Menyelamatkan Sandera

1.8K 62 5
                                    

Seandainya hari ini Prilly tidak nebeng motor Ali, Ia akan pulang sendiri, sayangnya keadaan memaksa Ali untuk ikut pulang karena sekalipun kunci motor ada di tangan Prilly, Ia tetap tidak bisa pulang karena kakinya tidak menapak ketika mengendarai motor sport Ali.

"Gue akan jelasin apa yang terjadi kalau lo bisa nyampe rumah dalam waktu 5 menit, sekalian traktir lo makan atau terserah deh" Ucap Prilly untuk menjawab raut wajah Ali yang meminta penjelasan.

Tidak perlu banyak kata untuk dirangkai, Ali langsung melajukan motornya melewati gang - gang tikus agar menepati tantangan Prilly.

Wuuusssssss..

6 menit! Rekor tercepat Ali melajukan motornya mungkin karena sudah terbiasa Ali dapat meliuk - liukkan motornya dengan sangat lihai. Prilly yang panik langsung berlari ke dalam rumah.

Ketakutannya terkabulkan.

4 orang bertubuh kekar dengan jaket kulit hitamnya sedang berada di ruang tamu bersama Ayah dan Ibu.

"Tuan Putri sudah datang rupanya" Ucap salah satu dari mereka dengan seringai liciknya

'Gue harus bersikap gak menaruh curiga, mereka bukan orang kelas bawah dalam hal bertopeng' batin Prilly

"Iya nih. Bagaimana kalau kita bicara di tempat yang lebih nyaman? Cafe misalnya? Tanya Prilly hati - hati.

"Good Idea! Tapi kami perlu bicara mengenai kamu yang melanggar persyaratan untuk tidak ke sekolah, karena sebetulnya kami ingin menjemput kamu dan sekarang kami terlambat 30 menit!"

"Kalau begitu, apa yang bisa saya lakukan untuk mengganti keterlambatan itu? Mm, Li lo bawa masuk Ayah dan Ibu, ya. Cepetan" Ucap Prilly mulai memperlihatkan kepanikan.

"Penggantinya adalah ini" Dengan sigap 3 orang mengerikan itu mendekap Ayah, Ibu, dan Ali dengan kasarnya.

1 orang yang sedari tadi berbicara dengan Prilly menarik dagunya dengan kasar sampai terlihat akan lepas, ternyata wajahnya adalah silicon. Dan yang ada di depannya kini adalah, Pak Thomas! Pengedar senjata api illegal yang dijebloskan Prilly ke penjara dulu.

"Lepasin mereka! Gue janji akan lakukan apapun yang lo mau. Lo tau gue bukan pengingkar janji, kan?"

"Maaf, nona. Waktu pengorbanan diri sudah berakhir. Maksud dan tujuanku datang bukan untuk dirimu"

"Lantas?"

"Mereka dan penderitaanmu" Ucap Pak Thomas menunjuk Ayah, Ibu, dan Ali.

"HA HA HA. Penderitaan? Ingat, pak! Saya masih punya relasi dengan pihak kepolisian. Justru anda yang akan mendapat penderitaan. Untuk yang KEDUA KALINYA!!"

"Benarkah? Kalau begitu ada baiknya kita lihat yang satu ini dulu ya" Lelaki itu tiba - tiba menjentikkan jarinya, dan dengan anak buahnya yang masih mendekap Ayah, Ibu, dan Ali itu mengeluarkan pisau dari saku masing - masing.

"AAAAAAAAAA" Teriak Ayah dan Ibu karena pisau itu mulai menyayat kulitnya yang mulai keriput.

"STOP! Apa sebenarnya maumu?!" Teriak Prilly

"Kamu sudah merenggut kebahagiaanku dan menabur penderitaan di hidupku. Setelah kamu menjebakku, istri dan anakku mengetahuinya dan mereka memutuskan pergi dari hidupku karena malu mempunyai suami sekaligus ayah yang bekerja dengan cara haram! Padahal itu semua kulakukan demi mereka!" Jawab Thomas sambil menahan tangis

Ia menundukkan kepala sejenak untuk menghapus air matanya " Dan sekarang waktumu merasakannya" Lelaki itu kembali menjentikkan jarinya.

Anak buah yang mendekap Ali perlahan mnggerakkan tangannya menyayatkan pisau tajamnya ke lengan Ali membentuk huruf T diiringi teriakan kesakitan dari Ali.

Aku Dalam JeratWhere stories live. Discover now