-Min Suk POV-
“SURPRISEEE!!!!!”
“Kwangie hyung??” tanyaku saat aku melihat siapa yangmenarik tanganku. “hehehe, hallo adik kecilku. Apa kabarmu? Kamu beneran pindah kesini ya? Wahh... akhirnya aku bisa punya temancurhat lagi. Dan kamu di kelas berapa? Besok kita berangkat sekolah bareng gimana? Oh ya–?”
“Kwangie hyung, kamu kenapa?” aku langsung memotong semua perkataannya saat melihatnya yang tiba-tiba berubah jadi cerewet. “hehehe aku hanya sedikit pusing Minsuk” jawabnya dengan muka yang tidak bisa kuartikan.
“hyung gimana kalau kita pergi jalan-jalan aja? Kan sudah lama gak ketemu hyung. Dan juga mungkin hyung mau cerita sama aku, seperi apa sekolah ini” aku tersenyum padanya. Entah kenapa sewaktu aku melihat ekspresinya tadi, aku merasa seperti Kwang Soo hyung banyak masalah. Kwang Soo hyung itu, saudara sepupuku. Dan dia sudah kuanggap seperti hyungku sendiri, karna dia selalu bersamaku sejak aku kecil. Bahkan dia juga yang menjagaku saat aku di jahili teman-temanku.
Tetapi sepertinya Kwang Soo hyung yang sekarang berbeda dari terakhir kali aku beremu dengannya. Padahal jika difikirkan kembali, dia bukanlah tipe orang yang mudah berubah. Dia tipe orang yang selalu pada pendiriannya. Walaupun hyung itu orang easygoing, dia tidak mudah terpengaruh dengan orang lain. Tidak seperti denganku.
Sedikit saja aku salah bergaul, mungkin aku sudah masuk ke lubang yang salah. Dan maka dari itu aku selalu saja lebih menyibukkan diri dengan piano. Aku telah bisa bermain piano dari kecil.
Itu berawal mula dari ibuku yang hampir setiap harinya bermain piano dirumah. Ya, dirumahku ada sebuah piano. Bisa dibilang ibuku itu seperti musisi. Ayahku saja pernah bercerita denganku, bahwa pertama kali dia melihat ibuku di acara perlombaan piano. Saat itu ayahku datang untuk memberi dukungan kepada sahabatnya. Tapi, saat itu juga ayahku bertemu dengan ibuku.
Cinta mereka sungguh romantis, aku terkadang iri melihat mereka berdua. Tapi disisi lain, aku beruntung bisa menjadi anak mereka. Dan aku juga beruntung bisa bermain piano, karena berkat piano aku bisa bertemu dengan Louis sunbae.
Tidak tidak!! Apa yang aku fikirkan? kenapa aku harus beruntung beremu dengannya? Dia tidak memberikan keuntungan kepadaku, jadi kenapa aku harus beruntung.
Kau bodoh Min Suk!!! Benar-benar bodoh. Tapi jika difikirkan lagi, wajahnya itu tidak asing. Apa mungkin aku pernah melihatnya disuatu tempat ya? Atau aku salah mengira orang? Tapi benar kok, jika aku pernah melihatnya sebelumnya. Tapi dimana l? Dan kapan juga aku melihatnya?
-Kwang Soo POV-
Apakah aku salah menyayanginya?
Atau, apakah aku tidak pantas untuk dicintai?
Kenapa? apakah dosaku dimasa lalu tidak termaafkan?
Andai saja aku bisa menjadi seperti Minsuk. Aku bahkan tidak pernah melihatnya memasang wajah sedih atau bahkan menangis. Dia selalu tersenyum dan tertawa. Bahkan saat itupun dia juga masih tersenyum dan mengatakan dia baik-baik saja.
"Hyung? Gwenchana?"
"Eoh? Haha iya aku baik-baik saja Sukkie-ah" aku mengusap rambutnya dengan halus.
"Ck hyung berhenti memperlakukanku seperti anak kecil!!" dia menepis tanganku sambil menggembungkan pipinya.
"Kkk arraso~. Jadi bagaimana kabar keluargamu Sukkie? Apa mereka baik-baik saja dan si kembar masih suka menjahilimu kah?"
"Hm, eomma appa baik. Dan sih duo alien itu tambah usil. Aku harus terus-terusan di jahili olehnya. Arghh kenapa aku harus punya adik seperti mereka hyung??!" dia menundukkan kepala sambil mengacak-acakan rambutnya.
"hahaha tapi mereka juga kan yang membuat suasana rumah jadi ramai"
"Iya sih hyung tapi kan aku yang harus terkena imbasnya. Oh ya hyung, apa kau sekarang sudah punya yeojachingu?"
"Pacar? Hehehe belum ada" aku menggaruk tengkukku menghilangkan rasa canggung pada diriku sendiri.
"Jinjayo? Tapi biar begitu, ada yang hyung taksir kan?" Min Suk berdiri didepan ku sambil memasang senyumnya yang manis.
"Ya bisa dibilang ada lah" aku tersenyum kecut.
"Wah jinjja? Nugu hyung? Dia cantik? Pintar? Baik? Atau dia satu sekolah sama kita hyung?"
"Dia satu sekolah dengan kita, dia juga baik, pintar, unik dan sedikit galak mungkin." aku tersenyum membayangkan wajahnya.
Dia juga melebihi dari sempurna. Tapi sayangnya dia hanya menganggap ku sebagai sahabatnya. Andai saja lelaki yang dia sukai itu aku, mungkin aku akan menjadi laki-laki paling bahagia didunia ini.
"Wahh... Terus hyung sudah menyatakan perasaan padanya belum?"
"Kurasa dia tidak menyukaiku Sukkie."
"Eh?? Kenapa bisa? Hyung kan orang yang baik dan tampan juga
Kenapa dia bisa gak suka?" Min Suk mengetukkan jari didagunya.
"Mencintai atau menyukai seseorang tidak semudah itu Sukkie" aku mecubit pipinya.
Min Suk benar-benar polos. Bahkan dia berfikir menyukai seseorang itu hanya dari baik dan tampannya saja. Dasar anak kecil. Jika saja dia bukan keluargalu, munglin aku sudah menjadikannya kekasihku.
Saat pertama kali aku bertemu dengannha, jujur saja aku sangat kaget. Bagaimana tidak, dia terlihat begitu manis, bahkan perempuan pun tidak ada yang semanis dan seimut dirinya. Tapi sayangnya, dia adalah adik sepupuku. Walaupun mungkin saja aku berpacaran dengannya. Tapi karena dia sudah aku anggap sebagai adikku, jadi hal itu tidak akan mungkin.
"Lalu bagaimana denganmu, apa kamu menyukai suasana sekolah barumu?"
"Hah? E-eh iya begitulah hyung. Haha-ha..." dia memalingkan mukanya. Tapi aku bisa melihat ada semburat merah dipipinya.
Mungkinkah ada ia sukai? Tidak biasanya Sukkie jadi gugup seperti ini. Tapi yasudahlah nanti dia juga akan bercerita padaku.
Sekarang sudah jam 03.00 PM. Kira-kira kau sedang apa ya? Apa kau memikirkanku disana? Tentu saja tidak bukan. Mungkin aku memang harus membuang perasaan ini. Tapi apa aku bisa? Aku sudah terlalu dalam jatuh hati padanya.
-Louis's P.o.V-
Hari yang penuh dengan kejutan. Dan entah kenapa aku merasa sesuatu ada yang berubah dihari ini. Tapi aku sama sekali tidak tahu apa itu.
Aku terus berjalan menyusuri koridor sekolah, ditelingaku terdengar lantunan musik yang aku sukai. Aku terus berjalan hingga suatu pemandangan membuatku berhenti. Aku melihatnya lagi, namja manis itu. Sedang apa dia? Apa dia menabrak seseorang atau dia yang ditabrak? Lihatlah ekspresinya benar-benar konyol.
Aku bersandar didinding sambil terus memperhatikannya dari jauh. Ada apa denganku ini? Kenapa aku tiba-tiba penasaran terhadap dirinya. Padahal jika dilihat dia sama saja dengan lelaki lainnya. Apa yang terdapat di dalam dirinya sehingga aku bisa seperti ini?
"Hahhh…" aku menghela nafas sambil memperhatikan dinding didepanku. Apa mungkin ini yang dinamakan cinta? Apa aku mencintainya? Atau hanya sekedar menyukai?
Louis kenapa kamu bisa sebodoh ini. Kamu bahkan tidak bisa membedakan antara mencintai dan menyukai seseorang.
Aku membalikkan badanku bermaksid untuk melihat atau mungkin menegurnya. Tapi, sayangnya aku tidak melihatnya. Apa dia sudah pulang? Cepat sekali perginya. Yasudahlah mungkin hari ini aku cuma bisa mengetahui namanya. Han Min Suk. Nama yang indah.
Sampai bertemu besok Min Suk!!
Aku tak sabar menunggu hari esok.
****
Maaf lama updatenya ; o ;
Dan maaf juga kalo pendek ; o ;Jangan lupa Vote+Comment nya~~ ^•^
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Hurts {BoyxBoy-LGBT}
Non-FictionAku mendengar suara dentingan piano dari ruang musik. Merdu! itu yang kufikirkan. Saat aku melihat siapa yang memainkan piano tersebut, aku terpeson amelihat mata hitam lekat miliknya. Dia bahkan lebih indah dari sebuah lukisan, dan bahkan lebih se...