7. Nuryanto's (1)

53 7 4
                                    

Sebelum baca alangkah baiknya untuk vote,

Part ini seneng2 doang ya wkwk

Jangan lupa ramein comment ya gais wkwk

"bego itu takdir bukan pilihan,"_Ganteng Gelesotan 2021

Pengumuman untuk seluruh siswa siswi SMA Tunas Bangsa harap sekarang juga menuju ke Halaman depan, sekali lagi untuk seluruh siswa siswi SMA Tunas Bangsa harap sekarang juga menuju ke Halaman depan terimakasih.

Semua siswa terlihat sangat malas untuk keluar kelas pagi ini, apel pagi? ah yang benar saja, pagi ini padahal sedang banyak kelas yang mendapat jadwal olahraga namun sayangnya kegiatan yang ditunggu-tunggu untuk apel mas/mbak crush itu harus tertunda hanya dikarenakan apel pagi yang diisi oleh pak kepala sekolah yang sering terdzolimi oleh murid muridnya yang akhlak less, memang kelakuan dzolim murid-murid pak Nuryanto ini sangat tak patut untuk dicontoh.

"Anak anak cepat jangan lelet ayo," ujar pak Budi yang sudah berkeliling ke seluruh penjuru sekolah sambil membawa benda pusaka yang paling dibenci anak-anak bandel, yaitu pegangan kemoceng yang sudah botak sebab terlalu sering dikibaskan kearah benda-benda yang ada disekitarnya untuk menggertak anak-anak bandel, sayang ya kemoceng nya lupa pakai shampo anti rambut rontok.

"Iya pak bentaar aja, pengen berak, ntar kebelet dilapangan ga lucu pak," ujar Niko yang pagi-pagi sudah berlangganan ke kamar mandi sekolahnya untuk mengeluarkan hajat.

"Jangan banyak alesan, kamu mau ini kemoceng melayang kepantat kamu?!," ujar pak Budi, yang kalimatnya hanya untuk ancaman semata, tak mungkin ia memukul anak muridnya yang katanya ingin berak menggunakan kemoceng, bisa-bisa anak murid paling menjengkelkan itu berak di celana.

"Suer pak suer, ini udah diujung" ujar Niko dengan tangan kanannya yang memegangi perut lalu tangan kirinya memegangi pantatnya.

Sukurnya pak Budi yang sudah mencium bau busuk diduga kentut Niko itu membiarkan Niko lari ke kamar mandi begitu saja.

"Kalian cepetan gausah nunggu temenmu itu selesai," ujar pak Budi ke tiga murid laki lakinya yang berdiri berjejer sambil memandang punggung Niko yang baru saja menghilang setelah berbelok kearah kamar mandi.

"Nggak pak mana mau saya nunggu dia, paling selesainya lusa," ujar Febian sambil mengencangkan ikatan dasinya.

"Berak apa nunggu chat dari doi tuh lama amat," timpal Bimo sambil berbisik agar pak Budi yang sudah terlihat berapi-api tak mendengar mereka.

"Ngga Bim dia lagi ngerakit Bom," ujar Geri juga sambil berbisik.

"Bom kok bacin," ujar Febian, dan habis sudah kesabaran Pak Budi, beliau mulai mengayunkan kemoceng keramatnya kearah pintu disebelah mereka, seketika mereka terpenjat ditempat.

"Dibilang cepat ke lapangan, lakok malah ngoceh," ujar Pak Budi dengan wajah yang merah berapi-api beliau terlihat sangat marah.

"Satu," mereka mulai menghitung sambil berbisik.

"Dua," hitungan nya diteruskan sambil menunggu Pak Budi selesai memarahi mereka

"Tiga,"

"Lari cepet!!," Mereka ber tiga segera meluncur ke lapangan dengan tergesa-gesa, sebelum kemoceng botak itu tak lagi melayang di pintu tapi di kaki mereka.

FEBIAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang