Seorang laki-laki tengah sibuk dengan pulpen dan beberapa buku tebal dimejanya. Sedangkan pria lain tengah sibuk memperhatikan laki-laki itu dengan seksama.
Laki-laki yang tadi sibuk dengan bukunya kini beranjak pergi menuju salah satu rak yang berisi deretan buku matematika. Ia mulai sibuk mencari buku yang ia perlukan, dan saat ia menemukan buku tersebut berada di rak paling atas. Untuk menjangkaunya ia menjinjitkan kaki dan terus mencoba menggambil. Tapi nihil tinggi badannya tak mencapai ke rak teratas itu.
Sedangkan laki-laki yang tengah memperhatikkannya hanya tertawa melihat tingkah lucunya. "Minta tolonglah padaku Dongdong" ucapnya sambil menompang dagunya dan tersenyum jahil.
Laki-laki yang dipanggil Dongdong tersebut hanya memasang wajah flat dan terus mencoba meraih buku tersebut. "Tidak akan!" ucapnya.
"Kau tak akan bisa menggambilnya. Ucapakan saja 'Tolonglah ambil buku itu Kwangsoo-ah' dengan manis dan imut" ucap laki-laki yang bernama Kwangsoo.
"Tsk!" decak Donghyuk. Ia masih tak memperdulikan Kwangsoo yang terus saja memperhatikkannya. Dalam hati ia merasa sangat kesal dan merutuki dirinya yang tidak pernah lebih tinggi dibanding Kwangsoo.
Kini bahkan ia melompat-lompat untuk mengambil buku yang ia butuhkan. "Hati-hati kau akan jatuh Donghyuk." ucap Kwangsoo mengingatkan.
Sebenarnya ia ingin sekali membantu mengambilkannya, tapi ia juga ingin untuk sekali saja laki-laki itu mengatakan tolong padanya.
"Ugh sial" gerutu Donghyuk. Dan setelah itu melompat dengan tinggi dengan sekali gerakan ia berhasil mengambil bukunya. Tapi itu tak berlangsung lama karena tiba-tiba saja—
"WAAA— Kwangsoo kau?!" ucap Donghyuk terkejut dan sedikit khawatir dengan keadaannya.
Bagaimana tidak? Karena lompatannya tadi, rak buku itu tiba-tiba saja jatuh dan akan menimpa Donghyuk. Tapi sebelum itu terjadi layaknya burung yang memiliki sayap, Kwangsoo menahannya. Dengan posisi ia diatas Donghyuk dan menahan beban buku yang mulai berjatuhan dikepala dan badannya.
"Aku sudah bilang bukan. Nanti kau akan terjatuh." ucap Kwangsoo tenang dan tersenyum.
"Tunggu sebntar aku akan meminta bantuan!!" ucap Donghyuk cepat dan segera bangun untuk mencari bantuan.
.
.
.
.
[[Kwangsoo POV]]
"Apa itu sakit? Kukira sakit. Bodoh! Kenapa kau malah menolongku disaat seperti itu!?" Donghyuk mengomeliku setelah ia mengantarkan ku ke UKS.
Aku hanya terkekeh pelan dan menahan sakit dipunggung. Kukira punggungku patah tapi tidak, hanya sedikit ya mungkin terkilir. Tapi itu justru menguntungkanku, Donghyuk tak hentinya dari tadi mengomeliku. Kufikir dia cukup perhatian.
Andaikan ia perhatian kepadaku dengan posisi aku sebagai kekasihnya. Itu pasti menyenangkan. "Kau jadi gila Kwangsoo?" tanya Donghyuk membuyarkan lamunanku.
"Hah?"
"Kufikir efek dari kejadian tadi otakmu sedikit bergeser" ucapnya.
Otakku bergeser? Bagaimana bisa -_- jelas-jelas hanya punggungku yang terkilir. Aku mencubit pipinya gemas dan dia hanya merintih kesakitan sambil mengomel.
"Aku baik-baik saja Princess. Jadi tidak perlu mendoakan otakku geser" ucapku gemas.
"Wepas bogoh" (Lepas Bodoh) omelnya sambil mencubit perutku.
Aku melepaskan cubitan dipipinya. Dan melihat kearahnya dengan intens, seketika itu juga aku teringat tentang sesuatu. "Oh iya Donghyuk-ah kau pernah bilang sedang bekerja paruh waktu bukan?" tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Hurts {BoyxBoy-LGBT}
Non-FictionAku mendengar suara dentingan piano dari ruang musik. Merdu! itu yang kufikirkan. Saat aku melihat siapa yang memainkan piano tersebut, aku terpeson amelihat mata hitam lekat miliknya. Dia bahkan lebih indah dari sebuah lukisan, dan bahkan lebih se...