-Louis's P.o.V-
Jujur saja saat aku mulai mengenal tentang dirinya, semuanya terasa berbeda. Aku yang setiap hari bisa dibilang malas untuk berangkat sekolah, mulai bersemangat. Itu semua tentunya karena dia.
Hari ini aku sudah memutuskan untuk mengajaknya sekedar mengobrol, aku bermaksud untuk mendapatkan nomor hanphone atau emailnya. Semoga saja semua berjalan dengan lancar.
***
Aku melangkahkan kakiku keruang musik, bermaksud aku menemukannya disana. Tapi nihil aku sama sekali tidak melihat batang hidungnya. Mungkin dia sudah berada dikelasnya. Apa aku coba untuk mendatanginya saja? Tapi alasan apa aku bertemu dengannya? Apa iya aku harus bilang aku ingin melihat wajahnya. Itu tidak mungkin!
Aku mendengar bunyi bel sekolah. Saat ku lihat jam tangan, ternyata sudah menunjukkan pukul tujuh limabelas. Mungkin istirahat nanti aku biasa menemuinya fikirku.
Tapi masih tetap saja nihil, saat istirahat bahkan pulangan pun aku tidak melihatnya. Apa dia sakit? Kenapa aku tidak melihatnya sama sekali. Entahlahlah, mungkin aku tidak ditakdirlan untuk beremu dengannya hari ini.
****
"Aku pulang." aku melepas sepatuku dan memakai sandal rumah yang sudah disediakan.
"Selamat datang Loui." eomma berjalan kearahku dengan menggunakan apron bunganya.
Bahkan disaat umurnya sekarang ini, ia masih terlihat cantik. Terkadang aku membayangkan ingin mempunyai istri sepertinya. Dia perempuan yang sempurna menurutku.
"Eomma jangan pergi meninggalkan dapur saat memasak." aku memperingatkannya sambil berjalan menuju dapur untuk mengambil air putih.
"Iya iya. Eomma tau, eomma hanya ingin melihat wajahmu sayang. Dan ternyata mukanya sungguh diluar dugaan. Apa yang terjadi disekolah Ui?" ujarnya sambil berkacak pinggang dan memasang ekspresi seperti layaknya anak kecil.
"Eomma berhenti bersikap seperti anak kecil. Aku baik-baik saja, hanya saja aku sedikit kurang beruntung hari ini." aku meneguk air putih yang telah aku tuangkan.
"Kurang beruntung bagaimana?"
"Ya begitulah. Eomma masak apa hari ini?" aku memperhatikan meja makan yang sudah tertata rapi dengan makanan.
"Eomma masak makanan kesukaanmu Ui. Ada Sogogi Jeonggol dan Japchae. Ganti bajumu dan cuci tangan lalu makan bersama Rex." kulihat eomma menaruh apronnya dan mulai berjalan kearah ruang kerja Rex.
Aku melangkahkan kaki menuju kamar, menghempaskan badanku ditempat tidur dan memejamkan mata. Aku sama sekali tidak berniat untuk bangun lagi. Aku benar-benar lelah hari ini. Mungkin sebaiknya aku tidur beberapa jam.
***
"Lu, aku senang bisa mengenalmu selama beberapa bulan ini. Aku benar-benar bahagia, tapi maaf mungkin aku tidak bisa bersamamu selamanya. Hahaha Lu jangan pernah merasa bersalah padaku. Aku baik-baik saja, kau tau dengan adanya dirimu disampingku saat ini bisa menghilangkan rasa sakitku dan—"
"Berhenti berbicara yang tidak-tidak Hyuk, aku yakin kau akan sembuh dan bisa terus disampingku." aku menggenggam erat tangannya.
"Tidak Lu. Aku sudah tak tahan merasakan sakit ini. Aku mohon relakan aku pergi, kamu pasti akan mendapatkan penggatiku yang lebih baik. Aku yakin" kulihat dia tesenyum kearahku. Aku tak mungkin merelakannya pergi begitu saja. Aku tak ingin dia meninggalkanku sendiri disini.
Aku merasakan genggaman tangannya sedikit demi sedikit mulai terlepas dan aku juga bisa merasakan hembusan nafasnya di pundakku mulai menghilang. Tidak aku tidak ingin seperti ini.
"Kumohon jangan tinggalkan aku Minhyuk-ah. Aku mohon" air mataku jatuh begitu saja. Aku memeluk erat tubuhnya, berharap dia membalas pelukanku tapi tidak. Dia sama sekali tidak bergerak.
"Han Minhyuk jangan bercanda!! Buka matamu. Aku akan membawamu ke luar negeri untuk melakukan pengobatan, jadi kumohon Minhyuk-ah. Andwae!!! MINHYUUKK BUKA MATAMU!!!!"
Aku membuka mataku, memperhatikan sekeliling ruangan. Ini kamarku, jadi aku bermimpi itu lagi. Aku mengusap wajah dengan tanganku. Melangkahkan kaki menuju kamar mandi. Aku memutuskan untuk berendam menghilangkan semua stresku ini.
"Hahhh… Aku rindu padamu Hyukkie~ Kau baik-baik saja disana? Aku ingin sekali memelukmu sekarang."
Aku memejamkan mataku dan mulai tertidur kembali dalam keadaan masih berada di dalam bathup yang panuh dengan air sabun.
-Donghyuk's P.o.V-
"Akhirnya selesai juga" aku mengambil ponsel ku yang tergeletak dimeja belajarku. Seingatku tadi ada pesan masuk, tapi aku terlalu malas untuk membukanya tadi.
Aku mengutak-atik ponselku dan menemukan mms dari Kwang Soo. Aku membukanya, dan ternyata dia hanya mengirimkan fotonya yang sedang berpose dengan buku-buku tugas nya.
Tolong aku Dongdong, aku akan mati sebentar lagi, tulisnya dipesan itu. Dasar alien. Bagaimana dia bisa mati hanya karena mengerjakan tugas, dia itu bisanya hanya bermain game saja.
Aku membalas pesannya. Kerjaan tugasmu, besok aku tak akan memberimu contekkan, tulisku. Dan mengirimmnya.
Aku tersenyum simpul saat menuliskan pesan tersebut. Aku fikir dia hanya berteman denganku karena ingin memanfaatkanku, tapi tidak. Jarang sekali ada yang mau berteman dengan orang seperti ku ini.
Dia selalu ada disaat aku senang maupun sedih. Saat pertama kali aku kehilang appaku dia selalu ada disampingku, padahal aku tidak memberitahukannya tentang hal tersebut karena aku tahu saat itu dia akan ada wawancara untuk melamar pekerjaan tetapi dia datang kerumahku dengan mengenakan pakaian formalnya. Aku masih heran apa dia fikirkan sehingga melakukan hal konyol tersebut, dia memang makhluk alien.
Aku memgempaskan tubuhku kekasur dan memejamkan mata. Luois. Andai saja kau mudah digapai seperti Kwang Soo mungkin aku akan menjadi orang yang paling beruntung didunia ini. Aku lelah, mungkin lebih baik aku melupakan tentangnya dan mencoba untuk membuka hati untuk orang lain. Ya! Keputusan yang bagus Donghyuk, kau harus melupakannya.
Mulai besok aku akan memulai hidupku yang baru dengan melupakan semua tentangnya dan membuka hatiku untuk orang lain yang akan menerimaku. Tapi apa ada? Kurasa tak ada. Sudahlah, lebih baik aku tidur daripada besok aku harus bangub telat karena kesiangan.
><" Maaf-maaf baru update sekarang /.\
Juga, kalau seandainya ada typo mohon dimaklumi ya --"
Ceritanya ini masih terlalu abstrak dan aneh :'vJangan lupa like dan kasih saran kalian ya •-• ini cerita masih banyak kurangnya Dx
Arigatou~~~ °-°)/
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Hurts {BoyxBoy-LGBT}
Non-FictionAku mendengar suara dentingan piano dari ruang musik. Merdu! itu yang kufikirkan. Saat aku melihat siapa yang memainkan piano tersebut, aku terpeson amelihat mata hitam lekat miliknya. Dia bahkan lebih indah dari sebuah lukisan, dan bahkan lebih se...