3. Suddenly...

813 100 20
                                    

Semua orang, akan merasakan shock pada waktunya. - New Thitipoom, 2021.

---

Sungguh, saat itu rasanya New ingin berteriak menolak. Saat itu rasanya ia ingin kembali ke dapur, memakan sisa ice cream nya dan mengurung diri di kamar. Saat itu harusnya ia memilih kabur dan kembali ke Jakarta tanpa sepatah kata pun.

Saat itu, iya lebih tepat nya dua hari yang lalu.

"Sh*t" umpat New lagi dan lagi, sesekali ia menendang kasar tempat tidur nya dan sesaat kemudian kembali meringkuk di atas tempat tidur.

"Gue harus apa an*ing?!" Umpat New lagi dan lagi.

Ceklek

Suara di pintu membuat New langsung terkesiap dan berpura-pura tertidur.

"Nak, ayo makan dulu" ucap suara yang jelas dikenal New, ibu nya.

"Mau sampe kapan kamu kayak gini toh New?"

"Kamu abis ini bakal nikah loh, jangan kayak anak kecil gini.." tambah ibu New yang kini duduk tepat di pinggir tempat tidur dan membelakangi New.

New bergeming, ia tak ingin berbicara dengan siapapun saat ini.

Benar, sudah dua hari ini New mogok bicara, atau lebih tepat nya mengabaikan dunia. Mengabaikan ayah, ibu dan jangan lupakan Tawan. Semua diabaikan New setelah ia mau tak mau harus menerima perjodohan konyol itu.

---

Dua hari lalu,

"...Jadi begitu nak New, tujuan perjodohan ini murni untuk memenuhi keinginan nenek Tawan yang kini masih terbaring lemah di rumah sak-.."

"Dan lagi, Nenek sangat sayang kamu New, kamu apa tega buat nenek drop lagi kalo sampai nenek dengar kamu menolak cucu nya?" Ucap Ayah New menyela penjelasan Ayah Tawan.

New seketika terdiam, teringat wajah Nenek yang dulu pernah menolongnya saat New kekurangan darah karena kecelakaan sewaktu kecil membuat New mau tak mau mengangguk kecil pada akhirnya.

New yang awalnya tertunduk sembari mengangguk kecil itu mendadak terdorong saat sang ibu memeluknya.

"Mama tau, kamu nggak akan ngecewain mama" ucap ibu New tepat ditelinga New yang seketika tersenyum kecut.

New jelas tak mampu menolak mengingat kebaikan nenek saat itu, namun dengan tindakan mogok bicara nya ini New memperjelas sikap tidak terima nya.

---

"Nak, mama tau kamu dengar mama. Mama mohon New, mama juga nggak bisa apa-apa, nenek nak Tawan sangat berjasa untuk kehidupan mu nak, mama nggak bisa menolak" jelas ibu New sekali lagi, jujur New sudah mendengar nya lebih dari lima kali karena sang ibu akan mengatakan hal yang sama setiap membawa makanan ke kamar New dan New mulai bosan.

Dengan kasar New membalik badannya dan mulai berbicara, "Mau sampe kapan mama ngomongin hal itu? New tau New utang nyawa ke nenek nya Tawan, tapi New nggak bisa ma. New bukan orang yang segampang itu nerima perjodohan ini. Lagian juga apa nggak ada cara lain? Apa gitu kek, selain menikah ma. Apa kita ganti aja semua biaya pengobatan nenek? Biar New nggak harus nikah sama si Taw-..."

"Nggak bisa New!" New tersentak saat sang ayah muncul dibalik pintu yang memang masih terbuka.

"Kamu harus tetap menerima perjodohan ini" ucap sang ayah mutlak, membuat New membalik badannya lagi dan memunggungi sang ayah dan ibu nya.

New benci, sungguh. Satu lagi hal yang tidak bisa ditolaknya selain perjodohan konyol ini ialah perintah mutlak sang ayah. New sangat menghormati semua perintah ayah nya.

Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang