Kita udah nikah loh New, masa suami kamu ini dibilang numpang sih?" Tanya Tawan yang sepertinya kembali menggoda New, astaga lelaki itu rindu juga dengan sikap mudah emosi nya New.
"ARGH! Tau lah, bodo amat! ngomong sama lo gak ada kelar nya, gue capek!" dan Akhirnya New berlalu, meninggalkan Tawan yang menarik koper nya dari depan pintu. "Jangan lupa ditutup!" Ucap New lagi, setengah berteriak dari dalam kamar mandi.
Tawan yang mendengar itu justru terkekeh kecil sembari melakukan perintah suami nya.
Lucu banget sih, batin Tawan. Entah mengapa sejak dirinya mendapat nomor New dari mertua nya dan rutin menelepon lelaki yang lebih muda dari nya itu Tawan menemukan fakta bahwa hanya dengan mendengar dan bertukar pesan dengan New saja ia terlihat sangat lucu dan imut di mata Tawan, walau nyatanya sampai sekarang New tetap judes saat mengangkat panggilan dari Tawan.
#Tawanmulaibucin
To be Continued.
Vote dan komen diatas part sebelumnya ya.. komen juga yaaa😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us
FanfictionKita cuma dua orang asing yang terjebak pernikahan konyol -New Thitipoom Saya suami kamu, saya berhak mengatur rumah tangga kita -Tay Tawan Gila, Tawan itu idaman banget ya New. Gue pengen deketin dia -Lee Thanat