A/N : Hai-hai Nure balik lagi~ Tapi kali ini bawa fotonya cowok imut *-* Itu dimultimedia gambarnya sih Donghyuk ^^
Hehe yasudah langsung aja ini ceritanya, enjoy ya ^•^
.
.
.
.
.
Seorang laki-laki dengan pakaian santainya-kaus oblong putih yang dilapisi mantel kesayangannya- sedang duduk bersantai di sebuah cafe langganannya menikmati hari liburnya.
Ia menyesap coffelatte pesanannya yang sedari tadi menemanonya, baginya ini hari yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Menangkupkan tangan didagunya, ia mengalihkan pemandangan keluar jendela. Diluar sana bunga-bunga mulai bangun dari tidur panjangnya dan siap menemani indahnya musim semi ini.
"Ehem... Bolehkah saya duduk disini?" seorang pemuda berbicara tepat didepannya sambil membawa nampan pesanannya.
"Tidak, cari saja bangku yang lain" ia menolak permintaan pemuda tersebut tanpa menoleh ataupun melirik.
"Tapi bangku disini sudah penuh, kecuali tempatmu" pemuda tasi masih mencoba untuk bisa duduk di samping laki-laki yang ia anggap menarik.
Ia masih bergeming untuk melihat pemuda tersebut. Ia benar-benar tak ingin diganggu. Padahal dia sudah mati-matian menghindari Kwangsoo tapi kini ada pemuda lain yang mencoba mengganggu waktu indahnya.
Kreek.
Terdengar bunyi kursi yang ditarik, tepatnya kursi didepannya.
"Aku kan sudah- KWANGSOO?? Sedang apa kau disini?" ia menoleh untuk melihat siapa pemuda itu.
Pemuda yang dipanggil Kwangsoo hanya mengedikkan bahunya acuh dan mulai memakan pesanannya.
"Aku tanya kau sedang apa disini?!" ia menendang lutut kaki Kwangsoo dari bawah. Sang pemilik kaki hanya menahan rasa sakit dan jeritannua karena tak ingin mengundang berpasang mata yang akan melihatnya berkelahi.
"Aku sedang makan Dongdong. Kau tak lihat?" Kwangsoo melihat kearah Donghyuk sambil tersenyum. Tentu saja itu membuat Donghyuk semakin jengkel.
-Donghyuk's P.o.V-
"Aku tahu kamu makan, maksudku kenapa kau bisa ada disini? Bukannya tadi kamu bilang akan pergi jalan-jalan" tanyaku masih dengan nada jengkel. Aku tak habis fikir, kenapa bisa dia ada disini? Apa dia mengikutiku. Tidak mungkin. Dia bukan tipe orang yang seperti itu.
"Memang, tadi aku pergi berjalan-jalan lalu tak sengaja melihat seorang laki-laki yang bisa dibilang menarik perhatianku"
Blush. Bisa kurasakan pipiku memerah. Entah kenapa aku merasa sedikit malu saat dia mengucapkan seperti itu.
"Terserah" aku berusaha menyembunyikan wajahku yang memerah.
"Mukamu memerah Dong. Kamu demam?" dia mencondongkan badannya kearahku dan meletakkan tangannya dipipiku. Dengan cepat aku menepis tangannya.
"Bodoh. Mana mungkin aku sakit." aku meninggalkan beberapa uang di meja dan berdiri meninggalkannya. Aku berusaha menghindarinya tapi dia yang terus saja bisa menemukanku dimanapun. Sebenarnya dia itu apa. Manusia, iblis, malaikat, atau mungkin makhluk astral lainnya. Aku bergidik ngeri membayangkan wujud asli Kwangsoo. Menakutkan. Dia manusia saja sudah menakutkan apalagi bukan manusia.
"Kenapa meninggalkanku?" muncul suara tiba-tiba disampingku.
"HYAA!!" aku refleks memukul orang yang disampingku. Aku kaget bukan main, setelah membayangkan hal aneh aku dikagetkan olehnya-Kwangsoo-.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Hurts {BoyxBoy-LGBT}
Non-FictionAku mendengar suara dentingan piano dari ruang musik. Merdu! itu yang kufikirkan. Saat aku melihat siapa yang memainkan piano tersebut, aku terpeson amelihat mata hitam lekat miliknya. Dia bahkan lebih indah dari sebuah lukisan, dan bahkan lebih se...